Wednesday, November 12, 2014

Peninggalan Belanda di Penaruban

Peninggalan Belanda di Penaruban
Desa Penaruban adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga. Desa ini memiliki luas wilayah 201,802 Ha yang secara administratif terbagi dalam  5 dusun, 11 RW dan 28 RT. Jumlah total penduduk Desa Penaruban adalah sebanyak 4.592 jiwa. Dengan jumlah KK di Desa Penaruban sebanyak 1.254 KK. Desa Penaruban juga memiliki batas administratif yang memisahkan desa ini dengan daerah lainnya. Di sebelah Utara desa ini berbatasan dengan Desa Kalikajar, di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sempor Lor, dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bancar, serta di sebelah Barat Desa Penaruban berbatasan dengan Kelurahan Wirasana.
Dilihat dari segi pemanfaatan lahan, sebagian besar tanah di Desa Penaruban berupa tanah kering seluas 111,270 Ha atau 58,22 % dari seluruh luas wilayah desa. Hal ini  mengakibatkan tanah di Desa Penaruban kurang cocok untuk di jadikan tanah pertanian. Oleh karena, banyak masyarakat di Desa Penaruban yang memanfaatkan tanah  kering tersebut untuk di jadikan kebun. Di dalam kebun tersebut biasanya masyarakat menanam berbagai jenis tanaman buah-buahan yang dapat menghasilkan uang untuk mereka. Tanaman tersebut di antaranya adalah pohon salak, pohon rambutan, pohon mangga, pohon dukuh, dan masih banyak lagi.
Walaupun sebagian besar  tanah di Desa Penaruban kurang cocok untuk pertanian, namun banyak juga masyarakat desa ini yang menggantungkan hidupnya dengan bertani. Ini dapat dibuktikan dengan masih luasnya areal persawahan di desa ini, yaitu sekitar 61,00 Ha. Sebagian petani di Desa Penaruban  bercocok tanam dengan menanam tanaman palawija. Itu di sebabkan karena lahan pertanian di Desa Penaruban adalah berupa tanah kering, sehingga sulit untuk menanam padi. Tanama Padi hanya dapat tumbuh dengan baik di daerah pertanian yang dekat dengan Sungai Klawing.
Selain bekerja sebagai petani dan berkebun masyarakat Desa Penaruban juga banyak yang menggantungkan hidupnya dengan bekerja sebagai pedagang, penambang pasir dan pembudidaya ikan. Bahkan perikanan di Desa Penaruban boleh di bilang yang terbaik di Kecamatan Kaligondang. Hasil perikanan dari desa ini adalah Ikan Gurameh, Ikan Lele, Ikan Mujair dan Ikan Patin.
Akses menuju desa Penaruban cukup mudah karena Desa Penaruban berada di jalan utama menuju ke Kecamatan Kaligondang. Hal ini juga secara tidak langsung memberi dampak positif terrhadap aktivitas perdagangan di Desa Penaruban. Infrastruktur jalan yang cukup baik semakin memudahkan menuju ke Desa Penaruban. Selain itu jarak yang relatif dekat dengan kecamatan juga semakin memudahkan dalam urusan pemerintahan di Desa Penaruban. Hal ini mengakibatkan roda perekonomian dan pemerintahan di Desa Penaruban dapat berjalan dengan lancar.
Ada hal yang menarik dari desa ini yang belum banyak di ketahui oleh masyarakat luas. Siapa yang menyangka bahwa di desa yang kecil ini terdapat sebuah bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang masih kokoh berdiri. Menurut penduduk setempat bangunan bersejarah tersebut adalah sebuah sumur, namun menurut saya pribadi bangunan tua ini lebih mirip dengan sebuah benteng. Itu karena bentuknya yang besar dan arsitektur bangunannya mirip dengan benteng yang dibangun Belanda di Pulau Nusakambangan (Benteng Pendem). Hanya saja bangunan ini terlalu kecil untuk dibilang bahwa bangunan tersebut adalah sebuah benteng, mungkin itulah yang menyebabkan masyarakat setempat percaya bahwa bangunan itu adalah sebuah sumur.
Terdapat hal yang unik dari bangunan ini, yaitu bangunan ini memiliki cekungan besar diatasnya. Cekungan ini saat hujan akan terisi penuh oleh air, sehingga bangunan ini juga dapat di jadikan sebagai tempat penampungan air. Bagian cekungan inilah mungkin yang di sebut masyarakat setempat sebagai sebuah sumur. Namun sangat disayangkan, bangunan bersejarah ini sekarang kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak semak-semak belukar yang tumbuh liar menutupi bagian bawah dari bangunan ini. Selain itu banyak juga coretan-coretan dari  tangan-tangan tidak bertanggung jawab  yang merusak keindahan bangunan peninggalan Belanda ini.
Demikan sekilas  cerita tentang keunikan Desa Penaruban. Semoga apa yang telah saya paparkan diatas dapat bermanfaat bagi saudara. Terlebih juga dapat menambah wawasan kita tentang berbagai peninggalan bangunan bersejarah yang belum kita ketahui, terimakasih.

Sumber Referensi :
http://welcometopenaruban.blogspot.co.id/2013/11/sekilas-tentang-desa-penaruban.html, 2 3 Oktober 2016.
Wawancara dengan Bapak Suheri, 24 Oktober 2016 (53 tahun)
Muhammad Khaerul Anam, XI IPS 1 16/17