Thursday, March 23, 2017

6 JAM UNTUK SELAMANYA: Refleksi Kisah SO 1 Maret 1949

Sumber
Semua hal besar didunia dimulai dari hal-hal kecil yang kadang dianggap sepele, namun hal sepele itu bisa menjadi sesuatu yang besar apabila kita mau memaknainya. Seperti kata orang bijak, apabila kita menghargai suatu hal kecil, maka sesuatu yang lebih besar akan mudah dicapai, begitupun apabila kita menganggap remeh hal kecil, maka hal-hal besar sekalipun akan dengan mudah terabaikan. Seperti contoh, jam tangan yang sering kita pakai ditangan, akan terlihat hanya pergerakan jarum jam. Terlihat sepele. Namun, apabila kita mengerti setiap detik waktu memiliki nilai-nilai yang tersimpan didalamnya, maka waktu akan terasa sangat berharga, dan tak jarang menjadi bagian sejarah hidup yang tak terlupakan.

Itu baru sejarah kecil didalam waktu kehidupan kita, bagaimana kalau hal-hal yang dianggap kecil itu, ternyata berdampak besar pada perjalanan sejarah bangsa kita? Bangsa yang menopang bumi kita berpijak, lautan yang memberikan segala kekayaan didalamnya, udara segar yang menemani hirupan nafas kita, belum lagi kekayaan kebhinekaan yang tak dimiliki oleh sembarang negara lainnya. Apakah semua anugerah Tuhan yang kita nikmati saat ini tanpa melalui sebuah proses perjuangan panjang? Jelas jawabanya, Tidak! Sejak diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia tak serta merta menjadi negara seperti yang kita tinggali saat ini. Berbagai cobaan dari dalam melambai seolah tak terelakan, belum lagi serangan dari penjajah luar yang sudah terlanjur nyaman hidup ratusan tahun menggurita di nusantara.

Seantero Indonesia pasti tahu yang dimaksud penjajah itu, Belanda! Negara yang secara historis mempunyai catatan tak menyenangkan dalam mewarnai lahirnya Indonesia, terutama pada akhir 1940-an. Disaat itu, Belanda sudah menganggap ‘mati’ negara yang baru lahir ini, disaat pemimpin politik Sukarno-Hatta ditawan tak berdaya, disaat itulah, militer Indonesia membuktikannya. Hanya butuh 6 jam bagi militer kita, untuk membuktikan kepada dunia, bahwa Indonesia masih berdiri tegak gagah perkasa. Persitiwa yang hanya sebentar, peristiwa yang dianggap sepele, namun berdampak sangat besar bagi ‘wajah’ Indonesia kedepannya. Peristiwa itu adalah Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949.

Sebuah sock terapy bagi Belanda sekaligus menjaga ‘nyawa’ proklamasi 45. Setelah peristiwa itu, dukungan dunia internasional mengalir deras, hingga puncaknya dilaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB). Meski untuk mencapai semua itu, Indonesia harus mengorbankan patriot-patriot terbaiknya demi tegaknya panji-panji NKRI. Seperti kobaran kata-kata semangat dari Panglima Besar Jenderal Soedirman, “bahwa kemerdekaan suatu bangsa, yang didirikan diatas timbunan reruntuhan ribuan jiwa dan harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga”. Iya, oleh siapapun juga, termasuk oleh Penjajah Belanda.

Namun, apakah generasi muda saat ini masih mengingat peristiwa 6 jam itu? Mampukan kita mengisi kemerdekaan yang didirikan dengan timbunan korban jiwa dan harta benda ini dengan semangat nasionalisme? Dan, pantaskah kita mendapat predikat "Generasi Emas" pada tahun 2045 esok? Pertanyaan yang masih mengusik hati dan menggugah nurani. Mari, kita refleksi diridengan belajar dari ‘kaca spion’.

Serangan Umum yang di Rancang Khusus
Serangan Oemoem (SO) yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949 ini tidak terjadi secara tiba-tiba dan tanpa rencana. Namun melalui proses yang panjang dan strategi yang matang. Peristiwa SO berawal dari Agresi Militer Belanda II[1] tanggal 19 Desember 1948 dibawah komando Jenderal Spoor. Belanda mengambil kesempatan ketika melihat kondisi Indonesia yang sedang berjuang tertatih-tatih diserang dari dalam (pembrontakan PKI di Madiun 1948), padahal disaat yang sama, wilayah Indonesia lebih sempit dari Perjanjian Linggarjati[2] dengan ditandatanganinya Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948[3]. Belanda melihat kesempatan itu untuk merencanakan Agresi Militernya yang ke-II.

Serangan pertama ini menargetkan objek-objek vital di Yogyakarta[4], seperti Bandara Maguwo dan Istana Kepresidenan. Tujuan utamanya tentu melenyapkan Pemerintahan Republik Indonesia dan menghancurkan TNI. Serangan Agresi Belanda ini membuahkan hasil dengan ditangkap dan diasingkannya para pemimpin Indonesia ke luar Jawa. Namun, sebelum ditangkap Presiden Sukarno sudah memberikan kewenangan kepada Syafruddin Prawiranegara untuk mendirikan Pemerintahan Darurat di Bukittinggu dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku Menteri Negara Koordinator Keamanan untuk mengambil alih kendali pemerintahan di ibukota negara, Yogyakarta.   

Setelah sukses melancarkan aksinya. Belanda dengan ke-PD-annya menganggap Indonesia sudah ‘musnah’, dan meminta pihak internasional tak menghiraukan Republik yang baru berdiri ini. Disisi lain, melihat kondisi politik yang semakin suram, Panglima Besar Jenderal Soedirman sudah memprediksi sikap Belanda ini dengan mengelurkan Perintah Siasat Nomor 1 tanggal 12 Juni 1948 untuk melakukan ‘Perang Gerilya Rakyat Semesta’. Sebuah perang gerilya total yang didukung oleh semua lapisan masyarakat dan memaksimalkan semua potensi yang ada di Indonesia.

Selama melakukan perang gerilya, Jenderal Soedirman tetap berhubungan dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk mengadakan sebuah siasat perang balasan terhadap Belanda, meski komunikasi saat itu masih menggunakan jasa kurir.[5] Untuk menindaklanjuti kesepakatan antara Jenderal Soedirman dan Sri Sultan, maka Letkol Soeharto selaku Komandan WK (Wehrkreise) III/Yogyakarta dari pihak militer, diundang ke Keraton Yogyakarta pada 13 Februari 1949 untuk bertemu Sri Sultan dan menyepakati sebuah serangan besar-besaran. Dengan hanya waktu dua minggu, Letkol Suharto merencanakan serangan umum yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949.

Sebelum serangan umum itu dilancarkan, dilakukan terlebih dahulu serangan-serangan penyesatan atau serangan tipuan terhadap Belanda. Penyerangan Pos-Pos diluar Yogyakarta dilakukan dengan baik, terutama di pos Bantar, pos Cebongan, Bantul dan Pucung. Tujuan penyerangan ini tentunya untuk mengikat kekuatan Belanda tersebut agar tidak memberikan bantuan kearah Yogyakarta, serta melindungi punggung satuan-satuan WK III pada saat melakukan SO 1 Maret 1949.[6] Selain itu, dengan keterbatasan alat komunikasi, kordinasi-kordinasi antar satuan-satuan dikuatkan melalui jasa kurir.

Tepat pada 1 Maret 1949, pasukan-pasukan yang sudah memasuki Yogyakarta malam sebelumnya sudah siap melancarkan gempuran besar-besaran. Akhirnya, tepat pukul 06.00, bertepatan dengan sirine tanda jam malam berakhir, pasukan-pasukan yang sudah bersembunyi serentak keluar. Letkol Suharto, selaku Komandan WK III dengan sandi ‘Janur Kuning’ menyerang Kota Yogyakarta dari empat penjuru mata angin. Dari arah Selatan, pasukan SWK (Sub-Wehkreise) 102 pimpinan Mayor Sardjono; arah Barat pasukan SWK 103A pimpinan Mayor H. N Soemoeal; arah Utara pasukan SWK 104 dipimpin oleh Mayor Soekasno; dan arah Timur pasukan SWK 105 dibawah pimpinan Mayor Soedjono.[7] Serangan dari penjuru ini masih disuplai dengan bantuan-bantuan militer dari Bataliyon dan Kompi-Kompi yang dikendalikan oleh SWK-SWK diatasnya.

Praktis, dalam waktu yang relatif singkat, kekuatan militer Indonesia berhasil menguasai setiap sudut-sudut kota Yogyakarta. Rakyat menyambut kemenangan ini dengan mengibarkan bendera Merah Putih dan turun kejalan untuk menyambut para pasukan gerilya yang baru saja meneklukan kepongahan Belanda. Dengan segala kerjasama dari berbagai komponen militer dibawah komando Letkol Suharto, pasukan gerilya bisa mengalahkan Belanda meski dalam kondisi senjata yang serba terbatas. Bahkan menurut Pierre Heijboer, “ketika bangsa Indonesia benar-benar melancarkan serangannnya pada tanggal 1 Maret 1949, bagi pasukan Belanda serangan itu sungguh sangat mengejutkan”.[8]

Iya, memang sangat mengejutkan. Termasuk dampak yang diberikan, pastinya sangat mengejutkan dan bahkan memalukan wajah Belanda didunia internasional. Secara psikologis, kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan TNI dapat bangkit lagi, serta berkobarnya kekuatan mental para pejuang yang telah merosot terutama setelah ditangkapnya para pemimpin politik, seperti Sukarno, Hatta dan Sjahrir. Dampak yang lebih mengejutkan lagi adalah nilai tawar Indonesia diarena diplomasi. Nilai tawar ini bisa dilihat dari Perjanjian Roem- Roijen, satu bulan semenjak SO itu dilancarkan. Perjanjian ini diinisiatifi UNCI pada tanggal 14 April 1949 di Jakarta antara Dr. J.H Van Roijen (Delegasi Belanda) dengan Mr. Mohamad Roem (Delegasi Indonesia), dengan Amerika sebagai pimpinan pertemuan.[9]

Dengan ditandatanganinya Perjanjian Roem-Roijen ini, konfrontasi senjata antara Belanda dan Indonesia dihentikan, Belanda juga akan menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia secara utuh, serta  Belanda dipaksa untuk duduk dalam meja perundingan lagi di Konferensi Meja Bundar (KMB) pada akhir tahun 1949. Sebuah konfrensi yang benar-benar memberikan kemerdekaan sepenuhnya dikemudian hari. Selain itu, para pemimpin Indonesia kembali dari pengasingannya, termasuk kembalinya pasukan Panglima Besar Jenderal Soedirman yang telah melakukan ‘Gerilya Semesta’ dengan jarak lebih dari 1000 km meski dengan kondisi sakit. Beliau kembali dengan didampingi sang Komando WK III, Letkol Soeharto yang telah merebut Yogyakarta meski ‘hanya’ menguasainya selama 6 jam.

Spirit Nasionalisme dengan ‘Kaca Spoin’
Peristiwa Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949 yang sudah terjadi 68 tahun yang lalu saat ini mulai memudar spirit perjuangannya. Terutama kami[10], sebagai generasi muda saat ini lebih terlena dengan pola hidup hedonis yang tak menghargai semangat nasionalisme para pejuang. Contoh kecilnya adalah ketika dilaksanakannya upacara bendera, masih banyak dari kita yang berbicara sendiri dan tak memaknai upacara tersebut. Padahal, upacara merupakan wadah untuk mengingatkan dan mengharai para pahlawan dalam mempertahankan bendera Sang Saka Merah Putih berkibar diangkasa. Ditambah lagi jarangnya generasi muda yang hafal lagu-lagu nasionalisme, mereka lebih hafal dengan lirik lagu-lagu K-Pop Korea, yang artinya pun kadang tak tahu.

Saya tak bisa membayangkan bagaimana reaksi para pejuang kemerdekaan apabila melihat kondisi generasi muda saat ini. Malu rasanya, apabila kita sebagai penentu masa depan bangsa ini tak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah, terutama peristiwa SO 1 Maret ini. Untuk membangkitkan rasa nasionalisme, maka terlebih dahulu harus mengerti akan sejarah bangsanya sendiri. Apabila kita tak mampu membangkitkan semangat sadar sejarah, maka mustahil semangat nasionalisme dapat tumbuh dikalangan generasi muda.[11] Dengan kata lain, lewat kisah-kisah heroik para pejuang kemerdekaan ini, nilai-nilai nasionalisme bisa merasuk kepada benak sanubari generasi muda. Karena apabila rasa nasionalisme ini sudah tersisih dari sanubari, maka tinggal menunggu ‘kematian’ bangsa tercinta kita ini. Naudzubillahi min dzalik.

Terkadang masih banyak yang menyepelekan pelajaran sejarah, bahkan ada pameo, ‘mempelajari sejarah sama saja tidak bisa move on’. Sebuah candaan sepele yang mengandung potensi bahaya, karena menurut Bung Karno, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa-jasa para pahlawannya”. Sesuatu yang mustahil apabila kita mau menghargai pahlawan tanpa mengetahui sejarahnya terlebih dahulu. Ibarat kendaraan bermotor, ada sebuah benda kecil namun mempunyai manfaat yang sangat besar, barang itu bernama spion. Apabila kita berkendara tanpa spion, maka akan sangat membahayakan nyawa kita. Jadi, supaya dalam berkendara kita sampai ketujuan dangan selamat, maka lihatlah sesekali kekaca spion ketika mau belok kekiri atau kekanan, namun fokus kita tetap menuju tujuan kedepan.[12]

Itulah sejarah, terutama peristiwa SO 1 Maret yang membuka mata dunia meski hanya merebut dan mempertahankan Yogyakarta hanya 6 jam saja. Andai tak ada kobaran keberanian melawan kepongahan Belanda saat itu, mungkin tak akan ada Republik Indonesia saat ini. Dengan keberanian meski hanya bermodal senjata yang serba terbatas, Bangsa yang baru berdiri ini berani menantang tank-tank dan peralatan tempur serba canggih. Mereka tak mengenal takut kehilangan nyawa, apalagi harta benda, yang terpenting adalah harkat martabat bangsa terjaga dan tak rela apabila kehormatan bangsa diinjak-injak oleh Belanda.

Generasi muda harus optimis dalam memikul tanggung jawab ‘Generasi Emas’, karena dalam kata ‘generasi muda’ tersimpan potensi, semangat dan mimpi Indonesia kedepannya. Generasi saat inilah, yang akan menjadi pemimpin 2045 yang akan datang, disaat 100 tahun Indonesia berdiri dengan gagah perkasa. Namun, untuk menjadi Generasi Emas 2045 tidaklah mudah, butuh semangat nasionalisme dan jiwa patriotisme yang tinggi. Dengan tetap optimis, harapan Generasi Emas masih terbuka lebar. Dengan keyakinan dan tekad yang kuat, maka tak diragukan lagi bahwa generasi saat ini akan menjadi agen perubahan Indonesia menjadi negara yang sejajar dengan negara-negara maju lainnya.

Dengan belajar dari SO 1 Maret ini, kita belajar akan pentingya sebuah waktu, meski hanya 6 jam, namun berefek untuk selamanya. Dengan menyandang predikat ‘generasi emas’, selayaknya kita juga memantaskan diri untuk menjadi generasi emas yang sesungguhnya, bukan hanya label yang menempel dalam tanggal lahir saja. Tentunya, dengan belajar dari sejarah, karena menurut kata-kata bijak orang Yunani bahwa sejarah adalah guru kehidupan (Historia Vitae Magistra). Dari kata-kata ini, yang terpenting bukan hanya ‘bagaimana belajar sejarah’, tetapi ‘bagaimana belajar dari sejarah’. Kita belajar dari peristiwa sejarah SO 1 Maret 1949, untuk mengambil hikmah dan pelajaran demi menjalani hari ini, dan menjemput masa depan yang gemilang.

Daftar Refereni:
Aboe Bakar Loebis. 1995. Kilas Balik Revolusi: kenangan, Pelaku dan Saksi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Adrian Vickers. 2011. Sejarah Indonesia Modern (terj). Yogyakarta: Insani Madani.
Sartono Kartodirjo. 1993. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia: Suatu Alternatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Seskoad. 1991. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta: Latar Belakang dan Pengaruhnya. Jakarta: Citra lamtoro Gung Persada.


[1] Agresi Militer Belanda I dilakukan pada 21 Juli 1947, sehingga batal lah Perjanjian Linggarjati. Belanda sebetulnya mendapatkan keuntungan dari Perjanjian Linggarjati itu, hal ini dikerenakan wilayah Indonesia hanya meliputi Jawa, Sumatera dan Madura. Namun, Belanda tidak puas dengan hasil itu, sehingga melancarkan serangan terhadap sumber-sumber penghasil devisa seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera. Menurut istilahnya Adrian Vickers, serangan ini merupakan kesalahan ‘Fatal’ yang dilakukan Belanda. Lihat Adrian Vickers. 2011. Sejarah Indonesia Modern (terj). Yogyakarta: Insani Madani. Hlm, 171. 
[2] Dalam perjanjian Linggarjati, Belanda hanya mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa dan Madura.
[3] Hasil dari Perjanjian Renville membuat wilayah Indonesia hanya Jawa tengahYogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia
[4]Ibu kota dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta sejak tanggal 4 Januari 1946 karena keamanan Jakarta yang semakin tidak terkendali.
[5]Jasa kurir memang sering digunakan untuk menghubungkan antar pemimpin, hal ini dikarenakan gerakan yang dibatas oleh Belanda.
[6] Seskoad. 1991. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, Latar Belakang dan Pengaruhnya. Jakarta: Citra lamtoro Gung Persada., Hlm 220.
[7]Seskoad. 1991. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, Latar Belakang dan Pengaruhnya. Jakarta: Citra lamtoro Gung Persada., hlm 228-229.
[8]Seskoad, Op. cit, hlm 248.
[9] Aboe Bakar Loebis. 1995. Kilas Balik Revolusi: kenangan, Pelaku dan Saksi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia., Hlm 323.
[10] Saya mengingatkan diri sendiri, dan sebagai cambuk untuk selalu berbagki pada negeri.
[11] Sartono Kartodirjo. 1993. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia: Suatu Alternatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama., Hlm 53.

Saturday, March 18, 2017

Review Teori dan Metodologi Buku Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi

Friday, March 17, 2017

Sutan Sjahrir: Sang Pemikir yang Selalu Hadir

Thursday, March 16, 2017

Bercinta Dimana Saja, Sepuasnya, dan Dengan Siapapun Pakai HOOQ

Oke. Saya harus bisa menjelaskan kepada Istri dengan gamblang, kalau tidak, hidup saya dalam bahaya:( Memang Istri saya bisa dikatakan paling jarang menonton film dibioskop secara langsung. Dulu, kami memang sempat beberapa kali nonton di bioskop, tapi setelah menikah, kami jadi jarang kemana-mana, kan kata orang kalau “jodoh ga kemana”.;) 

Entah kenapa, ketika pulang kerja, Istri cerita kalau teman-teman kerjanya ngrumpi tentang film-film genre drama dibioskop yang dia belum tonton. Wajar saja, memang Istri saya suka film bergenre drama, apalagi kalau film-film India, alasanya si aktornya macho-macho. Huftt, kaya suaminya kagak macho aja, dalam pikiran saya bertanya, ada apa dengan Istriku?

Ada apa dengannya? meninggalkan hati untuk dicaci, baru sekali ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa. Ada apa dengan cinta? tapi aku pasti akan kembali, dalam satu purnama, untuk mempertanyakan kembali cintanya, bukan untuknya, bukan untuk siapa, tapi untukku, karena aku ingin kamu, itu saja.

Kata-kata diatas jelas bukan kata-kata saya. Ada yang masih ingat dengan untaian kata-kata indah diatas? Yuppp...betul sekali, itu salah satu penggalan puisi dalam film AADC yang booming pada tahun 2002 silam. Puisi ini dibaca ketika Cinta di mobil setelah mengejar Rangga di Bandara yang mau terbang ke Amerika. Kalian masih ingat filmnya? 

Saya yakin masih ingat, karena film ini dikatakan sebagai kebangkitan perfilman Indonesia yang sebelumnya mengalami titik keterpurukan. Tahun 2016 kemarin seri AADC 2 juga sudah diproduksi. Jadi penasaran selama 14 tahun terjawab sudah, Cinta dan Rangga akhirnya hidup bahagia:)

Dulu, saya benar-benar terharu sama film AADC ini, itu karena ada kenangan pribadi didalamnya #upsttt. Jangan keras-keras, nanti Istri saya dengar. Saking berkesannya, sampai saat ini pun saya masih menyimpan VCD film AADC, kalau ga percaya nih...
VCD AADC (Dok. Pribadi)
Keren kan? Saya jadi teringat dulu, ketika awal tahun 2000-an. Kalau mau menonton film ke Bioskop, saya harus merogoh kocek dalam-dalam dan menempuh jarak yang tidak dekat. Ditempat saya (Purbalingga), Bioskop terdekat itu jaraknya sekitar 50 KM yang letaknya ada di Kabupaten tetangga, tepatnya di Kabupaten Banyumas, Kota Purwokerto. Lumayan jauh kan?

Namun sayang, akhirnya saya tidak bisa menonton film AADC kebioskop secara langsung. Lagian tahun 2002 saya masih SMP, masih unyu-unyu;) Jadi tidak mungkin saya ke Purwokerto untuk menonton Film AADC itu. Selain jarak yang jauh, saya juga belum punya SIM. Terlalu banyak resiko. Disamping itu, menonton ke bioskop waktu itu merupakan hal yang masih mewah.

Yaa... Alternatifnya, kita harus membeli alat-alat yang seabreg untuk menonton sebuah film. Saya masih ingat, saya dibelikan VCD Player oleh orang tua karena ingin menonton film AADC ini. Untuk menonton film dirumah, kita harus punya perlengkapan "tempur" lengkap biar mantap. 

Pertama, kita harus siapkan Televisi dulu, kedua, dan yang paling penting ya harus punya VCD Player tadi. Kalau mau lengkap sekalian, yang ketiga, harus beli spekker biar suaranya menggelegar. Dan yang terakhir tentunya harus beli VCD nya dong... Haduh, Haduhhhh... Kebayang kan ribetnya?
Ini nih, Peralatan Tempur kalau Mau Nonton Film (Dok. Pribadi)
Mungkin yang lahir akhir 80-an dan awal 90-an akan familiar dengan perlengkaan diatas. Kita harus rela berburu koleksi VCD untuk menonton film. Meskipun dulu ketika kecil, saya belinya yang bajakan #eehh (jangan ditiru ya), maklum, dulu kan masih anak sekolahan yang belum tau pentingnya beli film yang resmi dan original.

Saya yakin, kalian yang generasi saat ini sungkan untuk diajak ribet-ribetan mengumpulkan peralatan seperti gambar diatas. Apalagi dunia teknologi dan telekomunikasi saat ini sudah sangat maju. Hampir semua orang sudah memegang smartphone. Sebuah alat yang tidak hanya dijadikan untuk komunikasi, tapi juga menyajikan berbagai hiburan. Termasuk salah satunya untuk menonton film. 

Nah, kembali lagi pada keinginan Istri yang mau menonton film ke bioskop diawal. Saya teringat kepada seorang teman, kebetulan beberapa minggu sebelum Istri ngajak nonton film kebioskop, ada teman kerja yang memberitahukan sebuah aplikasi yang menawarkan “bioskop dalam genggaman tangan”. Hah? Masa si? Dalam benak saya bertanya, masa bioskop dalam genggaman tangan? aah, ini pasti HOAX, pikiran saya diawal. 

Teman kerja saya memang maniak sekali nonton film, kalau ada film rilis di bioskop, pasti dia rela berburu film baru. Meskipun, dia rela merogoh kocek untuk menonton film terbaru itu. Hingga diawal tahun 2016 kemarin dia menemukan sebuah cara yang menurut istilahnya “bioskop dalam genggaman tangan” itu. Tanpa ribet, mudah dan murah. Jadi penasaran, saya pun mendapatkan jawaban setelah bertanya kepadanya, bagaimana cara mendapatkan bioskop dalam genggaman tangan itu?

Ternyata jawabannya sangat simple yang tersusun dari 4 rangkaian huruf, H+O+O+QHOOQ? Apa itu HOOQ?

Penasaran saya bertambah, karena ingin tahu lebih dalam, akhirnya saya coba browsing sendiri. Dan saya diarahkan kepada berbagai banyak informasi mengenai HOOQ dan keunggulannya. Ternyata, HOOQ hadir di Indonesia memang belum lama, sekitar awal tahun 2016 kemarin. Bahkan sebelum merambah ke Indonesia, HOOQ sudah melalang buana terlebih dulu diberbagai negara, seperti Thailand, Filipina dan India dengan jumlah penonton 1,5 Milyar lebih.

HOOQ ini merupakan layanan video-on-demand (VOD), yang merupakan layanan streaming video dan bekerjasama dengan Singtel, Sony Picture Television dan Warner Bros serta lainnya. Tau kan Singtel? Raksasa telekomunikasi yang memiliki saham operator diberbagai belahan dunia, termasuk saham Telkomsel di Indonesia. Sementara Sony Picture dan Warner Bros merupakan media raksasa yang menghasilkan film-film sukses di Hollywood. 
Logo Singtel (Sumber), Warner Bros (Sumber), dan Sony Pictures (Sumber)
Sudah sering lihat logonya kan? Ini nih, yang lebih keren lagi dari HOOQ, tahun 2016 kemain, ternyata HOOQ meraih kemenangan dalam Glomo Awards yang merupakan bagian dari Mobbile World Congress 2016 di Barcelona untuk kategori Best Mobile App: Media, Film, TV dan Video. Jadi HOOQ memang sudah diakui dunia ya? Kereeen...

Dalam aplikasi HOOQ, kita bisa menonton ratusan hingga ribuan film-film menarik, lebih dari 10.000 lebih film's dan serial TV tersaji. Koleksinya jelas tersedia dari Hollywood, hingga Bollywood. Bahkan dari film kartun anak-anak hingga kategori dewasa tersedia. Genre-nya, jangan ditanya, di HOOQ kita dihidangkan 26 pilihan genremau pilih kolosal ada, horor tersedia, drama juga tertata dimana-mana. Kalau saya sih yang action lebih jos, tapi film drama juga maknyos

Loh, film lokalnya mana? Tenang saja. Di Indonesia sendiri, HOOQ sudah bekerjasama dengan kurang lebih 13 Entertainment kelas kakap yang setiap hari menyajikan film dilayar kaca TV kita. Misalkan saja MNC Contents, Multivision Plus, atau Transmedia, dan masih banyak lainnya. 
Logo MNC Contents (Sumber), Multivision Plus (Sumber), atau Transmedia (Sumber) 
Kalau logo-logo ini saya yakin pasti sudah familiar, karena setiap hari sering kita lihat. Inilah yang membuat koleksi film-film di HOOQ jadi lebih lengkap. Selain menyediakan film mancanegara, juga menghidangkan kearifan film lokal. Dengan kata lain, HOOQ menghadapkan kebijaksanaan dan keseimbangan dalam sajian koleksi filmnya.

Kalau mau nonton film-film lawas di HOOQ juga siap sedia, seperti acting apik Nicolas Saputra dan Dian Sastrowardoyo di AADC, film yang 15 tahun lalu membuat saya membeli seabreg peralatan "tempur". Bahkan kita bisa melihat film yang jauh lebih lawas lagi, karena HOOQ menyediakan film-film klasik legendaris seperti Catatan si Boy dan Warkop. Semua film-film itu telah mendapat hak lisensi streaming dari penyedia konten. Jadi jelas RESMI legalitas hukumnya.

Koleksi film di HOOQ akan di update setiap bulannya untuk memanjakan kita. Klik saja halaman Discover (Temukan) pada katalog “Hot and Tranding”. Maka kita akan disuguhi film-film yang terbaru. Tidak sampai disitu, keunggulan HOOQ yang lain yaitu menyediakan subtitle dalam berbagai filmnya. Ini cocok bagi kita yang memang tidak mahir dalam berbahasa Inggris, kita bisa menikmati film tanpa harus terganggu dengan kendala bahasa.

Nah, itu sedikit keunggulan HOOQ. Sedikit dulu ya. Sebelum kita melihat berbagai keungggulan lainnya, selamatkan saya lebih dulu dari “auman” Istri. Semoga dengan penjelasan saya yang panjang tadi mengobati rasa haus menonton film Istri saya. Untung, sebelumnya saya sudah mencari-cari informasi bagaimana cara menerapkan aplikasi HOOQ di smartphone (sebenarnya saya pegang Tablet Note 8, tapi untuk lebih familiar, saya tetap menggunakan istilah smartphone ya;).

Ternyata, caranya luar biasa mudah, semudah menarikan jari-jemari kita diatas layar smartphone. Untuk sementara, kita cuma perlu akses internet, entah dari WiFi atau koneksi seluler. Eeeh, ketinggalan, tambah sama smartphone-nya juga dong;) Mari, menari melantunkan jari-jemari untuk mendapatkan sebuah kunci, kunci yang membuka gerbang hiburan dunia ini.



Setelah kita mengetahui sedikit tentang HOOQ, sekarang saatnya kita praktekan langsung bagaimana caranya meraih bisokop dalam genggaman tangan itu, oya syaratnya ditambah satu lagi, ini yang paling penting dan terpenting, selain kita harus siapkan jaringan internet dan smartphone, kita juga harus bisa BACA. Haha.. ya iyalah, masa hari gini ada yang tidak bisa baca. Ehmm... Jadi nglantur ga penting, yukk langsung kelangkah-langkahnya...
Langkah Menginstal Aplikasi HOOQ
Mudah bukan? Sepertinya kalau kalian yang sudah terbiasa bersentuhan dengan smartphone akan mudah memahami gambar diatas. Tapi belum selesai, menginstal aplikasi HOOQ itu hanya sebagai "kunci". Kita harus mendaftar ke HOOQ terlebih dahulu sebelum benar-benar membuka gerbang hiburan dunia. Bagaimana caranya? Gampang, malah pakai bangettt.... Semudah menginstal aplikasinya tadi... Tapi pesan saya, kalian harus hati-hati!!! Kenapa harus hati-hati? karena kita akan diarahkan kedalam dunia hiburan tanpa batas.;) Are You Ready??? Langsung saja, mari kita membuka gerbang itu...
Langkah Membuka Gerbang Hiburan Dunia Tanpa Batas
Hanya butuh lima langkah saja. Kita sudah bisa menikmati bioskop dalam genggaman tangan kita. Saya yakin, gambar diatas bisa dipahami dengan mudah. Apa? Belum? Oke deh, kalau belum saya jelaskan langkah-langkahnya, kita buka dulu aplikasi HOOQ yang sudah diinstal tadi ya...

(1) setelah dibuka, HOOQ akan memberikan 2 pilihan, apakah kita sudah pernah mendaftar atau belum; Kalau belum klik Gambar No. 1. Karena kita belum pernah daftar, mari kita klik No. 1 untuk pengguna baru;
(2) kalau kita sudah pernah mendaftar Klik No. 2;
(3) kita akan diminta untuk memasukan No HP aktif. yang aktif loh ya? Kemudian pilih yang kode +62, jangan kode yang lain. Karena Indonesia menggunakan kode itu. Dan mengisikannya jangan pakai nomor 0 ya..
(4) akan dikirim nomor kode verifikasi lewat no HP yang sudah kita isikan tadi;
(5) masukan kode verifikasi itu diapikasi HOOQ;
(6) langkah berikutnya masukan alamat email kita, nanti kita akan dikirim kode verifikasi di email kita. Tinggal buka email kita, dan akan ada pesan konfirmasi dari HOOQ;
(7) Dan, selesai. Berhasil. Kita akan disambut ramah dengan "Selamat Datang di HOOQ yang baru". Kita sudah bisa menggunakan semua fitur menu di HOOQ.

Segampang itu? Iya donk. Gileeeeeee Loe Ndrooooo.....

Iya. Memang gila HOOQ, karena semudah itu menawarkan hiburan, sesimple itu memberikan bioskop dalam genggaman tangan kepada kita. Lalu bagaimana cara menontonnya? Mari kita bersantai, sediakan Kopi, goreng-goreng, dan silahkan menikmati hiburan dunia ditangan kita...
Tiga Bagian Terpenting dari HOOQ
Di HOOQ, kita tidak akan dibuat ribet apalagi kesulitan untuk menjalankan aplikasinya. Hanya ada 3 Menu utama dalam HOOQ. Ya, cuma 3, yaitu "Temukan (Discover), Telusuri (Browse) dan Saya (Me)". Mari kita cari tau lebih banyak bagian HOOQ ini.

Menu yang pertama, "TEMUKAN (DISCOVER)", menu ini yang kita lihat ketika pertama kali membuka HOOQ. Disini kita bisa memilih film yang tersaji dan memuat banyak kategori. Ada kategori film Hot and Trending, Happy Chinese New Year, Indonesia Hits, Superhero Sensations, Hollywood Hits, Action, dan banyak lagi berbagai pilihan lainnya karena ada total 26 genre, jadi tinggal scroll ke bawah, pilih sesuai selera.

Menu kedua, "TELUSURI (BROWSE)", bagian ini seperti mesin pencarian, kita tinggal ketikan film apa yang kita mau tonton. Contohnya, saya mau bernostalgia dengan film AADC, saya tulis saja "Ada Apa Dengan Cinta". Maka HOOQ akan mencarikan kita film itu, dan akan ditampilkan seperti gambar 1, semua kategori film AADC akan tampil, seperti AADC 2 yang rilis 2016 lalu, bahkan termasuk serial TV AADC...
Contoh Pencarian Film AADC
Saat ini, saya mau bernostalgia dengan sosok Rangga dan Cinta tahun 2002, maka saya akan klik film nomor 2 pada gambar 1. Setelah itu lihat gambar nomor 2. Digambar nomor 2, kalau kita mau langsung menonton, tinggal klik saja "Mulai Menonton". Tapi kalau kita mau menonton lain waktu, ada berbagai pilihan disamping keterangan film itu.

Ada kategori "Unduh", Suka", dan "Tonton Nanti". Bagian ini juga langsung menyambung kekategori "SAYA". Jadi sekalian ke menu terakhir saja ya.. 

Menu ketiga dan yang terakhir, yaitu "SAYA (ME)". Pada menu ini, kita masuk kedalam "kamar pribadi" kita. Termasuk didalamnya ada bagian menu yang sudah disinggung diatas, apa saja menunya? (1) Unduh, (2) Tonton Nanti, (3) Suka dan (4) History. Kemudian bagian bawahnya ada (5) Pengaturan (6) Paket Berlangganan dan (7) Bantuan. Mari Kita bahas...

(1) Unduh, 
Diatas, saya menyebutkan HOOQ mempunyai fasilitas yang bisa ditonton secara offline tanpa jaringan internet. Nah, inilah bagian itu. Kalau kita lihat gambar 2 diatas, bagian unduh berada dibawah film. Tinggal klik Unduh, dan ditunggu beberapa saat, maka akan tersimpan dan bisa ditonton nanti tanpa menggunakan saluran internet. Maksimal bisa menyimpan hingga 5 film.

(2) Tonton Nanti, 
Bagian ini sebenarnya berfungi untuk menandai film-film yang akan kita tonton nanti, yang membedakan dengan Unduh, Tonton Nanti ini tidak bisa dinikmati secara offline. Jadi, apabila kita ingin melihat film tapi belum punya waktu, maka klik saja bagian yang bergambar jam ini, hampir mirip dengan Suka yang akan kita bahas selanjutnya.

(3) Suka,
Bagian Suka ini berfungsi kalau kita mengincar suatu film, dan belum sempat kita menonton atau mengunduhnya. Maka tinggal kita klik saja "Suka", dengan sendirinya film kita akan disimpan dibagian ini. Sama dengan Tonton Nanti, bagian ini tidak bisa dilihat dalam kondisi offline.

(4) History,
Film yang sudah kita tonton akan masuk dalam kategori ini. History disini semacam sejarah kita sudah menonton film apa saja di HOOQ. Tidak harus disukai, atau diunduh, jadi selama kita sudah menonton film maka akan masuk ke History.

(5) Pengaturan, 
Bagian "pengaturan" ini menampilkan pengaturan yang kita gunakan. Isinya tentang tampilan bahasa aplikasi, audio bahasa, bahasa terjemahan, kualitas playback, kualitas unduhan, dan penggunaan data mode. Kita bisa atur-atur sesuai dengan selera kita.

(6) Paket Berlangganan,
Ini yang terpenting. Pada awal pendaftarannya, HOOQ sudah baik hati memberikan gratisan selama 7 hari. Selanjutnya, kita harus berlangganan. Paket data yang ditawarkan HOOQ berfariasi, dari mulai 7 hari, 30 hari, 180 hari, sampai 360 hari. Kira-kira harganya berapa? Lihat gambarnya dibawah ya...
Pilihan Harga dan Jangka Waktu Berlangganan HOOQ
Murah bukan? Saya pikir, kualitas yang diberikan HOOQ dengan harga yang diberikan sangatlah sepadan. 

Untuk cara berlangganan HOOQ, kita bisa memilih berbagai alternatif. Kali ini saya berlangganan dengan TELKOMSEL. Meski kadang antar operator tidak sama kebijakannya, tapi tidak terlalu jauh berbeda. HOOQ sendiri sudah bekerjasama dengan operator-operator besar di Indonesia, seperti Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, atau Smartfren Telecom. Jadi, kartu apa yang kita gunakan, akan dengan ramah disambut hangat oleh HOOQ

Kebetulan saya memang pemakai Telkomsel dari zaman SMA yang sampai sekarang masih saya pakai, meskipun 5 kali HP hilang tapi tetap saya aktifkan lagi, lagi dan lagi #malahcurhat;)

Untuk berlangganan HOOQ, pertama tentu saya harus menyediakan pulsa yang cukup sesuai harga paketan yang ditentukan. Lagian HOOQ sudah memberikan waktu 7 hari gratis menjelajahi hiburan dunia ditangan kita. Sekarang saatnya kita berlangganan HOOQ, caranya juga gampang, Yuk lihat gambar dibawah, 
Langkah Berlangganan Paket Satu Bulan Menggunakan Telkomsel
Tentunya kalian pasti paham dengan langkah berlangganan diatas. Setelah mendaftar paketan berlangganan, kita akan mendapat konfirmasi dari TELKOMSEL berupa SMS. SMS itu melaporkan bahwa kita akan mendapatkan Rp. 49.000,- pulsa TELKOMSEL yang bisa digunakan sesama pengguna TELKOMSEL dan berlaku selama 7 hari. 

Disamping itu kita mendapat Kuota Reguler Flash 100 MB, dan ditambah lagi 1024 MB Flash untuk Jaringan 4G. Selain kita dimanjakan tontonan film sepuasnya dengan HOOQ, kita akan mendapatkan berbagai bonus-bonus kembalian dari TELKOMSEL. Kalau ingin lebih lengkap, tentang kebijakan TELKOMSEL untuk berlangganan HOOQ bisa lihat DISINI...

Selain cara diatas, kita bisa juga berlangganan HOOQ menggunakan aplikasi MyTelkomsel yang lebih lengkap.

(7) Bantuan
Bantuan ini merupakan menu terakhir, berfungsi untuk memberikan kesempatan apabila kita mendapatkan kendala. Isinya informasi tentang HOOQ, pertanyaan yang sering diajukan, syarat penggunaan kebijakan privasi dan hubungi kami. Menu ini juga tempat kita memberikan masukan kritik dan saran.

Akhirnya, kita sudah menjelajahi HOOQ dengan puas dan jelas. NahLewat aplikasi HOOQ, kita bisa membagi hiburan dunia tanpa batas kepada orang yang kita cintai sebanyak 5 perangkat. Masa? Iya, aplikasi HOOQ bisa digunakan maksimal 5 perangkat berbeda, yang terpenting kita tahu akun dan pasword UTAMA yang berlangganan. 

Satu lagi nih, HOOQ tidak hanya suport smartphone saja. Tapi juga bisa dinikmati dengan Perangkat Android, iOS, Laptop atau Komputer PC, bahkan di Smart TV. Untuk caranya hampir sama dengan cara penggunaan di smartphone. Kalau kalian bisa mengoprasikan HOOQ dengan smartphone, saya yakin juga bisa menggunakan HOOQ di perangkat lainnya.
Ketika kita ingin mengunjungi suatu tempat, kita akan berfikir bagaimana cara untuk sampai ketempat tujuan tersebut dengan aman, cepat dan mudah. Ada dua syarat utama yang harus dipenuhi terlebih dulu sebelum kita bepergian. Pertama, kita harus mencari kendaraan yang aman, dan yang kedua kita harus tau jalan yang tanpa hambatan dan sampai ketujuan dengan cepat dan selamat. 
Sumber Gambar
Nah, kita bahas yang pertama, kendaran yang harus kita pilih merupakan kendaraan yang representatif, dan menjamin keselamatan kita dengan melihat kualitas mobil dan kridebilitas sopirnya. Kedua, jalan yang kita lalui harus nyaman dan diusahakan yang paling cepat. Karena resiko seperti menghindari jalan yang berlubang yang menggnggu perjalanan harus diminimalisir. Secara logika, kita tentunya mengharap kedua syarat itu terpenuhi dalam setiap perjalanan kita. 

Perumpamaan diatas nampaknya bisa dijadikan contoh ketika melihat dunia layanan streming di Indonesia saat ini. Sesuai slogannya, “gerbang menuju dunia hiburan tanpa batas”, HOOQ memberikan kesempatan kepada kita untuk membuka jalan yang terang benderang pada suatu tujuan, yaitu “dunia hiburan tanpa batas”. 

HOOQ ibarat sebuah “kendaraan”, yang dari awal memang menawarkan keamanan dan diakui kridebilitas dalam menyajikan koleksi-koleksi filmnya. Selain itu HOOQ juga menawarkan kemudahan, kemudahan itulah “jalan” yang mulus dan tanpa hambatan. 

Bagaimana HOOQ tidak mulus, layanan yang diberikan HOOQ sangat Mudah, Murah dan Cepat (MMC). Mudah karena di HOOQ kita diberikan kemudahan untuk menikmati layanannya. Karena ada layanan penyedia film yang hanya menyediakan layanan berlangganan dengan Kartu Kredit. Di HOOQ, kita dimudahkan dengan berbagai pilihan paket langganan hanya dengan kartu seluler

Kalau bagi saya, boro-boro punya Kartu Kredit, tabungan saja kadang kagak ada saldonya.;) Karena itulah, HOOQ menjadi garda terdepan yang menawarkan kemudahan dalam berlangganan. Tapi kalupun kalian punya Kartu Kridit, tenang saja, di HOOQ juga melayaninya. Pilihan pembayaran berlangganan juga bisa lewat Kartu Debit, PayTM, Airtel Wynk dan ACT. Pilih sesuka kalian, dan sesuai dengan kemampuan kalian.

Selain mudah, HOOQ menawarkan harga Murah, tadi sudah disebutkan, kalau untuk berlangganan hanya membutuhkan Rp. 49.500 saja selama sebulan. Kalau mau paket mingguan juga tersedia, harganya sekitar 18.700, dan tentunya pilihan paketan berlangganan yang lainnya. Dengan harga semurah itu, kita sudah disuguhi tampilan yang sebagian besar filmnya sudah berkualitas HD (High Definition). Pilihannya ada yang Low, Medium dan High.

Nah, yang terakhir masalah Ke-Cepat-an, kecepat pada HOOQ tidak diragukan lagi karena dudukung jaringan 4G, kecepatan akses yang dimiliki ketika menonton tidak terganggu dengan iklan-iklan yang hadir di sudut kanan, kiri, atas atau bawah layar. Kita betul-betul dimanjakan tanpa hambatan dari iklan yang menggangu kenikmatan dalam menonton film.

Bagaimana? MMC kan? HOOQ emang gitu. Jadi, bisa disimpulkan, kita sebagai manusia memang punya hak untuk memanjakan diri beberapa saat dengan menonton film. Dengan menonton film, kita akan me-refrensh otak kita yang dipenuhi dengan berbagai beban kerja. Hiburan dengan menonton film ini bisa temukan di HOOQ. Mari kita bersenandung sejenak dengan sajak yang saya tulis sendiri,
***
Eiittss... Belum habis, saya tidak bisa tenang kalau meninggalkan judul diatas tanpa penjelasan sedikit dengan kata “bercinta”. Jangan negatif dulu dengan kata itu ya. Mari kita lihat arti "bercinta". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kata bercinta berasal dari suku kata "CINTA", yang berarti Suka Sekali, Kasih Sekali, dan Ingin Sekali. Oke, sampai disini sepakat? 

Kalau tidak sepakat juga ga papa:) Saya sadar, lantunan kata cinta begitu menggema dalam sejarah umat manusia. Dari Nabi Adam, sampai kiamat menghujam, manusia akan terus berdialektika dengan kata "CINTA". Jadi memang definisi cinta tidak ada pedoman bakunya. Kita semua termasuk bisa mendefinisikan cinta sebebas-bebasnya. Namun, setidaknya saya berpegang pada om KBBI untuk mendefinisikan bercinta diatas.

Apa yang dikatakan om KBBI tentang bercinta? Menurut beliau, bercinta itu artinya "Menaruh (rasa) Cinta", maknanya, menaruh rasa suka sekali, menaruh rasa ingin sekali. Haah? Cuma itu? Iya cuma menaruh rasa cinta. Jadi, ketika saya mengatakan bercinta dengan HOOQ atau bercinta dengan keluarga, itu artinya saya menaruh rasa cinta kepada HOOQ dan keluarga. Sudah bisa diterima judul saya diatas?;) 

Mulai saat ini, siapkan diri untuk saling menaruh dan melempari dengan cinta. Loh kok dilempari? Yaa, lempari saja aku dengan tontonan
, aku tak akan pernah bosan. Asal kau, tak melemparkanku jauh-jauh, lalu menontonku dengan kebosanan. Sama sekali jangan. Dan lagi, jangan kau mendekatiku lalu melemparkanku jauh. Tapi, tetap menontonlah dekat denganku, karena aku memandang tontonanmu adalah yang paling jauh dengan kebosanan. Aku ingin menonton, aku ingin berbagi cinta, aku ingin bercinta dimana saja, sepuasnya dan dengan siapapun pakai HOOQ. 
Menonton HOOQ, Dimana Saja, Kapan Saja Dengan Siapa Saja
Itulah HOOQ. Tapi bukan berarti HOOQ tidak memiliki kekurangan. Pasti dan itu wajar setiap segala sesuatu memiliki kekurangan. Karena yang harusku tahu bahwa, segala usaha yang dilakukan HOOQ sekarang akan menjadi sebuah perbaikan untuk masa depan dunia hiburan. Bahwasanya, semua kekurangan itu membutuhkan proses untuk menjadi lebih baik. Dan HOOQ melakukan proses perbaikan itu.

Jangankan HOOQ, orang yang kita cintai saja pasti banyak kekurangan. Seperti pasangan kita yang pasti tidak sempurna. Termasuk kekurangan saya, yang belum bisa mengajak Istri nonton langsung ke bioskop. Semoga penjelasan saya diatas bisa menenangkan dan menggantikan keinginan Istri untuk menonton film ke bioskop...
Artikel ini diikutkan dalam lomba menulis blog Bercerita Hooq TimeAnyTime.

Sumber Referensi:
[1]https://hooq.desk.com/customer/id/portal/articles
[2]http://www.solopos.com/2016/04/16/aplikasi-terbaru-hooq-gaet-semua-operator-seluler-710729 
[3]https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/hooq-layanan-vod-yang-disesuaikan-selera-indonesia
[4]http://arenalte.com/feature/kesan-pertama-memakai-aplikasi-video-streaming-hooq/