Thursday, August 31, 2017

Ikut Meresmikan Surau di Andamy || Hari Ke-24

Tim Kami

Seikat Senyum Mereka || Cerpen

Senyum Mereka, Dok Pribadi

Wednesday, August 30, 2017

Membingkai Presiden Kita || Hari Ke-23

arifsae.com - Hari Rabu ini, hari pertama saya akan mengjar di Adamy. Karena memang disini pola mengajarnya ada yang dinamakan Nge-Round. Apa itu? jadi kita memang dituntut untuk mengajar diluar sekolah inti kita. Kalau saya mengajar inti di CLC Terusan 2, maka saya akan dituntut untuk mengajar di TKB terdekat.

Tidak alam, hanya satu minggu sekali. Disini juga ada beberapa data anak SMP yang masuk kedalam Dapodik CLC Terusan 2. Semalam, saya sudah dihubungi untuk mengajar di Andamy oleh Bu Aji, materinya membuat bingkai.
Pak Jokowi

Tuesday, August 29, 2017

Menemukan Pemandangan Ditengah Reruntuhan || Hari Ke- 22

Reruntuhan Bangunan

Monday, August 28, 2017

Menumbuhkan Budaya Literer || Hari Ke-21

arifsae.com - Beberapa waktu lalu, ketika saya sedang mengobrol dengan Pak Wawan, ada satu hal yang menarik perhatian. Obrolan laki-laki yang kemudian menjurus kepada penumbuhan budaya literasi. Orbolan itu tak terhenti, namun berlanjut dan mengarah kepada sebuah tujuan, "Membuat kisah tentang hidup mereka".

Caranya? Ya dengan membuat cerpen. Begitulah saya dan Pak Wawan berencana. Kami akan membuat cerpen bersumber dari kisah yang pernah dialami oleh mereka. Hari ini lah kami akan membuat pengumuman itu dan memulai tahap pengumpulan.

Tidak banyak orang. Jelas, karena memang sekolah kami sekolah kecil. Meskipun sedikit, CLC Terusan 2 akan tetap saya usahakan untuk mengumpulkan karya mereka, setidaknya ide yang mereka beri akan berbuntuk panjang.
Mereka
Buntut panjang yang saya maksud adalah menjadikannya sebuah buku. Iya buku. Susah memang, apalagi dengan kondisi mereka yang serba terbatas, tapi meskipun serba tebtas, tapi ada sebuah harapan dari wajah mereka. Harapan itulah yang harus kita jaga.

Susah. Memang. Tapi selama ada harapan, pasti akan ada jalan. Itualah yang saya tanamkan kepada mereka. Karena hidup itu perlu tujuan, dan tujuan itu pasti ada cobaan. Apalagi yang akan mereka buat adalah sebuah buku. Pasti akan menemukan sebuah kendala.

Kami memulainya dengan mencari ide. Saya arahkan mereka untuk mencari pengalaman mereka yang bisa menyentuh. Minimal pengalaman yang pernah menguras perasaan mereka. Entah sedih, suka, dan lainnya. 

Hasilnya tentu mengejutkan. Banyak dari mereka punya pengalaman yang pahit dalam hidup mereka. Ada yang ditinggal ibu selamanya, dan tidak pernah merasakan kasih sayangnya, ada juga yang kangen dengan negara tercinta indonesia, ada pula yang kehilangan sahabat setia. Semua akan terangkai dalam untainan kata. Mari kita mulai.

Sekembalinya dari mereka, saya titipkan harapan untuk menyelesaikan buku, setidaknya penghormtan terakhir untuk dibuatkan kenang-kenangan dengan Pak Wawan yang akan pulang Oktober 2017 nanti.
Burger
Untuk mendinginkan tangan, mari kita makan. Pilihan kita hari ini adalah burger, mau?[]

Lanjut Hari Ke-22 DISINI.

Sunday, August 27, 2017

Berenang Lagi di Andamy, Kolam Renang Alami || Hari Ke-20

Siap-Siap Berenang

Saturday, August 26, 2017

Meresmikan Gedung CLC SD Andamy || Hari Ke-19

arifsae.com - Hari Sabtu ini memang libur, jadi kegiatan saya gunakan untuk beres-beres rumah dan istirahat dirumah saja. Sesekali menulis memang harus dilakukan. Supaya tangan ini tak gatal.

Sabtu saya sudah diberitahu, kalau akan ada peresmian Gedung Andamy. Bukan gedung sekolah mewah memang. Hanya rumah kayu yang seharusnya buat penduduk kemudian dijadikan sekolah. Tapi mending lah, daripada gedung yang kemarin, yang tak layak.

Gedung ini merupakan hadiah dari Compeny Andamy, terutama Tuan Hiu yang sudah baik hati memberikan gedung ini untuk ditempati menjadi sekolah. Kami diajak oleh Pak Wawwan dan terutama diundang oleh Bu Aji, sang tuan rumah yang memang akan meresmikan gedung ini.

Banyak yang diundang sebenarnya, teman-teman dari daerah sekitar diundang oleh Tuan Hiu. Seperti dari Monsok, Duta atau darimana lagi. Saya juga belum hafal.
Tuan Hiu
Kedatangan saya kesana bersama Pak Wawan, sesampainya, memang belum ramai, baru ada beberapa orang, tapi makanan yang disana sudah penuh untuk disantap. Makanan ini berasal dari para penduduk sekitar yang urun makanan sehingga bisa terkumpul makanan yang banyak ini. 

Setelah satu persatu datang. Guru juga yang diundang hanya Bu Mufida berseta suami dan Pak Saha yang datang belakangan. Acara dibuka oleh Pak Bintang, kemudian oleh Tuan Hiu. Dilanjutkan oleh Pak Wawan, Bu Aji dan saya sendiri.
Bu Aji memberikan Sambutan
Sambutan-sambutan yang dilakukan tidak banyak, yang kemudian dilanjutkan dengan makan-makan. Semua penduduk berdatangan, karena sambil makan-makan, ada mmusik yang diperdengarkan. Jadi serasa kondangan.

Suasana keakraban bersama para penduduk begitu kental, mereka dengan senang hati membuatkan makanan dan minuman demi peresmian gedung baru ini. Setelah selesai meresmikan, kami berencana menonton pertandingan sepak bola antara Indonesia VS Malaysia. 
Nonton Indonesia VS Malaysia
Saya sangat berharap bisa lolos ke Final, karena kalau masuk final, akan diajak ke Kuala Lumpur menyaksikan langsung partai final. Tapi sayang, kekalahan diderita Indonesia dengan skor tipis 1-0. Kebersamaan menonton pertandingan ini dilakukan di rumahnya Zulfikar. Salah satu murid CLC.[]

Lanjut Hari Ke-20 DISINI.

Jangan Kuliah di UNY,...

arifsae.com - Selalu ada cerita tentang cita dan asa di masa muda. Tak jarang, episode meraih cita dan asa ini menyapa dengan cinta dijalan-jalan yang penuh dengan bunga kehidupan. Terkadang perasaan ini diwarnai dengan perasaan melankolis apabila menyaksikan keindahan yang mengandung segudang rasa optimis. Iya, ke-optimisan itu pertama kali saya lihat setelah mengakhiri baju putih abu-abu di SMA, anugrah Allah itu terkumpul dalam pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Dari ratusan ribu pendaftar di seluruh Indonesia, saya termasuk dalam 101.906 siswa yang dinyatakan diterima SNMPTN Tahun 2017 ini.

Inilah langkah awal saya untuk meraih sebuah cita-cita. Allah membukakan pintunya dengan mudah, mempersilahkanku masuk dengan ramah. Rasa syukur jadi sebuah kewajiban yang senantiasa harus tercurahkan. Saya beritahu orang-orang tercinta, terutama kedua orangtua. Mereka bahagia mendengarkanya, terlebih tak lupa terselip sebuah doa dari mulut mulia mereka untuk awal perjalanan ku meraih asa. Iya, modal pertama telah aku dapatkan, bermodal hanya dengan sebuah doa dan cinta dari kedua orangtua. Selebihnya, biarkan saya yang berusaha untuk setinggi mungkin melahap semua tahapan pendidikan.

UNY dan WCU
Saya meyakini, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan pokok. Seperti kebutuhan makanan yang harus rutin kita cari dan pakaian yang harus kita kenakan setiap hari. Pendidikanpun seperti itu, dari pertama membuka mata didunia hingga mati menjemput kita, pendidikan harus kita lahap sepuasnya. Seperti Sabda Baginda Nabi Muhammad SAW, "Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat". Mengapa harus pendidikan? Karena pendidikan merupakan usaha yang terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu sepanjang hayat kearah pembinaan manusia menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya. Itulah yang dikatakan Om Kosasih Djahiri dalam bukunya "Kapita Selekta Pembelajaran".

Karena dengan pendidikanlah, kita bisa meraih cita. Dengan pendidikanlah, kita bisa merayu asa. Dan dengan pendidikanlah, kita bisa merengkuh cinta. Bahkan Mbah Nelson Mandela mengingatkan kepada kita bahwa, "Dengan pendidikan lah, kita bisa mengubah dunia". Tentunya dengan pendidikan yang berkualitas, bukan sembarangan pendidikan yang justru menjrumuskan kita pada jurang perpisahan (eh, lebih tepatnya perpecahan;). Apalagi, saat ini dunia memasuki era persaingan, setidaknya dikawasan ASEAN ada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menantang kita untuk berani bertarung. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan terbawa kedalam arus persaingan itu.

Dengan cara pendidikanlah kita bisa mengambil peran, setidaknya urun saran dan turun tangan untuk berkontribusi dalam persaingan era globalisasi saat ini. Setidaknya, kita harus menyetarakan kualitas diri sejajar dengan negara-negara maju dari perspektif Human Development Index (HDI). Dari sinilah, nilai-nilai kompetisi ditabur dengan subur dan diberikan pupuk dengan rasa optimisme diri. Itulah mengapa, seluruh kampus berkompetisi dengan landasan semangat "World Class University" atau WCU. Ini merupakan salah satu langkah terpenting untuk bisa bertahan ditengah gempuran kompetisi era globalisasi saat ini.

Universitas diseluruh Indonesia berbenah. Tak terkecuali Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Universitas yang masuk kedalam 10 besar universitas terbaik se-Indonesia tahun 2017 ini juga sedang bergairan untuk berbenah. Tak mudah memang untuk menjadi universitas dengan predikat WCU. Tapi keoptimisan itu jelas terpancar dari visi-missi yang dicanangkan oleh Rektor UNY saat ini, Prof. Dr. Sutisna Wibawa, M.Pd. Menurut beliau, UNY akan menjadi WCU pada 2025. Untuk meraihnya, salah satu usahanya, UNY pada tahun 2020 akan menjadi PTN-Berbadan Hukum (PTN-BH) sehingga mampu memaksimalkan kerja sama internasional. Setidaknya, itulah langkah awalnya.

Lewat dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional, dan kelengkapan insfrakstruktur yang berkembang teratur, UNY akan menghasilkan lulusan berkarakter yang berdaya saing global sehingga dapat mewujudkan visi-misi menjadi menjadi WCU pada tahun 2025 kelak. "Saya ingin menekankan PKM, penalaran, leadership, organisasi kemahasiswaan, dan enterpreneurship", begitulah optimisme dan harapan dari Pak Rektor itu.

Tidak mudah memang menjadi WCU, karena banyak kategori yang harus disiapkan sebuah universitas untuk menjadi WCU, diantaranya beberapa syarat inti, yaitu harus meningkatkan (1) kualitas penelitian; (2) kualitas pengajaran; (3) lulusan kerja; dan (4) insfrakstruktur. Setidaknya, empat inti kategori ini yang harus dipenuhi UNY untuk menjadi universitas berstandar internasional. Dan nampaknya, kondisi ini akan menjadi nyata, karena UNY berjalan di trek yang benar. UNY terus meningkatkan kelasnya dari berbagai segi. Makanya, tak heran tahun 2017 ini, UNY menjadi salah satu 10 universitas terbaik di Indonesia versi Kemenristek DIkti.

Jangan Kuliah di UNY,...
Itulah mengapa, saya melabuhkan hati disini, di Universitas Negeri Yogyakarta, tempat dimana saya akan mengolah rasa dikawah Candradimuka ilmu ini. Sejak awal, hati ini memang tak bisa dibohongi, pilihan pertama ketika mengikuti SNMPTN berlabuh disatu nama, UNY. UNY kini akan menjadi tempat untuk mengolah ilmu dan mematangkan laku, karena disini di UNY, karena disini di Yogyakarta. Kota pendidikan yang menawarkan berbagai kekayaan intelektualnya, belum lagi keramahan tamahan orangnya, dan tentunya kekhasan budayanya. Semua ditawarkan di Yogyakarta, Kota Istimewa. Berjuta kata tak akan bisa cukup untuk menerjemahkan keistimewaan UNY dan Kota Yogyakarta, apalagi hanya dituangkan lewat rangkaian tulisan singkat ini. Tak akan mampu. 

Karena UNY, salah satu universitas terbaik di Indonesia yang menawarkan berbagai pesona panggung aktraksi kehidupan yang luar biasa. Semua rayuan itu akan meluluhkan hati kedalam perangkap cita-cita yang tinggi, dan jebakan masa depan gemilang. Semua itu akan menyiksa masa depan kita menjadi generasi yang berkarakter. Generasi yang menjadi motor untuk menyambut UNY sebagai WCU pada tahun 2025 dan menatap Indonesia pada 2045. Karena kita adalah generasi emas itu, generasi yang menahkodai Indonesia pada tahun 2045 kelak.

Maka, saya ingatkan, jangan kuliah di UNY, jika tak ingin jatuh cinta dan menemukan cerita sejati kehidupan yang berlandaskan kekuatan untuk menghadapi persaingan era-global. Seperti saya, yang terpikat rayuan UNY untuk dengan puas merangkai tulisan kehidupan, berlandaskan doa, asa dan cinta orang-orang tercinta. Saya pun takluk, pasrah menerima takdir Tuhan akan kemantapan pilhan jiwa ini.

Dengan aura masa depannya, UNY mengajak kita untuk berkontribusi didalamnya menuju WCU. Bagaimana kita berkontribusi? tidak perlu terlalu rumit, mulailah dari diri sendiri, dari hal sederhana dan sekarang juga. Kata yang saya kutip dari Aa Gym ini mengajarkan kita tentang sebuah peran sederhana untuk bisa merubah keadaan sekitarnya. Karena perubahan besar itu tak terjadi tanpa proses yang kecil, karena perubahan besar itu berawal dari perubahan-perubahan kecil yang terjadi dari dalam diri kita.

Perubahan itu seperti mengikuti organisasi kampus, tanpa melupaan nilai akademik yang bagus. Dengan kontribusi sederhana dari kita ini, UNY akan menghasilkan kekuatan yang akan menghantarkannya menjadi WCU dikemudian hari. Dan kemudian akan mematangkan langkah kita kelak sehingga bisa berkontribusi demi kemajuan bangsa Indonesia. Sekali lagi, saya sarankan, Jangan kuliah di UNY jika tak mau takluk dan terbuai rayuan dalam pelukan masa depan gemilang. []

Naskah ini dibaut untuk mengikuti kegiatan OSPEK UNY oleh Lintang Kumalasari.

Referensi:

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170817105424-282-235367/ugm-raih-peringkat-1-perguruan-tinggi-indonesia-2017/

https://ospekuny.com/2017/06/16/grand-design-ospek-uny-2017-generasi-pendidik-profetik/

http://edukasi.kompas.com/read/2015/01/21/14462281/Ini.Syarat.Menjadi.World.Class.University.

http://ekspresionline.com/2016/12/29/sutrisna-janji-tingkatkan-uny-menuju-wcu/

Friday, August 25, 2017

Kenalkan Guru di Terusan 1 || Hari Ke-18


Perkenalan Bu Aji

Thursday, August 24, 2017

Mengajar Kebhinekaan || Hari Ke-17

Kondisi Kelas Terusan 1

Wednesday, August 23, 2017

Rekreasi Mata dan Rekreasi Raga || Hari Ke-16

Di Telupid

Tuesday, August 22, 2017

Rapat Pembagian Rapot || Hari Ke-15

Penjelasan Rapot

Monday, August 21, 2017

Menata Rumah Bersama-Sama || Hari Ke-14

Aksi Anak-Anak

Sunday, August 20, 2017

Menyegarkan Diri Menuju Kali Andamy || Hari Ke-13

Mandi di Andamy

Saturday, August 19, 2017

Ketemu Wong Ngapak Lagi || Hari Ke-12

Masak Sotong

Friday, August 18, 2017

Mengajar Pertama di Terusan 1 || Hari Ke-11

Menunggu Anak-Anak

Thursday, August 17, 2017

Merayakan Indonesia Merdeka di Malaysia || Hari Ke-10

Dirgahayu Indonesia ke-72

Tuesday, August 15, 2017

Mengolah Rasa dan Memulai Cerita || Hari Ke-9

Bersama Anak-Anak

Monday, August 14, 2017

Pertama Bertemu Anak-Anak || Hari Ke-8

Menuju Bertemu Majajer

Sunday, August 13, 2017

Menyambut Tuan Rumah di Rumah || Hari Ke-7

arifsae.com – Kegiatan di SIKK hari ini selesai. Pak Wawan akan pulang ke rumah, dan pastinya akan menambah teman disini yang dari 3 hari kemarin terasa terasing dirumah sendiri. Iya kemarin, selama tiga hari ada kegiatan selama di SIKK.

Sekitar jam 13.00 ketika saya terlelap tidur, ada suara mobil yang terdengar didepan pintu rumah. Jam segitu, memang sedang nyenyak terlelap tidur.  Aku lihat, keluar rumah. Ada serombongan anak-anak yang pulang setelah mengikuti AKPRES di SIKK.
Pak Bintang sedang Berbincang

[DI JUAL] Buku Asal Usul 80 Nama Desa di Purbalingga

arifsae.com - Saya masih ingat, pelajaran sejarah semester 1 tahun ajaran 2016/2017 selalu saya bawa ke laboratorium komputer. Minimal selama 1 bulan anak-anak saya "paksa" untuk menyelesaikan tulisan sejarah desa mereka masing-masing.

Tugas itu sebtulnya sudah saya kasih waktu untuk diselesaikan dalam waktu satu semester, alias 6 bulan. Tapi, namanya anak-anak, tetap saja ada yang belum selesai. Dan saya paksakan mereka untuk menyelesaikannya.

Meskipun naskah akhirnya selesai, tapi perjuangan belum selesai. Melihat tulisan mereka yang "apa adanya" membuat saya harus bekerja keras untuk minimal memperbaiki tata bahasanya. Dan itu membutuhkan waktu yang tak sebentar.
Setelah edit selesai, saya harus menhubungi penerbit. Dan itu harus mengantri di penerbit untuk diterbitkan. Tapi, perjuangan yang sudah menunggu sejak lama ini, akhirnya berbuah juga. Tepat tanggal 7 Agustus 2017, Buku ini sampai di rumah. Tapi sayang, disaat yang sama saya sedang berangkat ke Jakarta untuk menuju Malaysia.

Tak apa. Terpenting adalah, mereka puas. Dan tulisan ini akan selalu terkenang dihati mereka, terutama saya. Bahwa ketika berani menulis, maka kita akan mengabadikannya. Sesederhana apapun tulisan, maka akan ada maknanya. Sejelek apapun tulisan akan menemukan pembacanya. Jadi tidak usah kwatir.

Buku ini saya beri judul "Asal Usul 80 Nama Desa di Purbalingga". Saya cari di internet, mungkin sudah ada buku-buku yang membicarakan tentang itu, tapi memang tak ada. Artinya, buku ini merupakan buku pertama yang membicarakan tentang asal usul nama desa. Berkesaan.

Untuk melihat detail 80 nama desa apa saja dan siapa saja penulisnya bisa dilihat di SINI. Semua isinya berdasarkan cerita tutur, dan legenda. Ada juga beberapa fakta sejarah didalamnya. Semua terangkai dibuku ini. 

Dan untuk menghargai kerjakeras anak-anak, silahkan bagi yang berminat, buku ini dijual dengan harga Rp. 50.000,-. Dan silahkan hubungi WA istri saya di 085227934009.

Sekian dan terimakasih. []

Saturday, August 12, 2017

Melunasi Hutang yang Masih Terhutang || Hari Ke-6

Buku Asal Usul Nama Desa di Purbalingga

Friday, August 11, 2017

Jumatan Pertama di Terusan || Hari Ke-5

Masjid di Terusan

Thursday, August 10, 2017

Terasing di Rumah || Hari Ke-4

Rumah Baru

Wednesday, August 9, 2017

Meneruskan Perjalanan ke Terusan || Hari Ke-3

Simpang Sapi 2

Tuesday, August 8, 2017

Menuju Serah Terima di Malaysia || Hari Ke-2

Keindahan di Malaysia Airlines

Monday, August 7, 2017

Tetap Kekeh untuk di Kukuhkan: Pengukuhan Guru ke Malaysia Tahap 8 || Hari Ke-1

Guru Tahap 8