Saturday, October 21, 2017

Persami dan Perpisahan || Hari Ke-75

Kebersamaan Terakhir

arifsae.com - Jam 5 pagi harus siap-siap untuk ke Andami. Karena hari ini Persami akan segera dimulai. Pa Wawan tidak janji, karena sudah ada Pa Bima yang datang kerumah dan berencana untuk menjemputnya pergi ke Kundasang. Terpaksa harus sendiri dan menyelesaikan persiapannya.

Udara yang dingin dan kegelapan yang menyelimuti Andami menjadi tantangan tersendiri. Tapi harus bagaimana lagi, semuanya sudah terlanjur dimulai. Sesamainya di Andami, saya bergegas untuk menyelesaikan segala sesuatu yang belum beres. Membersihkan semak-semak, memasang hiasan pentas seni dan semua yang harus dibereskan sampai jam 7.

Jam 7-an, anak-anak mulai berdatangan. Dari Terusan 1, Terusan 2 dan Andami. Semuanya berdatangan dengan Kereta Sewa yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Sambil menunggu dan menurunkan barang-barang, mereka dipersiapkan untuk berkumpul terlebih dulu. Dan ditengah berkumpulnya mereka, ternyata Pa Wawan datang dibelakang. 

Saya pikir Pa Wawan datang untuk berbaur bersama kita. Tapi setelah membantu sebntar, dia ternyata mau berpamitan untuk pergi ke Kundasang bersama teman-temannya. Reaksi saya biasa saja, berbeda dengan Bu Aji, dia terlihat tidak terima, maklum saja, karena dia dan anak-anak sudah mempersiapkan kado perpisahan untuk Pa Wawan dan Pa Bintang, yang rencanaya juga akan datang.

Sambil acara Persami terus berlanjut, Mendirikan tenda yang kemudian dibuka dengan upacara pembukaan. Bu Aji setelah tau Pa Wawan tidak akan mengikuti sampai selesai, dia mengejar Pa Wawan ke Terusan, dan ternyata berhasil mendapatkan jaminannya berua paspornya. Setidaknya itu jadi jaminan untuk pasti datang ke Andami lagi. Karena sorenya, akan ada pesta dan acara perpisahan untuk mereka.

Untung saja saya dibantu oleh para guru pamong, terutama Nana, Tina dan Baso Taqwa. Ditambah ada para Alumnus seperti Zaenal dan Jusnani, sehingga acara berjalan sesuai rencana. Seperti acara baris berbaris diisi oleh Bu Aji, kalau saya sejarah pramuka, dan Nana mengisi acara semapur.

Setelah acara semapur, tibalah para orang tua dari Andami untuk mmembawa makanan, ada sayap, sayur, dan makanan lainnya. Setelah ini, acara sudah tidak bisa dikendalikan. Anak-anak juga diersiakan untuk menyambut Pa Bintang dan Pa Wawan, beserta Pa Bima dan Pa Tria yang memang berniat menjemput mereka ke Kundasang.
Warga Berdatangan
Acara persami kini berubah menjadi acara perpisahan. Orang tua menyiappkan makanan yang mereka siapkan untuk makan-makan, dan anak-anak menyanyikan sebuah lagu perpisahan. Haru menyelimuti Persami kal ini. Banyak dari mereka yang menangis, memberikan kado perpisahan.

Sungguh, ini menjadikan momen luar biasa. Setelah itu, acara makan-makan dilanjutkan. Ada Tuan Hiu yang datang meramaikan. Semuanya berkumppul, berbincang-bincang dan menutupnya dengan berfoto bersama. Saya sampai lupa, kalau ada acara Persami, karena kondisi juga sudah tidak terkontrol. Tapi saya terpaksa pergi untuk mempersiakan pencarian jejak yang akan dilaksanakan esok hari, untungnya saya ditemani Zenal.
Makan Bersama Mereka
Selesai saya memastikan pencarian Zenal, dijalan saya bertemu dengan rombongan mereka yang akan pergi ke Kundasang, ternyata mereka akan diantarkan oleh Tuan Hiu ke Simpang Sapi. Dan saya harus menghadapi ini sendiri. Karena nanti malam, akan ada pertunjukan pentas seni.

Setelah selesai melaksanakan Solat Magrib, kini giliran untuk menampilkan pentas seni. Acara pentas seni ini juga akan diiringi dengan api unggun. Berbagai acara diatraksikan mereka, ada yang menyanyikan lagu, puisi, menyanyi, yang terpenting adalah hiburan. Kami tak jarang diselimuti gelak tawa karena tingkah laku mereka.

Dan ada juga kejutan-kejutan dari pembawa acara, Bu Aji, seperti saya harus tampil menyanyi dan menari. Atau panitia lainnya yang dipaksa untuk menyumbangkan ketrampilannya. Semua berakir dengan bahagia, terutama Bu Aji, tidak tau juga kenapa dia begitu bahagia dengan momen ini. Hanya dia dan DIA yang tahu.
Pentas Seni
Acara hari ini diakhiri sekitar pukul 10.00, waktunya anak-anak untuk tidur. Kami panitia juga tidur, meskipun tak jarang juga dibumbui dengan cerita dan ditemani udara dingin di Andami. Hari ini begitu melelahkan, raga dan jiwa.[]


Lanjut Hari Ke-76 DISINI.