Wednesday, June 20, 2018

Cerita Bersama di KBRI Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam

Rombongan di KBRI Bandar Seri Bengawan (dokpri)
arifsae.com - Suara samar-samar terdengar memanggil namaku, "Arif Saefudin, Arif Saefudin. Dipanggil." Sontak saja, rebahan yang sedang ku jalani dikamar hotel harus diakhiri. Ternyata semua sudah siap untuk berangkat. Awalnya saya pikir masih harus menunggu bus tapi ternyata bus datang tepat waktu, "Ini bukan di Indonesia bung. Hihi"πŸ˜‡

Hari ini adalah hari penentuan. Iya, karena hari ini pengurusan visa akan dimulai. Tapi karena terlalu banyak orang, jadi kami dibagi menjadi 3 gelombang. Dan, untung saja nama saya berawalan "A", jadi saya termasuk kedalam rombongan pertama.
Baca kisah sebelumnya : 8 Kali Cap Passport, Perjalanan Darat Kota Kinabalu ke Bandar Seri Bengawan
Udara Brunei kali ini begitu terasa berbeda, sejuk dan kesannya seperti kampung saja. Ternyata bahasa orang-orang disini hampir mirip dengan bahasa Indonesia, bahkan lebih mirip dibandingkan dengan bahasa Sabah, Malaysia sekalipun. Termasuk dalam hal makanan, lebih cocok dengan lidah orang Indonesia, terpenting dengan lidah saya.

"Pak Arif ayo agak cepat ya, sudah ditunggu." Suara Pak Fakhri memberi komando kepadaku, dia adalah ketua guru tahap 8. Memang benar, saya tengok kanan dan kiri, ternyata saya orang terakhir dari gelombang pertama ini. Malu.😊

Tujuan awal kami adalah ke Kedutaan Malaysia. Kalau kemarin saya sampai di Brunei ketika malam hari, yang otomatis tidak bisa melihat keindahan bangunan Bandar Seri Bengawan, kali ini perjalanan menuju ke Kedutaan Malaysia disuguhi dengan pemandangan yang membuat mata ini takjub. 

Jalanan di Seri Begawan ini sepi. Disini, kita tak akan menemukan taxi online, seperti Grab, Uber apalagi Go Jek.😁 Kenapa? Lah wong setiap rumah hampir punya 2-3 mobil. Karena alasan itulah, di Brunei tidak ada angkot atau bus umum. Tidak ada. Di sini semuanya "horang kahyaa"πŸ˜†

Lalu kendaraanya pakai apa? Disini banyak yang menyediakan penyewaan. Sebenarnya ada kendaraan umum juga, tapi mungkin sangat jarang. Dan itupun tidak menentu.
Jalanan Brunei Menuju ke Kedutaan (dokpri)
Di Bandar Seri Begawan ini masih tergolong jarang rumah-rumah penduduk, bahkan banyak hutan-hutan masih terawat dipinggiran ibu kota ini. Jadi kesannya asri dan nyaman. Ditambah bangunan-bangunan megah yang menghiasi sepanjang jalan. Jadi seimbang.

Benar-benar terkesan dengan keindahannya. Jalanannya terlihat lengang. Hanya dititik tertentu saja ramai, itupun dipusat kotanya. Perjalanan menuju ke Kedutaan Malaysia lancar tanpa macet. Kami akhirnya sampai ke Kedutaan Malaysia, namun ternyata terlalu pagi, jam menunjukan jam 07.30, katanya Kedutaan Malaysia ini baru buku jam 09.00.
Pintu Masuk KBRI (dokpri)

Jadi kami putuskan untuk mendatangi KBRI Bandar Seri Begawan yang tepat disebelahnya. Pak Heri, selaku Kordinator Penghubung dan orang yang paling berjasa dengan pengurusan visa kami ini sudah menghubungi pihak KBRI kalau kami akan minta bantuan untuk bisa memberikan informasi tentang pengurusan visa disini ini.

Sesampainya di KBRI begitu terasa suasana Indonesia. Dari pintu masuk saja, saya sudah seperti berada di Indonesia. Ada bendera Merah Putih, sesuatu yang hanya ditemukan di perwakilan Indonesia saja. Dari Saptam dan lingkungan KBRI semuanya orang Indonesia. Kami puaskan berfoto-foto dulu sebelum masuk ke dalam KBRI.
Pintu Masuk ke KBRI (dokpri)

Gedung KBRI (dokpri)
Pintu Masuk KBRI (dokpri)
Lama Tak Melihat Merah Putih (dokpri)
Lukisan Koleksi (dokpri)
Berbeda dengan Kedutaan Malaysia yang belum buka, KBRI sudah buka dan memberikan pelayananya. Kami dipersilahkan masuk oleh Pak baik hati (aduh lupa namanyaπŸ˜–). Beliau mempersilahkan kami masuk kedalam ruang tunggu, yang sebenarnya ruang untuk rapat.
Ruang Tunggu (dokpri)
Pak Heri menjelaskan tentang kedatangan dan mengkonfirmasi maksud dan tujuan kedatangan kami disini. Dan beliau sangat mendukung serta rela memberikan waktunya bolak balik untuk mengurus visa kami,

"Kami sudah memberikan nota diplomatik ke Kedutaan Malaysia, jadi hari ini semuanya bisa diurus. Tidak perlu datang semua, asal syaratnya lengkap." Ucapan Bapak KBRI itu seperti oase dipadang pasir. Padahal kalau tidak ada nota diplomatik, urusan ini bisa sampai 3 hari.

Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk mengambil berkas-berkas teman yang lain untuk dikumpulkan jadi satu, baru kemudian diurus secara kolektif ke Kedutaan Malaysia. Akhirnya, Pak Fakhri harus bolak balik ke KBRI-Hotel untuk mengambil semua persyaratan yang dibutuhkan.

Tapi ada-ada saja masalah, ada 2 kawan yang tertinggal pernyaratanya, kalau ditinggal tidak mungkin, dan kalau ditunggu mereka harus menggunakan mobil sewa. Biayanya 70 Dolar Brunei, atau sekitar 700 ribu. Padahal tidak terlalu jauh juga, tapi inilah Brunei, dan mereka rela membayar itu.
Menyantap Makan dan Buku (dokpri)
Setelah semua selesai, kami hanya menunggu hasil dari visa yang dikumpulkan secara kolektif itu. Untung saja di ruang tunggu ada buku-buku, yang bisa menemani masa tunggu. Kawan-kawan yang lain ada yang mencari warung makan, meski jauh. Dan disini juga jarang penjual makanan, apalagi penjual kaki lima.

Padahal setelah mereka mencari makan, pihak KBRI dengan segala kebaikannya memberikan hidangan makanan yang benar-benar rasa Indonesia. Dari sayur, krupuk, gorengan hingga sambal. Benar-benar Indonesia. Dan ini moment pertama memakan masakan rasa Indoneisa setelah 4 bulan di Malaysia. Benar-benar nikmat.
Momen Menunggu (dokpri)
Setelah menunggu lama, akhirnya jam 5 sore hasil datang. Semua visa tinggal sudah dikantongi. Alhamdullilah tidak ada kendala berarti. Berkat bantuan KBRI dan kerjasama dari semua, akhirnya tujuan kami datang kesini terselesaikan hanya 1 hari. Padalah prediksi kami, 3 hari pengurusan baru bisa terselesaikan.

Kam pulang ke penginapan dengan kelegaan, "Kasihan teman-teman yang lain, tidak punya pengalaman di KBRI ini, masa jauh-jauh ke Brunei hanya berkutat di hotel saja."πŸ˜…

Dari sinilah akhirnya, kawan-kawan sepakat menggunakan waktu 2 hari tersisa ini untuk menjelajah berbagai wisata di Brunei. Karena tiket pulang memang sudah terpesan 2 hari kedepan. Jadi mari gunakan waktu sebaik mungkin. Tidak sabar menunggu hari esok...😁[]

Bersambung...DISINI.😍