Monday, April 30, 2018

Berburu Genting Sabah Palm Estate || Hari Ke-266

arifsae.com - Siap-sap, hari ini akan berburu data orang Indonesia lagi. Kali ini ke sebuah tempat yang sama sekali saya tidak pernah tahu, dan ini pertama kalinya saya akan kesana, Sabah Palm. Katanya estate ini merupakan bagian dari Genting. Dari hasil rapat kemarin, saya ditugaskan untuk kesana, dan untuk berburu data orang Indonesia, secepatnya.

Karena tidak suka menunda-nunda, saya pagi ini ke Andamy menjemput Bu Aji, untuk mengantarkan ke Ofic. Saya membawa tugas dari Pak Zul yang akan di tandatangai atau di cap jari seluruh berkas dari orang-orang Indonesia. Untuk Terusan 2, nanti urusan saya, dan kali ini Ofic tidak keberatan, hanya menjanjikan esok lusa.
Data Andamy
Sebenarnya saya mengajak Bu Aji pagi ini, tapi dia memilih untuk mengajar terlebih dulu, memang keren dia, saya yang kurang ajar, mengajak orang yang mau mengajar. Akhirnya saya pulang, sambil menunggu dia selesai mengajar, jam 10 pagi nanti kami akan mencari tempat itu.

Cuaca kali ini benar-benar panas. Mungkin sekitar 34 derajat. Benar-benar panas. Badan yang baru kemarin terasa remuk karena motoran ke Bandar Sandakan, kali ini badan harus berkorban lagi. Karena dari informasi, tempatnya lumayan jauh. Jam 10 saya menjemput Bu Aji, dia nampaknya agak keberatan, awalnya dia tidak mau menjadi anggota Pantarlih, tapi karena sudah saya daftarkan, akhinrya dia mau.
Berfoto Saat Tersesat
Udara yang benar-benar menyengat tak menjadi halangan. Jalan menuju ke Sabah Palm, saya menyusuri jalan yang akan ke Nangoh. Tepatnya, ada plang papan nama, di situ tertulis, kalau Sabah Plm berjarak 15 km. Lumayan jauh juga. Tapi tidak apa-apa, kami tetap menyusuri jalanan.

Jalan asing yang baru saya lewati. Karena tidak tahu, ada orang yang sedang bekerja, saya bertanya letak Sabah Palm. Katanya masih jauh. Di jalan, saya melihat pemandangan yang tak biasa. Ada Sawah. Ada Sawah di sekitar sini, ini baru pertama kali saya melihat sawah, yang ternyata tidak terlalu jauh. Benar-benar mengobati rasa kangen. Bu Aji minta foto, tapi saya menyarankan nanti saja kalau pulang. Kami menyusuri jalanan yang di tunjukan tadi.
Sawah di Tengah Sawit
Ada jalan bersimpang. Saya bingun, akhirnya saya pilih jalur kanan. Jalanan sawitnya jelek, tidak serata jalanan Wilmar. Tapi kami terus berjaan, lurus, lurus dan mengikuti jalan terus. Semakin lama semakin jauh, tidak ada orang. Bu Aji punya firasat kalau kami tersesat, tapi saya masih tetap motoran lurus. Sampai daerahnya aneh, tidak ada sawitan lagi.

Ternyata benar Bu Aji, kami tersesat. Kami bingung, sampai ke perbatasan sawit. Tiba-tiba ada orang naik kapal kecil lewat sungai, saya menanyakan lokasi Sabah Palm. Ternyata benar, kami tersesat. Seharusnua, kalau ada persimpangan, ambil kiri, bukan kanan seperti yang saya pilih. Padahal jarak yang sudah jauh, tapi kami harus kembali lagi.
Gate Masuk Sabah Palm
Kami menyusuri jalanan tadi. Jauh. Panas. Dan harus kembali lagi, semoga motor ini kuat menghadapi cobaan berat ini. Saya ambil kiri ketika sudah sampai jalan persimpangan, menyusuri jalanan. Tidak terlalu jauh, akhirnya kami bertemu dengan Gate masuk. Menulis daftar tamu, dan bertanya pada penjaga gate. Akhirnya benar, meski katanya masiih jauh.

Saya dan Bu Aji menyusuri jalanan. Mungkin sama saja jauhnya, sekitar 1 jam perjalanan dengan motor. Rasanya lelah badan ini. Akhirnya saya meminta untuk beristirahat sejenak di sawitan, menunggu orang datang. Lumayan menghemat tanaga. Ketika sedang istirahat, ada petugas gate lewat, yang tadi pertemu dengan saya ketika masuk. Dan dia mengajak, karena sekalian dia mau ke Ofic.
Persimpangan Jalan
Akhirnya sampailah kami ke Sabah Palm. Saya tidak menyangka, di pedalaman sawit yang jauh ini, ada ladang yang luas. Di sini juga ada kilang sawit, menambah keramaian. Tapi sayang, tidak ada CLC disini, yang ada hanya Humana saja. Pantas saja, jarang kawan yang tahu lokasinya, karena memang jauh dan tersembunyi.

Kami memarkirkan motor, menuju ke Ofic. Di Ofic, kebetulan Manager sudah ada di tempat. Saya langsung saja disuruh menemuinya. Perawakannya besar, sepertinya dia orang Tionghoa dan tidak bisa bahasa Melayu. Bahasa kami diterjemahkan oleh Kerani. Kami mengutarakan maksud kedatangan. Dia menyambut baik, tapi tidak bisa saat itu juga, kami dimintai nomor telepon dan akan di hubungi nanti.
Pintu Masuk Ofic
Saya memberikan email Konsulat, dan nomor telepon orang Konsulat. Pertemuan selesai, perjalanan yang jauh dan tersesat hanya diselesaikan 5 menit pembicaraan. Sebelum pulag, kami solat terlebih dulu. Masjid disini juga bagus, meksi masih kayu. Kami menyusuri jalanan yang berbeda, katanya lebih dekat. Di jalan, Bu Aji sempat menikmati sawah tadi, tentunya dengan berfoto, untuk kebutuhan update status media sosialnya.

Sempat tersesat lagi, tapi tidak terlalu jauh. Akhirnya, kami bisa kelaur dari petualngan ini. Saya ajak Bu Aji untuk makan ke Nangoh, karena dari jalan besar tidak terlalu jauh lokasinya. Mengisi perut, dan istirahat sejenak. Jam 4 sore, kami baru pulang. Di rumah, sudah banyak anak-anak yang menunggu untuk mengumpulkan tugas. Hari ini sungguh luar biasa. Cape tapi juga seru. Semoga ada hasilnya, pihak estate menghubungi Konsul. Saya sudah melaporkan keadaan kepada Pak Zul.[]
Lanjut Hari Ke-267 DISINI.

Sunday, April 29, 2018

Badan Terasa Remuk Hujan || Hari Ke-265

arifsae.com - Bermalas-malasan di kamar hotel, beristirahat membalas badan yang begal-pegal setelah motoran ke Bandar. Urusan sebenarnya selesai, saya ingin mengajak Pak Bima menonton film, tapi nampaknya dia tidak terlalu suka menonton film.

Jadi agenda yang selanjutnya adalah pulang. Karena tidak ada kegiatan lagi. Kami siap-siap pulang, setelah jam 12 siang. Saya menyiapkan badan lagi, bisa dipastikan badan akan terasa remuk lagi.
Hotel City Star
Motor melaju, saya diajak lewat jalan baru. Sama sekali tidak pernah terlewati. Mungkin faktor menggunakan motor, jadi bisa lebih gesit jalannya. Saya juga bingung, diajak jalan kemana ini. Tapi karena saya mengikuti saja, semua saya pasrahkan ke Pak Bima.

Dijalan, nampaknya bendera-bendera partai sudah semakin ramai. Ada bendera Barisan Nasional pimpinan petahana PM Najib Razak, dan Pakatan Harapan pimpinan Mahatir Mohammad. Nampaknya akan seru. Tapi berbeda kampanye disini, tidak seramai di Indonesia. Mungkin karena sistem pemerintahnya berbeda.
Jalanan Penuh Bendera
Pemandangan yang baru saya lihat menjadi tontonan menarik, hingga akhirnya saya diajak makan di Batu 4. Makanannya pun lumayan enak, tapi mahal. Tidak masalah, untung saja kemarin habis di suntik dana dari Pantarlih. Jadi tidak masalah makanan mahal. Sekali-kali tidak maslah kan.

Istirahat sebentar sambil makan, Pak Bima sempat telepon dengan Pak Lucky, KP Sarawak. Mereka masih ngobrol masalah Pantarlih, katanya rahasia. Cuaca panas terasa sekali, tapi perjalanan harus tetap dilanjutkan. Saya dikabari oleh Pak Saha, untuk mengambil soal murid Monsok yang sudah indah ke Terusan 2, namanya Nurul Asnani. 
Makan di Batu 4
Tapi katanya di Monsok hujan besar, padahal di bandar sangat panas. Kami sempat istirahat lagi di Chek Point. Melihat cuaca yang panas, tapi memang arah pulang sangat gelap. Mungkin benar nanti ketumu hujan. Ternyata benar, ketika melanjutkan perjalanan, kami sempat berteduh 2 kali karena hujannya sangat besar.

Karena tanggung dan waktu sudah sore, akhirnya kami tejang hujan. Hujan besar tidak menghalangi kami menuju ke Monsok. Tapi sial nya, ternyata soal yang akan di ujikan untuk Asnani sudah dibawa Bu Aji. Luar biasa. Sudah jauh-jauh, hujan-hujan pula, tapi di kerjain Bu Aji. Tunggu Pembalasanku.

Kami pulang ke Terusan 2, membeli cemilan di Sapi untuk mengganjal perut di rumah nanti. Badan sungguh terasa remuk. Sudah jauh di tambah hujan besar. Saya kapok, tidak akan lagi-lagi motoran ke bandar. Sungguh.[]
Lanjut Hari Ke-266 DISINI.

Saturday, April 28, 2018

Dari Pantarlih LN ke Bandar Sandakan || Hari Ke-264

Atribut Pantarlih
arifsae.com - Jam 9 sudah ribut, kawan-kawan sudah mulai berdatangan ke Al Kafi. Kabarnya orang-orang Konsul sudah mulai berdatangan. Saya dan Pak Bima yang santai akhirnya segera meluncur ke Al Kafi. Ternyata benar, mereka sudah datang, juga kawan-kawan yang lain.

Saya baru bertemu dengan orang-orang konsul, bahkan dengan orang yang sering berhubungan dengan saya, Pak Zul. Kami bersalaman dan berbincang-bincang dengan kawan-kawan, seperti dari guru-guru dari Sapi 2, Pamol, Monsok, dan beberapa kawan dari guru lokal dan mandor.
Makan Bersama
Kami memesan makanan sesuai selera, dan berbincang-bincang. Setelah kumpul semua, Pak Riyan memulai rapat pantarlih ini. Intinya adalah, kami diamanahkan sebagai petugas Pantarlih untuk mencari data terbaru bagi para pekerja Indonesia yang ada di Ofic-Ofic. Kendala-kendala yang ditemui menjadi hal yang disampaikan juga, seperti orang-orang Indonesia yang tidak memiliki Passport atau pendatang ilegal.

Saya juga sudah melaporakan hasil kerja saya. Ternyata, kawan-kawan yang lain belum sama sekali kerja. Hanya saya saja yang sudah mencari data, kata Pak Zul, Terusan 2 dijadikan semple. Memang dibandingkan dengan estete-estete lain, Terusan 2 dianggap paling lengkap. Kami juga diberikan berbagai atribut Pantarlih, identitas dan surat tugas. Identitas dan surat tugas ini tentunya diperlukan ketika ke ladang-ladang yang belum kita kenal, sehingga bisa dipercaya pihak ladang.
Diskusi Data
Di sela-sela makan, Pak Riyan bertemu dengan seseorang. Dia bertemu dengan petinggi Kilang Minyak Sapi. Mereka berbicara sebentar, dan akhirnya mengajak kami semua untuk mengadakan rapat di Kilang Sapi. Pengalaman baru tentunya. Saya sering lewat tempat ini, tapi sama sekali belum masuk kedalam. Mungkin kawan-kawan yang lain juga sama.

Kami diarahkan masuk ke ruangan ber-AC, luas dan nyaman. Berbeda dengan di Al Kafi tadi yang tentunya udaranya panas. Kami rapat disini. Menyelesaikan segala sesuatu, terutama tentang tanda tangan yang harus kami isi. Disamping itu, ada kaos dan uang untuk transportasi. Lumayan buat menyambung hidup ditengah krisis keuangan.
Meluncur Ke Bandar
Selesai rapat, mereka berpamitan. Kami berfoto bersama dan berjanji akan bertemu beberapa minggu kemudian. Saya dan Pak Bima sebelum pulang ke Terusan 2, akan menuju ke Sapi 2 untuk mengambil soal Paket yang sudah diserahkan tempo hari. Setelah itu baru saya pulang ke Terusan 2. Dasarnya Pak Bima, baru beberapa menit istirahat, saya diajak untuk ke Bandar Sandakan. Agak ragu, tapi Pak Bima menawarkan sensai beda, menaiki motor ke Bandar Sandakan.

Saya tertarik. Sekali mencuci baju, saya sanggupi permintaan Pak Bima untuk ke Bandar. Pengalaman pertama yang akan mengesenkan, atau malah melelahkan? Biarlah. Kami meluncur ke Bandar, jaraknya sekiar 150 km. 2,5 jam perjalanan, akan sangat menguras tenaga. Kami berangkat jam 16.30, dan 2 kali istirahat.
Rehat di Hotel
Istirahat pertama di Chek Point, kami makan dulu untuk mengisi tenaga. Saya memesan Coto Makkasar. Pak Bima sempat bertemu dengan kenalannya di Pamol. Sampai di Bandar jam 20.00 malam. Sampai Bandar, kami langsung mencari hotel City Star untuk menyimpan barang-barang. Karena setelah ini, kami akan melanjutkan mencuci baju.

Sambil menunggu selesai, kami minum-minum di kedai pinggir pantai. Menikmati suasana malam. Meski badan terasa remuk, karena ini pengalaman pertama. Benar-benar melelahkan. Setelah selesai semua, kami menuju ke hotel. Saya tidak sabar ingin istirahat. Entahlah kalau Pak Bima, dia nampaknya akan begadang. Memang tidak ada rasa capai nya. Hari ini benar-benar menguras tenaga. Mari istirahat di kasur empuk hotel.[]
Lanjut Hari Ke-265 DISINI.

Friday, April 27, 2018

Cerpen Sandakan: Done || Hari Ke-263

arifsae.com - Menyelesaikan laporan hari ini menjadi agenda yang harus diselesaikan secepatnya. Karena hari ini Andamy dan anak-anak akan pergi ke Kota Kinabalu untuk mengikuti lomba KUAR. Entahlah, lomba apa itu. Yang jelas, laporan keuangan ini harus selesai, karena saya sudah di tagih oleh Bu Ari dan Bu Siti untuk secepatnya menyelesaikan laporan.

Jam 8 saya menuju ke Andamy, anak-anak dan Bu Aji sudah siap-siap. Sepertinya mereka tinggal berangkat. Untung saja saya tepat waktu, tidak terlalu lama menunggu, laporan itu saya berikan kepada Bu Aji. Semoga nanti tidak ada revisi.
Mobil Mereka Siap
Mobil untuk mengangkut mereka juga sudah siap. Mereka akan diantarkan ke Simpang Sapi, kemudian naik Bus. Saya tidak mengantarkan ke Simapang Sapi, hanya bisa menjanjikan kalau samapai ada yang juara, akan ada hadiah dari saya. Saya pulang ke rumah setelah mereka berngkat.

Agenda hari ini menyelesaikan proses edit cerpen. Tetap harus diterget, dan harus selesai sebelum liburan ini selesai. Semakin kesini, semakin selesai. Semua yang berat-berat sudah mulai teratasi, dan hari ini cerpen antologi kawan-kawan tahap 8 di Sandakan selesai. Finish. Tinggal meminta kata sambutan dari Prof Ari Purbayanto, Atikbud KBRI Kuala Lumpur dan seteleh itu menghubungi penerbit dan menunggu hasilnya.
Pak Bima Belanja di Pakistan
Sore hari Pak Bima datang ke rumah. Sepertinya dia kelaparan, tapi saya juga tidak masak apa-apa, akhirnya dia mengajak ke Kedai Pakistan untuk belanja makanan ringan. Rencananya, besok akan ada pertemuan dari para panita Pantarlih di Al Kafi.

Sebenarnya kurang elite, masa pertemuan dengan orang-orang Konsul di Kedai Al Kafi. Tapi tidak masalah, yang terpenting semua data yang diminta lengkap. Orang-orang Konsul memilih tempat ini karena dirasa berada dititik paling tengah diantara kawan-kawan di Sandakan. Semoga besok lancar.[]
Lanjut Hari Ke-264 DISINI.

Thursday, April 26, 2018

Titip Jawaban Mereka || Hari Ke-262

arifsae.com - Hari ini memulai dengan membereskan semua keperluan penyerahan soal. Dari adminsitrasi hingga akhirnya nanti di segel. Semua saya cek satu persatu, biar tidak ada kekurangan. Kalau ada salah satu kekurangan, efeknya juga nanti ke saya. Pasti saya yang dikejar-kejar. Saya menunggu kabar, apakah nanti orang penjemput jawaban itu datang sebelum Jum'atan atau setelah Jum'atan.

Tapi sampai jam 11 tidak ada kabar. Jadi saya Jum'atan terlebih dulu di Terusan 2, biar nanti habis Jum'atan saja. Kali ini saya sendirian mengantarkan jawaban soal UN. Saya menuju ke Sapi 2 setelah selesai Jum'atan, dan ternyata para penjemput jawaban belum sampai di Sapi 2.
Makan di Al Kafi Senddiri
Di Sapi 2 tidak ada Bu Niki, hanya ada Bu Sukma. Katanya Bu Niki sedang mengajar di tempat lain. Saya tidak lama di Sapi 2, karena sang penjemput jawban masih lama, akhirnya saya berpamitan untuk pulang setelah menyerahkan dan menitipkan jawaban UN. Dan Bu Sukma menerima, karena memang sistemnya seperti itu. Sudah jadi tradisi di Sapi 2 menjadi tempat transit dan penjemputan baik soal dan jawaban.

Saya mampir di Al Kafi untuk makan, sambil menunggu kabar dari Sapi 2. Karena tidak ada kabar, akhirnya saya pulang. Niatnya ke Ofic Andamy untuk meminta data Pantarlih yang sudah dijanjikan tempo hari. Sudah ada sebagian yang fix, dan sebagian ada yang belum. Masih di janjikan esok lusa untuk yang benar-benar lengkap.
Menuju Andamy
Keperluan Pantarlih sudah lebih lengkap. Data ini nanti saya laporkan ke Pak Zul kalau sudah benar-benar lengkap. Selesai hari ini, saya pulang, sudah janjian dengan Bu Aji untuk menyelesaikan laporan keuangan. Besok Bu Aji akan ke KK, dan saya berniat untuk menitipkannya. Lembur lagi malam ini.[] 
Lanjut Hari Ke-263 DISINI.

Wednesday, April 25, 2018

Selesai Satu, Tumbuh Tujuh || Hari Ke-261

arifsae.com - Hari ini UN terakhir. Tapi biarlah nanti saja, karena pagi ini saya sudah diberikan kabar penerimaan info Pendidikan Profesi Guru (PPG). Saya ditanya oleh Bu Siti, Guru SIKK, "Pak Arif bener tidak ikut PPG?" Saya menanyakan ke keluarga, mereka menyerahkan kepada saya. Dengan mengucap bismillah, saya balas dengan kata "Tidak". 

Memang ini pilihan. Tapi semua sudah dipertimbangkan, baik buruknya, kekurangan dan kelebihannya. Ada kawan saya yang ikut, dan ada kawan saya yang tidak juga. Meski punya hak untuk mengikuti seleksi itu. Saya punya rencana sendiri, semoga Allah SWT memberikan jalan kemudahan untuk rencana saya kedepan. 

Di sisi lain, saya di pasrahkan untuk mengedit cerpen kawan-kawan Sandakan. Pusing lagi. Tulisannya masih sangat amburadul, kalau tidak mau dikatakan hancur. Tapi tidak semua, ada yang sudah bagus, ada yang hanya ringan, dan ada juga yang babak belur. Tapi untuk karya antologi pertama ini, saya semangat untuk mengedit nya.
Mereka yang Ujian Nasional
Semoga sesuai terget. Sebelum liburan, buku bisa diluncurkan. Urusan cerpen dan PPG biar berjalan, hari ini ujian nasional terakhir. Bu Aji siang ini datang ke rumah, dia akan membantu lagi mengawasi dan ujian terakhir. Tentu membantu segala bentuk adminsitrasi yang menguras tenaga itu.

Ujian terakhir ini berjalan biasa, mereka datang satu persatu. Meski ada yang terlambar, tapi semua berjalan sesuai rencana. Mereka selesai juga. Meski kadang mereka tidak sadar betapa pentingnya ujian ini. Mereka santai saja mengerjakannya, bahkan terkensan main-main. 
Ujian Nasiona Terakhir
Jangan dibayangkan mereka seperti anak-anak sekolah SMP pada umumnya, tapi lebih mirip ujian kesetaraan. Ada yang sudah 24 tahun, ada yang 22 tahun, dan semua menggunakan baju bebas. Tapi itulah realitasnya, mungkin karena dari awal salah rekrutmen, jadi efeknya hanya 5 orang yang ujian.

Saya dan Bu Aji tetap menyelesaikan adminsitrasi, biar besok sudah benar-benar bebas dari beban itu. Selesai mengerjakan administrasi, saya mau mengantarkan Bu Aji, tapi kebetulan ada Fikar yang datang. Jadi sekalian saya mintakan kepada Fikar untuk mengantarkan Bu Aji ke Andamy. Meski nampaknya Bu Aji kurang nyaman. Tapi biarlah, saya capek. Selesai satu masalah, datang masalah yang lain, pusing. Tujuh keliling.[]
Lanjut Hari Ke-262 DISINI.

Memupuk Karakter Berbasis Budaya Literer

Opini Satelitpos 25/4/18

Tuesday, April 24, 2018

UN yang Ramah || Hari Ke-260

arifsae.com - Kemarin-kemarin sebenarnya saya menguslkan untuk mengumpulkan cerpen. Rencananya, saya akan mengajak teman-teman Sandakan untuk menulis cerpen, dan mengumpulkannya menjadi sebuah antologi cerpen kawan-kawan tahap 8 yang bertugas di Distrik Sandakan.

Dan dari 10 orang tahap 8 yang berada di Sandakan, hanya 1 orang yang tak bisa menyumbangkan ide nya. Tidak apa-apa, dia mungkin punya penilaian sendiri. Saya bertugas sebagai editor, dan mereka semua mengumpulkan ke saya. Hari ini lengkap sudah kiriman naskah. 
Mereka yang Ramah
Tapi memang harus ekstra keras untuk mengedit tulisan kawan-kawan, tidak masalah, saya bersedia. Pagi ini sebelum melaksnaakan Ujian Nasional, saya mencoba untuk mengedit cerpen yang sudah saya kumpulkan tempo hari. Butuh kerja keras beberapa hari ke depan. Tetap semangat berkarya, apalagi ini bersama teman-teman yang lain.

Siang hari saya menjemput Bu Aji dari Andamy, selalu disambut oleh mereka yang berebut minta salaman. Saya membawa Bu Aji untuk membantu menuliskan adminstrasi dan mengurus UN. Hari ini adalah UN hari ke-2. Mereka datang tepat waktu, mungkin karena sudah saya ancam. Memang sedikit mengancam itu perlu.
Ujian Nasional Hari Ke-2
Ujian hari ini begitu ramah, mereka terlihat sangat manis. Nurut dan penuh dengan canda tawa. Begitu nyaman hari ini, termasuk Bu Aji. Adminstrasi selesai, untung ada Bu Aji yang membantu menuliskannya. Karena tulsian dia lebih bagus dibandingkan dengan tulisan saya.

Hari ini lancar. Besok adalah hari terakhir. Sebalum memikirkan urusan yang lain. Motor di bawa Bu Aji untuk pulang ke Andamy. Biarlah. Dia lebih membutuhkan. Sedangkan saya untuk memenuhi kebutuhan yang seharian ini tidak makan, saya masak sendiri.[]
Lanjut Hari Ke-261 DISINI.

Monday, April 23, 2018

Berburu Data Orang Indonesia || Hari Ke-259

arifsae.com - Pak Zulkifli, orang dari Konsulat yang menjadi kordinator untuk wilayah yang saya ketuai. Wilayah itu adalah Terusan 2, Terusan 1, Andamy, Rumidi dan Sabah Plm. Untuk hari ini, saya sudah diminta untuk mulai mencari data-data orang Indonesia yang bekerja di Ladang-Ladang Sawit tersebut.

Dulu, bayangan saya begitu mengerikan. Satu ladang saja, itu luasnya minta ampun. Dan jumlah pendudukanya ribuan. Saya membayangkan datang ke rumah satu-satu dan menanyakan keberadaanya. Kalau seperti itu, saya tidak ada waktu mengajar. Untung saja, Pak Zul memberikan alternatif untuk mendatangi ofic dan tinggal meminta data nya saja. Beres.
Ofic Terusan 2
Lebih simple pasti. Saya lebih memilih yang itu, karena kerjaan saya tidak hanya itu, tapi mengurus sekolahan juga. Kalau dua-duanya dikerjakan, jelas tidak mampu. Untung ada solusi. Pagi ini meski sedikit gerimis, saya ke Ofic Terusan 2. 

Saya masuk, terlihat sepi. Saya diarahkan ke Kakak Kerani untuk mengurus data-data itu. Orang sini menyebut data orang pemilihan dengan sebutan Banci. Terlihat aneh ya, tapi itulah disini. Saya diberikan pelayanan yang cukup baik, tapi tidak bisa sekarang, baru dijanjikan beberapa hari kedepan. 
Bu Aji Menemani
Kerjaan juga lebih simple. Sekali masuk Ofic saja, saya dijanjikan akan mendapat data dari Terusan 2, Terusan 1 dan Rumidi. Jadi sekali kerja, 3 ladang beres. Simple kan? Memang ke-3 ladang itu satu estate dibawah naungan Wilmar. Dan ofic Terusan 2 merupakan ofic besarnya. karena akan dijanjikan esok lusa, saya beralih ke Andamy. Karena sudah beda ladang.

Saya menuju ke sekolahan. Mengajak Bu Aji ke Ofic, karena dia yang paling tahu tentang data orang Andamy. Apalagi dia sudah mengenal orang-orang Andamy yang berada di Ofic. Kami menuju ke Ofic Andamy, disana dijanjikan juga esok lusa. Meski tidak dapat, tapi saya sudah memberikan landasan, tinggal memanen data saja esok hari.
Ujian Nasional Pertama
Saya tidak lama-lama, setelah mengantar Bu Aji ke sekolahan lagi, saya langsung pulang. Mempersiapkan nanti siang ujian Nasional hari pertama. Kali ini mereka saya suruh ke Terusan 2 semua. Karena ini ujian penentu, mereka saya minta datang lebih awal.

Kali ini saya mengurus sendirian, untung saja mereka datang sesuai jadwal. Bisa di tebak, mereka mengerjakan sama saja dengan Ujian Sekolah tempo hari, asal-asalan, yang penting selesai. Mungkin karena mereka tidak tahu efeknya. Biarlah. Terserah mereka saja. Selesai ujian, saya makan keluar, makan di Kedai Nur Cahaya sendiri. Makan nasi goren. Seharian tidak makan.[]
Lanjut Hari Ke-260 DISINI.

Sunday, April 22, 2018

Tak Kuat Lama || Hari Ke-258

arifsae.com - pagi Saatnya untuk bermalas-malasan di kamar hotel. Sesekali melihat-lihat dan melengkapi tulisan di blog. Masih diisi dengan cerita dan rencana nanti pulang ke Indonesia. Kami baru siap-siap keluar hotel jam 12 siang, sekalian pulang dan Cek Out hotel.

Kami tak bisa lama-lama di Bandar. Keuangan semakin menipis, jadi harus pulang. Sebelum pulang, kami makan dulu di Seri Minang. Seperti biasa, saya memesan Ayam Penyet. Memang enak disini. Rencananya, saya akan menaiki Bus Mini jurusan Telupid. Seperti biasa, nanti Bu Aji yang akan menjemput di Simpang Sapi.
Bus Mini Telupid
Sebelum pulang, saya diajak ke Genting Mas Mall untuk berbelanja. Saya juga sekalian belanja beberapa kebutuhan. Tidak lama, karena jam 1 Bus Mini berangkat ke Simpang Sapi. Saya juga sudah menghubungi Bu Aji. Sempat juga di turunkan, karena akan dioper ke Bus Mini lain. 

Sampai di Simpang Sapi jam 3 lebih. Bu Aji sudah siap menjemut, saya ajak untuk makan dulu di Al Kafi. Suasana berbeda. Banyak bendera-bendera Partai sudah dipasang. Memang, awal bulan Mei nanti akan ada Pemilihan Raya di Malaysia. Efeknya, bendera-bendera sudah mulai di pasang. 
Partai Keadilan Rakyat
Bendera yang saya lihat adalah bendera Partai Keadilan Rakyat. Di Malaysia, ada yang unik, ada sebuah bendera, seperti bendera Indonesia, tapi bedanya ada keris di tengah-tengahnya. Waktu awal saya melihatnya, sedikit aneh, karena kalau di Indonesia, bendera merah-putih diberi simbol lain akan jadi masalah. Di Malaysia, bendera itu adalah bendera UMNO (United Malays National Organisation), yaitu gabungan partainya bangsa Melayu.

Tapi suasana tidak seramai di Indonesia. Mungkin karena ini Sabah, dampak politiknya tidak seperti di Semenanjung. Yang menarik, pemilihan raya kali ini akan diikuti oleh Mantan PM Malaysia, Mahatir Mohamad, yang usiaanya sudah 93 lebih. Moment langka yang terjadi diajang pemilu dengan usia se tua itu. Petahana PM Malaysia sekarang, Tun Abdul Rozak, akan berhadapan dengan seniornya. Akan seru.

Biarlah, nanti saja kita lihat hasilnya, sekarang saya mengantarkan Bu Aji ke Andamy, kemudian baru saya pulang ke Terusan untuk istriahat. Siap-siap besok akan melaksanakan Ujian Nasional. Saya sudah memberitahukan kepada mereka, kalau besok harus siap-siap.[]
Lanjut Hari Ke-259 DISINI.

Saturday, April 21, 2018

Cerita Orang Tua Hebat || Hari Ke-257

arifsae.com - pagi Pak Panca pagi ini akan ke Monsok, pas banget. Saya sekalian akan ikut ke Simpang Sapi. Dia akan bertemu dengna Pak Saha. Entah mau membahas tentang apa. Kami menuju ke Simpang Sapi jam 7 pagi. Udara yang cerah menyambut kami pagi ini.

Cocok untuk jalan-jalan, apalagi ini kan akhir pekan. Bermalam minggu di Bandar Sandakan sepertinya menggoda, setelah kerkutat dengan ujian dan berkas-berkas administrasi. Saya menungu di Simpang beberapa lama, sampai ada Pakcik datang menawarkan tumpangan.
Perjalanan Hebat
"Kita Cikgu kah?" Dia menanyakan. "Ayolah ikut, saya pun mau ke Bandar." Tanpa pikir panjang saya iyakan. Saya terbuat kaget olehnya, katanya, Pakcik itu anaknya sudah pernah melanjutkan sekolah di Indonesia. Dia adalah alumnus CLC Sapi 2, yang sudah mendapatkan beasiswa di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta.

Saya terasa kaget juga. Orang tua nya sangat perduli dengan pendidikan anaknya. Dia juga menceritakan akan memindahkan anak kecilnya yang lain untuk melanjutkan sekolah di CLC Monsok, tapi sayang, Pak Saha yang bertugas di sana akan segera pulang. Katanya, sekolah di Humana tidak sesuai harapan mereka.
Rumah Pakcik
Di jalan, saya diajak ke rumahnya terlebih dulu. Mengajak anak-anak dan istrinya. Mereka memang mau ke bandar. Kami berjalan bersama. Mereka bercerita banyak, salah satunya, tentang surat-surat istrinya yang belum lengkap. Mereka susah mendapatkan surat resmi, utamanya untuk mentransfer uang anaknya yang di Indonesia. Untung ada Pak Rahmat dari Sapi 2, katanya, dialah yang membantu segala sesuatu.

Tidak terasa, akhirnya sampai juga di Bandar. Saya pikir mau gratis, tapi ternyata bayar juga. haha. Tapi tidak apa-apa, standar juga bayarnya. Saya menuju ke pencucian baju, bertemu Pak Majid untuk mencuci baju bersama. Sambil menunggu cuci baju, kami makan terlebih dulu.
Cuci Baju
Selesai makan dan cuci baju, kami berencana menonton film terbaru. Hari ini ada film Rampage, film Dwayne Johnson terbaru. Kami memesan tiketnya terlebih dulu. Nanti jam 5 jadwal nontonnya. Saat ini mencari hotel terlebih dulu, seperti biasa, City Star pilihannya. Kami istirahat dulu, sampai jam 5 sore makan di pinggir pantai, makanan ringan sambil menikmati sore hari, indah.
Menikmati Senja
Jam 5 sore barulah kami meuju ke Bioskop terdekat. Tentu saja menonton film Rampage. Film ini kisahnya tentang seeokor gorilla bernama Goerge. Karena sebuah eksperimen, Goerge berubah menjadi monster yang ganas. Pokoknya seru abis. Tidak menyesal menyaksikannya. Sepanjang nonton, tidak pernah terlewatkan satu detikpun.

Selesai, kami langsung menuju ke hotel untuk istirahat. Tapi Pak Majid tidak bisa diam, dia ingin curhat. Tentu saja masalah Bu Niki. Kisah cintanya begitu misterius. Saya hanya menjadi pendengar setianya. Biarkan dia bercerita sepuaasnya. Meski sampai larut malam.[]
Lanjut Hari Ke-258 DISINI.

Friday, April 20, 2018

Ambil Soal UN, Kembalikan Jawaban US || Hari Ke-256

arifsae.com - Sudah diwanti-wanti, kalau hari ini akan menjemput lagi soal UN di CLC Sapi 2. Makannya pagi-pagi ini saya menyelesaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan administrasi ujian. Karena tadi malam Fikar baru mengerjakan, otomatis administrasinya tertinggal.

Untung saja kemarin ada Bu Aji yang membantu. Sedikit mengurangi beban, kali ini harus selesai. Karena jam 11 saya berniat untuk ke Simpang Sapi. Untung saja tepat waktu, selesai pada waktunya. Dan saya mengajak Bu Aji untuk menemani mengambil soal di Sapi 2.
Masjid Ar-Rahman

Jam 11 saya pergi ke Andamy untuk menjemput Bu Aji. Sebenarnya hari ini akan Jum'atan. Tapi karena kewajiban, jadi harus menjemput soal lagi dan mengembalikan jawaban. Biarlah, nanti Sholat Jum'at di Masjid Ar-Rahman. Karena membawa Bu Aji, yang tidak mungkin saya ajak Sholat Jum'at, jadi solusi terbaiknya adalah meninggalkannya di Al Kafi. 

Biarkan dia bermain dengan laptop, dan saya menuju ke masjid untuk melaksanakan Sholat Jum'at. Jam 1 baru selesai Jum'atan, saya menuju ke Al Kafi untuk makan siang terlebih dulu. Informasi terkini, orang yang mendistribusikan soal belum sampai ke Sapi 2. 
Makan Siang

Sampai jam 2 tidak ada kabar dari orang SIKK. Mereka mungkin masih lama, jadi saya putuskan untuk ke CLC Sapi 2 untuk menyerahkan lembar jawab dan segala adminsitrasinya. Untung saja di sana ada Bu Niki yang siap menerima dan menampung. Kami tidak lama di sini, karena masih jauh, kami pulang terlebih dulu, yang terpenting adalah semua berkas sudah saya titipkan ke Bu Niki.

Saya pulang, kami menunggu di rumah. Sambil menunggu kabar distribusi soal UN dari SIKK. Dari CLC Pamol, ada Pak Panca dan Pak Azwi yang akan mengambil soalnya. Saya tahu mereka yang mengambil dari group, dan saya minta tolong Pak Panca untuk sekalian mengambilkan soal. Kebetulan tidak terlalu banyak soal nya. 
Bu Niki di CLC Sapi 2

Untung saja Pak Panca menyanggupi, jadi saya tidak perlu lagi ke Sapi 2. Sore hari saya mengantarkan Bu Aji ke rumah, dan sempat bertemu dengan Pak Panca di jalan. Katanya nanti dia akan bermalam ke rumah. Ternyata benar, jam 6 dia datang ke rumah sambil membawa soal. 

Urusan hari ini selesai. Pak Panca malam ini akan bermalam di Terusan. Rencananya besok akan ke Bandar, setidaknya merehatkan pikiran. Ujian yang sebenarnya akan dilaksanakan Senin besok. Saya sudah janjian dengan Pak Majid untuk ke bandar besok.[]
Lanjut Hari Ke-257 DISINI.

Thursday, April 19, 2018

Ujian Pulang Malam || Hari Ke-255

arifsae.com - Mencari waktu yang tepat untuk mengerjakan laporan adalah di pagi hari ini. Masih ditemani dengan hujan pagi hari ini. Padahal, rencananya nanti sore saya akan ke Terusan 1 untuk ujian disana. Karena dari kemarin ujian berlangsung di Terusan 2, jadi hari ini rencananya ujian akan dilaksanakan di Terusan 1.

Berarti Fikar yang dari Terusan 2 harus ke Terusan 1 untuk melaksanakan ujian disana. Rencananya saya akan ke Terusan 1 dengan Bu Aji, kalau tidak ada kawan kesana, rasanya malas ditengah jalan yang lumayan jauh ini.
Jalan Menuju Terusan 1
Jam 12 Bu Aji datang. Sempat ngobrol sebentar, kami menuju ke Terusan 1 jam 1 Siang. Saya sudah mengatakan pada mereka, untuk datang tepat waktu, yaitu jam 2. Maksudnya biar ujiannya selesai, dan besok tidak ke Terusan 1 lagi. Tinggal menyelesaikan administrasi yang menguras tenaga.

Tapi dasarnya mereka, tidak bisa menghargai waktu. Sudah saya wanti-wanti untuk datang jam 2, malah baru kumpul jam 3 sore. Ujian baru dimulai jam 3, mereka sudah lengkap dan siap melaksanakan ujian. Ujian hari ini berjalan lancar, mereka menyelesaikan seperti biasa. 
Ujian Terakhir
Mereka mengumpulkan seperti biasa. Saya juga bersiap-siap untuk pulang ke Terusan 2. Tapi ketika berkas sudah siap, ada kabar dari group WA, kalau besok soal Ujian Nasional akan segera dikirimkan ke ladang-ladang. Padahal soal tinggal satu lagi, akhrinya, setelah berdiskusi dengan Bu Aji, saya memanggil anak-anak yang sudah pulang itu untuk melakukan ujian hari ini juga. Harus selesai, jam berapapun.

Akhirnya mereka dipanggil satu-persatu. Mereka memulai mengerjakan ssoal lagi, ada yang sudah olah raga, ada yang sudah pulng ke rumah. Tapi demi kepentingan mereka juga, akhirnya terpaksa harus mengerjakan lagi. Seluruh adminstrasi juga harus diselesaikan hari ini juga. Samapi jam 7 malam mereka selesai, sempat bertemu Cikgu Stella, dan menanyakan tentang sistem ujian di Indonesia.
Gate Terusan 1
Jam 7 malam kami baru pulang. Tidak tanggung-tanggung, harus melewati jalanan gelap yang tanpe penerapan sedikitpun. Untung ada kawan di jalan, kalau sendiri mungkin takut juga. Kami melewati dengan obrolan, seperti biasa. Saya mengantarkan Bu Aji ke Andamy. Dan Fikar yang sudah pulang, harus datang ke rumah dan menyelesaikan ujiannya malam ini juga. Saya istirahat, dia mengerjakan ujian. Besok harus selesai semua.[]
Lanjut Hari-256 DISINI.

Wednesday, April 18, 2018

Mereka Kumat Lagi || Hari Ke-254

arifsae.com - Masih mengurus laporan pagi ini. Terutama untuk mengerjakan adminstrasi ujian nanti siang. Kalau sekarang beres kan nanti siang tinggal mengerjakan yang lain. Pagi ini juga sudah mulai pembentukan anggota Pantarlih oleh KJRI Kota Kinabalu. Saya menjadi ketua dari 2 anggota, yaitu Bu Aji dan Pak Rahmat.

Menjadi tantangan kali ini. Saya sanggupi saja, meski menjadi hal baru disini. Tapi akan jadi pengalaman tersendiri nanti. Tapi itu nanti saja, sekarang saya mengurus hal yang sore nanti saya hadapi. Menyelesaikan adminstrasi ujian. Siang hari, saya menjemput Bu Aji.
Tragedi Penangkapan
Karena lapar, setelah menjemput Bu Aji di Andamy, saya ajak Bu Aji makan di Kedai Nur Cahaya. Kami memesan Ayam Penyet untuk mengisi perut siang ini. Sedang asik-asiknya makan, ada kejadian menarik. Ada segrombolan Polis datang. Masuk ke kedai tanpa permisi.

Menjadi perhatian orang-orang ketika Polis masuk ke kedai. Sambil membawa orang yang sedang di borgol. Saya juga melihatnya, saya bertanya, apa yang terjadi? Sepertinya, kejadian itu menjadi perhatian orang-orang sekitar.
Ujian di Mulai
Ternyata setelah ditanya-tanya, orang itu merupakan orang pengguna narkoba atau dadah. Memang orang-orang disini banyak yang "menghisap batu". Sejenis narkoba yang sangat banyak. Mungkin mengetes urine tadi menjadi syarat untuk mengecek dia positif atau negatif pengguna narkoba.

Selesai makan, kami menuju ke Terusan. Mempersiapkan apa saja yang akan menjadi syarat ujian nanti sore. Tidak seperti hari kemarin, hari ini mereka terlambat semua. Mereka kumat lagi. Saya dan Bu Aji menunggu-nunggu mereka, tapi tidak ada kabar. Syukur, mereka datang semua. Meski terlambat. Tidak apa-apa, saya mengerti karena jarak dan tadi sedikit hujan, yang penting mereka menyelesaikan semua dengan lancar.[]
Lanjut Hari Ke-255 DISINI.

Tuesday, April 17, 2018

Alumnus Menjemput Ijazah || Hari Ke-253

arifsae.com - Bapaknya Ikarm, Pakcik Kommarudin datang ke rumah pagi-pagi. Dia ingin mengambil ijazah anaknya, Ikaram yang sudah melanjutkan sekolahnya di kampung. Dia melanjutkan SMK, dan sangat membutuhkan ijazah itu sebagai syaratnya melanjutkan sekolah.

Saya memang sudah memberikan informasi, kalau ijazah anak-anak alumus tahun kemarin sudah saya jadi. Ijazah itu sudah jadi dan dititipkan ke Bu Aji ketika ke SIKK kemarin lusa. Dan yang paling respon dan pertama kali ke rumah adalah bapak Ikram. 
Alumnus Mengambil Ijazah
Inilah sebenarnya yang menjadi target, mereka melanjutkan sekolah di Kampung nya. Sebenarnya ada beasiswa-beasiswa yang di tawarkan, tapi saya tanya, alumnus CLC Terusan 2 belum ada yang berhasil mendapatkan beasisawa itu. Kalau yang mandiri ada beberapa, bahkan sudah sampai melanjutkan kuliah ke Universias Negeri Makkasar.

Hari ini jam 2 siang saya suruh mereka untuk datang lebih awal. Supaya selesainya lebih awal, maklum saja, jarak mereka lebih jauh. Jadi harus anisipasi kehujanan, apalagi sekarang hampir setiap hari hujan. Hari ini saya juga menyruh para alumnus dan orang tua alumnus untuk datang mengambil ijazah anak-anak nya.
Ujian Hari Kedua
Hariani, Jusnani dan Ilham datang ke Terusan 2. Sebelum ujian dimulai, mereka datang. Jadi sambil mengurus ujian, sambil menyerahkan ijazah. Lagi-lagi, mengambil kesempatan itu untuk digunakan sebaik-baiknya. Mereka semua sepertinya bahagia, karena ijazah yang sudah ditunggu-tunggu selama satu tahun akhirnya datang juga.

Hari ini mereka memegang hasil belajaranya selama 3 tahun. Meski saya tidak pernah merasakan mengejar mereka, tapi saya tahu betul perjuangannya. Tidak mudah, karena mereka harus berhadapan dengan kerasnya hidup di ladang Sawit. Sampai ujian selesai, dan alumnus mengambil ijazah, ada 1 anak yang belum mau mengambil nya. Padahal saya sudah mengabarinya. Biarlah, dia yang butuh. Mungkin besok.[]
Lanjut Hari Ke-254 DISINI.

Monday, April 16, 2018

Hujan di Hari Pertama Ujian || Hari Ke-252

arifsae.com - Hari ini adalah hari perama ujian Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Saya sudah mengambil soal kemarin, dan siap untuk melaksanakan ujian hari ini. Namun pagi-pagi seperti ini saya harus ke Simpang Sapi, karena sudah janji tadi malam, kalau saya yang akan menjemput Bu Aji. Dia baru dari Bandar Sandakan, mungkin menenangkan diri. Atau hanya mau lari dari kenyataan? Entahlah.

Meski hujan-hujan begini, saya tetap menuju ke Simpang Sapi. Jam 7.30 saya jalan, sampai di sana jam 8. Meski tidak terlalu besar, tapi hujan gerimis ini cukup membasahi baju. Dan saya menunggu Bu Aji di bawah pohon Simpang Sapi, menunggu 30 menit, sampai Bu Aji sampai dan turun dari Bus. Karena tidak mau lama-lama, kali ini tidak ke Al Kafi, disamping pagi, Bu Aji langsung akan mengajar hari ini.
Naskah Ujian
Sesampainya di Andamy, Bu Aji langsung masuk ke sekolah sekaligus rumahnya. Dan saya pulang ke Terusan. Kali ini banyak pekerjaan yang menanti, yaitu menyelesaikan administrasi ujian untuk nanti siang. Karena saya sendiri, jadi saya harus menghemat waktu, dan mulai mencicil pekerjaan.
Hujan Terusan
Sistem ujian disini sedikit berbeda. Di sini, soal yang sudah di distribusikan dari SIKK, akan di simpan di sekolah dan dijaga oleh pengelola sendiri. Urusan keamanan dan kerahasiaan tergantung pengelola sendiri, dan itu saya. Setidaknya yang bertenggung jawab di Terusan 2 ini.

Saya sudah mengabari anak-anak kelas 9. Tahun ini kelas 9 hanya 5 orang, dan itu pun anak-anak yang sudah bekerja. Bahkan ada yang sudah menikah. Zenal, anak yang sudah 24 tahun itu juga susah saya kabari. Saya menekankan pada mereka, kalau ini merupakan ujian terakhir. Jadi harus datang. Mau tidak mau, suka atau tidak suka.
Ujian Hari Pertama
Anak-anak dari Terusan 1 harus ke Terusan 2. Meski lumayan jauh, tapi mereka saya wajibkan ke Terusan 2. Biar terfokus dan terpusat. Kalau hari-hari biasa, mereka tidak mau, saya yang harus ngeround ke Terusan 1. Ujian hari ini dimulai jam 3 sore. Memang itulah waktu yang paling mengerti, karena mereka sebagian bekerja ketika pagi.

Hasilnya sudah bisa di pastikan. Ketika mereka mengerjakan, semuanya asal-asalan. Entahlah, mungkin karena mereka tidak tau, atau tidak mau pusing dibuatnya. Jadi yang terpenting adalah mereka mengerjakan selesai, mereka tidak memikirkan antara salah dan benar. Itulah mereka. Hari ini ujian pertama selesai, besok semoga lancar. Urusan makan, biar nomor dua.[]
Lanjut Hari Ke-253 DISINI.