Tuesday, July 11, 2017

Korps Marinir TNI AL: Sejarah, Warna dan Emblem

Penyerahan Pandji
arifsae.com - Proklamasi 17 Agustus 1945 membangkitkan spontanitas rakyat Indonesia guna mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). dari gangguan dan agresi negara lain melalui pembentukan Badan-badan perjuangan. 

Momentum tersebut menjadi tonggak kembalinya semangat dan jiwa bahari bangsa. Sehingga pada tanggal 10 November 1945, para guru dan pelajar sekolah pelayaran, karyawan dari jawatan-jawaan pelayaran, mantan pasukan Angkatan laut belanda (Koninklijke Marine), Heiho laut (Kaigun Heiho), para nelayan dan rakyat mendirikan Baran Keamanan Rakyat (BKR) laut. Selanjutunya BKR berubah menjadi Tentara keamanan Rakyat (TKR ) Laut.

Ditengah-tengah membahananya pekik Merdeka dan berkecamukanya perang kemerdekaan, pada tanggal 15 November 1945 dalam tubuh Resimen TKR Laut Tegal berdirilah Korps Ketentaraan yang diberi nama "Corps Mariners" dengan komandan pertamannya Mayot Laut Agus Subekti. Sampai sekarang tanggal 15 November tersebut selalu diperingati sebagai Hari Marinir.

Perkembagnan selanjutnya, berdarsarkan Surat Keputusan Mengenai Pertahanan Nomor A/565/1948 tanggal 9 Oktober 1948, Corps Mariniers ditetapkan menjadi Korps Komando Angkaran Laut (KKO AL). Setelah terbentuk, KKO Al melaksanakan konsolidasi yang dilakukan terus menerus baik dibidang organisasi, personel, material maupun kemampuan prajuritnya.

Dengan dilandasi kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945 serta berpegang teguh pada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, KKO AL senantiasa berperan aktif dalam setiap bentuk perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Sehingga pada 15 November 1959, Presiden Sukarno secara khusus menyerahkan "Pandji" sebagai penghargaan atas jasa-jasa yang telah diberikan KKO AL.
Selanjutnya, pada tanggal 15 November 1975, berdasarkan Surat Keputusan Kepada Kepala Staf Tentara Nasional Angkatana Laut Nomor Skep/1831/XI/1975 secara resmi KKO AL berubah nama menjadi Korps Marinir.
Makna Warna Ungu 
Korps Marinir memiliki ciri khas baret ungu yang diyakini memiliki kesaktian yang ampuh dan mampu memberikan pengamanan serta perlindungan. Demikian pula dengan Korps Marinir memilih memakai warna ungu tersebut, warna ungu juga diilhami oleh bunga Bougenville, bunga yang selalu gugur sebelum layu itu melambangkan pengabdian prajurut Korps Marinir yang selalu siap berkorban jiwa raga bagi keutuhan dan kejayaan NKRI.

Kronologi kenapa warna ungu, ternyata dimualai dari tahun 1958. Tahun 1958 warna ungu dipakai oleh Korps marinir (ketika itu masih KKO AL) berupa pita sebagai kode pengamanan untuk mengadakan operasi pendarantan di Padang, Sumatra Barat dalam rangkat Operasi 17 Agustus.

1961, Baret warna ungu untuk pertama kalinya dipergunakan oleh Batalyon-1 KKO-AL dalam operasi Alugoro di Aceh. Selanjutnya baret tersebut dilengkapi dengan emblem. Pada awalnya emblem Korps Marinir berbentuk Segi lima warna merah dengan lambang topi baja Romawi dan dua pedang bersilang ditengahnya. Pemasangan emblem di baret terletak disamping kri depan.

Tahun 1962, bertepatan degnan HUT yang ke-17 KKO AL, diadakan perubahan lambang emblem baret Keris Samudera dikelilingi oleh pita tuisan "jalesu Bhumyamce jayamahe" dan terdapat tulisan "Korps Komando" dibawahnya. Diantara tulisan Korps dengan Komando terdapat angka 1945 yang menandakan Korps marinir lahir. Seluruh lambang dan tulisan emblem tersebut terbuat dari kuningan yang beralasan warna merah segi lima. Pada tahun 1968 diadakan perubahan sedikit yaitu, dengan memberi garis pinggir kuning dari segi lima merahnya.

Tahun 1976, Kepala Staf TNI AL mengeluarkan Surat Keputusan No. Skep/2084/X/1976 tanggal 20 Oktober 1976, tentang Perubahan emblem Korps Marinir. Perubahan tersebut adalah dengan menambah Jangkar sebagai latar belakanya, pita bertuliskan "Korps Komando" berubah menjadi "Krops Marinir" dan angka "1945" tetap dipertahankan sesuai dengan hari lahirnya. Emblem tersebut dipasangkan pada baret dengan ketentuan bahwa tengah-tengah dasar embem terletak tepar diatas ujung luar kening mata kiri. Sehingga emblem tersebut secara sesmi mulai dipakai tepat pada peringatan Korps Marinir ke-31 pada tanggal 15 November 1975.
Sumber Majalah Marinir Edisi 144 November 2014.