Monday, December 14, 2020

Asal Usul Nama Desa Bukateja

Kantor Kecamatan Bukateja (dokpri)

arifsae.com - Desa Bukateja merupakan sebuah desa yang dijadikan nama kecamatan di Kabupaten Purbalingga. Bukateja sendiri berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara yaitu di Rakit, Mandiraja dan Klampok. Bukateja memiliki desa sebanyak 14 desa yang masing-masingnya dipimpin oleh kepala desa.


Asal mula nya berasal pada saat abad ke 15 Masehi. Pada saat itu, tanah Jawa diduduki oleh bangsa Timur Tengah yang memiliki tujuan perdagangan dan menyebarkan agama Islam. Pada saat itu masyarakat tanah Jawa menganut agama Hindu dan Budha, dan kemudian banyak yang pindah ke agama Islam karena nasihat dari para pedagang Timur Tengah. 


Selain itu, di tanah Jawa ada sebuah kerajaan besar yaitu Majapahit dengan pemimpin Prabu Brawijaya V. Prabu Brawijaya V memiliki putra yaitu Raden Lembu Kanigara yang berarti cahaya matahari. Dengan kekuasaannya, ia memperebutkan kekuasaan di wilayah Jawa sehingga terjadi Perang. Diceritakan bahwa Prabu Brawijaya V mendapatkan ilmu/kekuatan dari Kaisar Cina, kemudian Prabu Brawijaya pergi berguru tentang ilmu agama, pengetahuan, sampai ilmu pemerintahan kepada Syeikh Maulana Malik Ibrahim.


Sebagian wilayah Kerajaan Majapahit banyak yang sedang berperang, putra dari Prabu Brawijaya yaitu Raden Lembu Kanigara kemudian diamankan dan diurus oleh Syeikh Maulana Malik Ibrahim serta disembunyikan ditempat yang aman hingga ke arah pantai utara. Syeikh Maulana Malik Ibrahim kemudian bermusyawarah dengan para ulama yang ada di Demak, karena saat itu Sunan Ampel ingin memindahkan Ibukota Majapahit ke Demak. Pada saat bermusyawarah, lalu nama Raden Lembu Kanigara diganti namanya menjadi Raden Pattah.


Pada saat terjadi Perang, Raden Lembu Peteng (kakak dari Raden Pattah) ditunjuk sebagai pemimpin untuk mempertahankan Kerajaan Majapahit di wilayah Demak hingga wilayah Jawa Tengah tetapi ia terdesak. Pada saat itu agama yang dianut Raden Lembu Peteng yaitu Hindu, merupakan agama yang sudah dianut dan didapat dari nenek moyangnya. Kemudian  Raden Lembu Peteng bertemu dengan Nyi Lanjar, dan Raden Lembu Peteng sudah banyak memberikan perlindungan kepada Nyi Lanjar.  Nyi lanjar adalah tokoh diwilayah pantai utara, kemudian ia bekerja sama yang bertujuan untuk mencari daerah untuk dijadikan tempat dan perlindungan.


Mereka memulai perjalanan kearah Selatan. Kemudian mereka mencari daerah dengan arah cahaya. Pada saat tengah malam, mereka beristirahat di Sungai Serayu untuk mencari bekal pangan. Keesokanharinya mereka melanjutkan perjalanan untuk mencari daerah dengan mengikuti arah cahaya. Di tengah perjalanan, Nyi Lanjar begitu kelelahan dan jatuh sakit hingga meninggal dunia di Wana Kasebat (sekarang Bukateja), lalu ia dimakamkan di barat Wana Kasebat. Raden Lembu Peteng sedih dan kemudian menandakan makam dengan meninggalkan sebuah tongkat yang ada tulisan Cahyana, yang berarti cahya itu adalah cahaya dan na itu adalah abadi.


Kemudian Raden Lembu Peteng melanjutkan perjalanannya, ia hanya berjalan  sendiri dengan pemikiran tak menentu karena Nyi Lanjarlah yang setia menemani dalam perjalanan mencari daerah yang aman, tetapi Nyi Lanjar meninggal dunia di tengah perjalanan karena sakit. Kemudian Raden Lembu beristirahat dan makan. Setelah itu ia bertapa untuk mencari petunjuk kepada yang Maha Kuasa dengan pikiran terbuka dan tenang. Sebelum ia meninggalkan Wana Kasebat, ia menebas pohon-pohon untuk dijadikan tempat, kemudian ia menamakan sebuah nama yaitu Bukateja. Yang berartikan Buka itu adalah awal dan Teja itu adalah cahaya. Karena di daerah tersebutlah Raden Lembu Peteng menemukan arah dan tujuannya. Kemudian Raden Lembu Peteng tinggal di Bukateja sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya.

 

Sumber Referensi:         

http://riryrestuibu.blogspot.co.id/2011/01/asal-usul-desa-bukateja.html. Semua link di akses pada tanggal  7 November 2016.

Penulis Nantyan Ario Agam

UNTUK MEMBELI BUKU ASAL USUL 80 NAMA DESA PURBALINGGA DISINI