Tuesday, March 4, 2014

Asal Nama Desa Grantung

Balai Desa Grantung
Desa Grantung Kecamatan Karangmocol adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kabupaten Purbalingga bagian Timur laut. Desa ini memiliki nama yang bersumber dari sejarah masuknya agama Islam ke daerah terebut. Dalam proses masuknya Islam ke daerah tersebut, desa-desa di sekitarnya juga ikut tersangkut, seperti desa Pekiringan, Tajug, Rajawana kecamatan Karangmoncol, dan Desa Makam, Panusupan Kecamatan Rembang.
Jauh sebelum zaman Wali Songo, wilayah Perdikan Cahyana yang meliputi Kecamatan Karangmoncol dan Kecamatan Rembang (Grantung, Pekiringan, Tajug, Rajawana, Makam, Panusupan) sudah lebih dahulu menerima proses Islamisasi. Salah satu sumber sejarah Perdikan Cahyana adalah piagam-piagam dan beslit-beslit A.M. Kartosoedirdjo dalam naskah Tjarijos Panembahan Lawet yang disusun pada tahun 1941yang memuat daftar piagam dan beslit yang diterima oleh para pengelola Desa Perdikan di Cahyana.
Naskah koleksi Museum Sana Budaya dengan kode PB.A. 271 itu sangat berguna untuk melacak keberadaan piagam dan beslit tersebut. Piagam yang diterima adalah 3 piagam, isi piagam yang diberikan oleh Sultan Demak (1403 AJ), dan isi piagam dari Ki Gede Mataram yang mengatakan bahwa wilayah Cahyana dijadikan sebagai wilayah Perdikan Cahyana.
Perdikan Cahyana merupakan daerah yang dibebaskan dari pajak, karena pada saat pemerintahan Kerajaan Pajajaran wilayah ini dianggap sebagai wilayah yang patuh kepada peraturan. Sehingga wilayah ini diberi hadiah berupa kebebasan dari pungutan pajak. Proses Islamisasi di Perdikan Cahyana dimulai dari datangnya Wali Syeh Atas Angin.
Wali Syeh Atas Angin adalah seorang mubaligh Islam dari negara Arab yang merupakan keturunan dari Rasululah SAW dari keturunan Sayidina Ali dengan Siti Fatimah. Pada suatu hari, saat beliau telah menunaikan ibadah Shalat Subuh, beliau melihat tiga cahaya menjulang tinggi ke angkasa. Maka dicarilah sumber tiga cahaya tersebut dengan 200 orang pengiringnya. Disisi lain pangeran Jambukarang dengan nama aslinya Adipati Mendang, yaitu keturunan dari Kerajaan Pajajaran yang ditunjuk Ayahnya untuk menjadi raja di Pajajaran,namun beliau lebih tertarik menjadi petapa. Saat beliau sedang bertapa digunung Jambudiba yang sekarang dikenal dengan Gunung Karang di Banten, dia melihat tiga buah cahaya yang menjulang tinggi ke atas. Maka dicarilah sumber cahaya tesebut beserta 160 orang pengikutnya.
Karena Pangeran Jambukarang lebih dekat dari sumber cahaya tersebut maka beliau lebih dahulu sampai ke wilayah cahyana (Desa Grantung, pekiringan, Tajug, Rajawana, Makam, dan Panusupan) dari pada Wali syeh Atas Angin, Pangeran Jambukarang lebih dahulu sampai ke Cahyana. Setelah Wali Syeh Jambukarang tiba di Cahyana beliau melakukan pertapaan selama 45 tahun. Saat wali Syeh Atas Angin sampai ke Cahyana dia bertemu dengan Pangeran Jambukarang yang sedang melakukan pertapaan, melihat Pangeran Jambukarang sedang bertapa, wali Syeh Atas Angin mengucapkan salam kepada Pangeran Jambu karang. Namun karena Pangeran Jambu karang masih beragama Hindu dia tetap diam. Melihat Pangeran Jambu karang tetap diam beliau mengajaknya beradu kesaktian, dan yang menerima kekalahan harus pindah dari agamanya.
Saat mereka beradu kesaktian terdapat telur yang dapat menggantung ke angkasa. Karena adanya telur yang bergantungan di angkasa maka tempat tersebut dinamakan Grantung. Desa Grantung kecamatan karangmocol kabupaten Purbalingga JawaTengah dianggap tempat yang memiliki kesaktian yang kuat, hal ini dibuktikan dengan adanya Bukit di sekitar tempat tersebut membentuk seperti sedang tunduk ke wilayah Grantung. Karena tempat tersebut di anggap sakti maka tepat di tempat tersebut dibangun sebuah surau bekas peninggalan pesantren dari Wali Perkasa.

Setelah kejadian tersebut Pangeran Jambukarang berpindah ke agama islam, dan berubah nama menjadi Wali Syeh Jambukarang. Setelah berpindah agama Wali Syeh Jambukarang diberi ilmu, dan setelah mendapat ilmu yang cukup beliau diberi daerah kekuasaan untuk dibuati sebuah petilasan. Daerah tersebut sekarang bernama desa Panusupan kecamatan Rembang kabupaten Purbalingga JawaTengah.
Aziz Putra Pangestu, XI IPS 1 16/17