Tuesday, August 4, 2015

Perpustakaan Bintang Lima, Wujudkan Siswa “Kece” dalam Ilmu Penuh Cinta

 
Di era globalisasi ini, mindset masyarakat sudah semakin maju, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Akses internet pun menjadi sangat mudah diperoleh, dengan adanya layanan internet, masyarakat dapat dengan mudahnya mendapatkan informasi yang akan mereka cari. Wawasan mereka akan bertambah seiring dengan kemajuan teknologi yang ada. Saat ini, masyarakat khususnya siswa lebih asyik bermain dengan gadget mereka untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Alangkah lebih baiknya, jika mereka bijak dalam menggunakan kecanggihan gadgetnya untuk hal-hal yang positif.
Untuk mengantisipasi penyalahgunaan teknologi, kita harus membuat siswa tertarik dengan sesuatu hal, yakni dengan mengajak mereka bersahabat dengan perpustakaan. Namun sebelum itu, siswa harus mengenal terlebih dahulu apa itu perpustakaan? Perpustakaan adalah sebuah wadah bagi siswa untuk menimba ilmu, karena di dalamnya banyak sekali buku-buku dan informasi yang dapat membuat siswa memperoleh ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi dirinya.
 Siswa harus dibuat haus akan ilmu, karena manusia tanpa ilmu, seperti danau tanpa air, kurang bermanfaat. Dengan siswa haus akan ilmu, maka mereka akan terus mencari ilmu tersebut dimana saja, dan buku serta internet menjadi pilihan mereka. Setelah mereka terus berkutat dengan informasi atau ilmu itu, maka mereka pasti akan merasakan jatuh cinta terhadap ilmu tersebut. Kalau siswa sudah mencintai hal-hal yang berbau pengetahuan, maka mereka pasti tidak akan merasa terbebani atau terpaksa jika harus membaca buku di perpustakaan.
Dengan siswa belajar di perpustakaan maka tujuan dan fungsi perpustakaan akan tercapai. Lalu belajar itu apa? Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Jadi, belajar adalah sebuah proses dimana kita berusaha mengubah ketidaktahuan kita menjadi tahu akan sesuatu hal.
Alasan siswa malas mengunjungi perpustakaan disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut pengamatan sederhana yang telah saya lakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah, seperti minimnya fasilitas di perpustakaan, pustakawan yang kurang “bercengkrama” dengan siswa, sistem pelayanan yang baku, dan suasana perpustakaan yang monoton atau membosankan.
 Siswa sering enggan mengunjungi perpustakaan karena takut dijuluki “si kutu buku” atau menjadi tidak “kece” karena akrab dengan perpustakaan. Di zaman yang modern ini, siswa yang dianggap keren oleh teman-temannya adalah siswa yang sering “ngetrip” atau pergi untuk berwisata. Hal ini tentunya membuat siswa yang sebenarnya dalam hatinya ingin mengunjungi perpustakaan, malah lebih memilih untuk “hangout” bersama teman-temannya.
 Dengan demikian, siswa seharusnya diberi tempat wisata yang membuatnya betah dan bermanfaat bagi dirinya, seperti perpustakaan yang nyaman dengan nuansa hotel bintang lima. Dengan dibuatnya perpustakaan yang menarik seperti itu, akan mengubah pandangan siswa terhadap wisata yang unik, bukan wisata seperti pada umumnya yaitu perpustakaan yang dapat dijadikan sebagai wahana pembelajaran. Karena kunci utama siswa akan tertarik mengunjungi perpustakaan adalah meningkatkan kenyamanan, layanan, dan  fasilitas yang baik.
Contohnya saja, seseorang pasti akan tertarik dan puas mengunjungi atau menginap di hotel berbintang lima karena fasilitas dan kualitas pelayanan yang terbaik atau nomor satu. Bayangkan saja, apabila fasilitas dan kualitas pelayanan tersebut diaplikasikan ke dalam perpustakaan, pasti siswa akan lebih sering mengunjungi perpustakaan itu karena kenyamanan yang mereka rasakan. Sehingga, siswa akan menganggap perpustakaan sebagai rumah kedua bagi mereka setelah rumahnya sendiri. Hotel berbintang atau bintang hotel adalah salah satu jenis pengkelasan sebuah hotel. Pengkelasan hotel ini dimulai dari hotel bintang satu sampai hotel bintang lima. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, mengindikasikan bahwa semakin lengkap pula fasilitas hotel tersebut.

Menurut KepMen Perhubungan No.PM.10/PW.301/Pdb–77 penentuan bintang hotel ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
·         Jumlah Kamar yang dimiliki hotel
·         Bentuk bangunan hotel
·         Perlengkapan atau fasilitas hotel
·         Mutu Pelayanan hotel
Hotel berbintang lima memang menyediakan fasilitas yang super untuk dijadikan daya tarik bagi pengunjungnya, seperti kamar yang luas, kolam renang, cafe, dan resepsionis yang baik.
B. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan suatu unit yang membantu program sekolah untuk memberikan pelayanan dan penyedia bahan perpustakaan. Pelayanan perpustakaan yang baik menjadi jurus jitu yang harus dilakukan oleh pihak perpustakaan untuk menjadikan perpustakaan itu sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat. Perpustakaan mempunyai tujuan untuk membantu siswa memperoleh informasi guna menambah wawasan. Selain fasilitas-fasilitas umum yang ada di perpustakaan, misalnya buku-buku menarik, layanan internet, komputer, dan printer, pihak perpustakaan juga harus membuat kesan untuk para pengunjung agar siswa betah berada di perpustakaan.
Kenyamanan yang diimpikan oleh siswa harus perpustakaan wujudkan, karena saat ini, siswa tidak “melirik” perpustakaan sama sekali karena berbagai faktor. Adapun faktornya adalah minimnya fasilitas yang tersedia, pustakawan yang kurang ramah dan kompeten, sistem pelayanan yang kaku, dan suasana perpustakaan yang membosankan. Kemajuan perpustakaan ditentukan oleh keberhasilan perpustakaan yang dapat dimanfaatkan secara baik oleh siswa. Fasilitas-fasilitas yang tersedia di perpustakaan harus dapat memacu prestasi siswa dan dapat digunakan sesuai dengan tujuan serta fungsi perpustakaan.
Dengan adanya masalah-masalah yang menyebabkan siswa enggan mengunjungi perpustakaan, maka sudah seharusnya pihak perpustakaan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Seperti kata pepatah, semua bisa karena terbiasa, maksudnya adalah siswa akan memperoleh ilmu yang ada di perpustakaan dengan dia sering mengunjungi perpustakaan serta membaca buku di sana. Karena memang notabennya buku adalah jendela dunia, yang dapat membuka cakrawala secara luas yang akan menambah ilmu pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.
Pihak perpustakaan harus merealisasikan impiannya untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang menarik, yaitu dengan mengubah perpustakaan yang mempunyai layanan seperti hotel bintang lima. Dengan adanya pengubahan bentuk perpustakaan yang sering dianggap kuno menjadi perpustakaan yang unik, maka hal ini akan menjadi solusi yang baik untuk menarik perhatian siswa agar mengunjungi perpustakaan sekolah.
Tentunya, pihak sekolah juga harus mendukung program perpustakaan ini, karena siswa bukan hanya mendapatkan pembelajaran dari guru saja, namun juga dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan. Perpustakaan bintang lima ini juga cocok diterapkan untuk perpustakaan umum guna menambah daya tarik bagi pengunjung perpustakaan.

C. Perpustakaan Bintang Lima
Perpustakaan dianggap sebagai tempat yang membosankan oleh siswa karena mereka tidak mengenal perpustakaan secara dekat. Saat ini, pihak perpustakaan harus cerdas untuk memanfaatkan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat. Siswa saat ini lebih senang “nongkrong” di cafe selama berjam-jam dibandingkan dengan berada di perpustakaan. Kemudian hal yang harus dilakukan oleh pihak perpustakaan adalah mengubah konsep perpustakaan yang “jadul” menjadi perpustakaan yang “mewah”. Mewah disini bukan berarti apa-apa serba mahal, namun kemewahan ini berarti dapat menjadikan perpustakaan sebagai rumah kedua bagi siswa dengan tingkat kenyamanan yang tinggi.
Menurut pengamatan sederhana saya, mayoritas siswa lebih senang berada di ruangan yang ber-AC, penuh dengan minuman yang menyegarkan, ruangan yang luas, dan pelayanan yang baik. Hal ini memang ada pada nuansa hotel bintang lima, dimana di dalamnya terdapat kolam, kamar yang luas, pelayanan resepsionis yang baik, cafe, dan fasilitas lainnya. Dengan adanya fasilitas tersebut, maka pengunjung pun akan mempunyai kesan yang baik terhadap hotel tersebut. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak perpustakaan untuk membuat siswa tertarik dengan perpustakaan.
Pihak perpustakaan dapat mengaplikasikan nuansa hotel bintang lima pada perpustakaan sekolah. Kamar hotel yang luas dapat diganti menjadi ruangan yang luas. Untuk awal penerapannya, bangunan perpustakaan dapat dibagi menjadi beberapa ruangan, ruang cafetaria, ruang hening, dan ruang tempat menyimpan bahan pustaka. Dengan fasilitas mebeler nomor 1 layaknya hotel berbintang lima, ruang cafetaria ini dapat digunakan oleh siswa untuk pengganti tempat “nongkrong”nya, karena di dalam ruang cafetaria, pihak perpustakaan menyediakan berbagai minuman ringan yang akan menemani siswa ketika membaca buku. Setelah siswa memilih buku yang dia sukai, mereka bisa membawa buku tersebut ke ruang cafetaria dan membaca buku tersebut sambil menikmati minuman yang segar. Contohnya, di ruang cafetaria ini, pihak perpustakaan tidak perlu khawatir kalau buku yang dipinjam akan hilang, karena di setiap ruang dalam perpustakaan, keamanan akan terjamin dengan adanya CCTV.
 Di dalam ruang cafetaria ini juga dilengkapi layanan internet atau hotspot area dan AC yang akan lebih membuat nyaman siswa. Kemudian, di dalam perpustakaan ada ruang hening, ruangan ini digunakan untuk siswa yang ingin membaca dengan serius tanpa ada kebisingan. Dengan adanya pembagian ruangan seperti ini, maka siswa akan lebih betah berada di perpustakaan. Perpustakaan juga harus meningkatkan kualitas fasilitas-fasilitas vital yang harus ada di perpustakaan, seperti komputer, bahan pustaka, printer, layanan internet, gazebo, dan AC.
Selain itu, pustakawan juga bisa menjadi resepsionis seperti yang ada dalam hotel bintang lima, pustakawan dapat menyambut siswa dengan ramah. Bahkan ada pustakawan atau petugas khusus yang menyambut siswa di depan pintu masuk perpustakaan. Sehingga, siswa merasa bahwa pustakawan yang dulunya ditakuti karena “kegarangannya”, sekarang akan lebih disenangi siswa karena “keramahannya”. Kemudian, pihak perpustakaan juga dapat menambah pustakawan yang nantinya bertugas sebagai tutor bagi siswa. Apabila siswa membutuhkan informasi, pustakawan dapat membantu siswa untuk memperoleh informasi tersebut.
Seperti halnya hotel berbintang lima, bangunan perpustakaan bisa dibuat bertingkat, dengan lantai atasnya adalah ruang cafetaria. Suasana yang indah dapat dinikmati oleh siswa jika mereka berada di ruangan tersebut. Dengan adanya fasilitas-fasilitas menarik tersebut akan membuat siswa menjadi lebih “kece” namun dengan ilmu yang dimilikinya. Dan mereka menemukan rumah kedua yang tidak kalah menariknya dengan tempat-tempat “nongkrong” remaja zaman sekarang, yaitu perpustakaan bintang lima, yang bernuansa atau terinspirasi dari hotel bintang lima.
Dengan kualitas pelayanan yang baik pula, maka siswa akan lebih nyaman untuk belajar di perpustakaan, dan menjadikan perpustakaan sebagai tempat pembelajaran baginya. Di waktu senggang, mereka akan lebih memilih untuk mengunjungi perpustakaan dan membaca, serta mencari informasi karena mereka merasa nyaman berada di sana.
Untuk mempromosikan perpustakaan bintang lima ini, sekolah dapat mengadakan sosialisasi tentang perpustakaan tersebut. Pustakawan juga dapat menyebarkan brosur yang berisi tentang fasilitas dan pelayanan yang ada di perpustakaan bintang lima ke setiap kelas agar siswa mengetahuinya. Cara yang lain adalah dengan memanfaatkan teknologi internet, yaitu mempromosikan perpustakaan bintang lima yang ada di sekolah melalui media sosial. Perpustakaan dapat membuat instagram dan meng-upload fasilitas yang ada di perpustakaan, seperti ruang cafetaria, pelayanan yang baik dari resepsionis, dan fasilitas yang lengkap.
Siswa juga tidak akan merasa ketinggalan zaman karena mereka bisa mendapatkan tempat yang cocok bagi mereka, dengan nuansa yang indah yaitu dengan fasilitas yang ada di perpustakaan bintang lima. Justru, mereka akan merasa bangga karena mereka bisa “kece” tanpa harus meninggalkan kewajiban utamanya sebagai seorang pelajar.
D. Kesimpulan
Untuk mengukir prestasi siswa memang membutuhkan pengorbanan dari pihak sekolah, salah satunya dengan menjadikan perpustakaan sebagai sahabat siswa. Dengan adanya perpustakaan bintang lima ini, diharapkan siswa akan lebih nyaman jika berada di dalam perpustakaan dan akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang banyak dari bahan pustaka atau buku-buku yang mereka baca.
Pada zaman yang sudah serba modern ini, kebosanan-kebosanan siswa terhadap tempat klasik dan melankolis memang menjadi masalah yang harus diatasi bersama. Perpustakaan bintang lima ini dapat dijadikan solusi untuk mengatasi kebosanan siswa terhadap citra perpustakaan yang kuno, menjadi sesuatu yang akan berkesan pada dirinya.
Fasilitas-fasilitas yang tersedia dalam perpustakaan bintang lima ini terinspirasi dari fasilitas yang ada di hotel bintang lima. Dan diharapkan kenyamanan yang ada di dalam hotel bintang lima, dapat diaplikasikan ke dalam perpustakaan bintang lima, sehingga menumbuhkan rasa spesial bagi siswa untuk mengunjungi dan berlama-lama di perpustakaan yang sudah dianggap seperti rumah kedua baginya.
Dengan adanya perpustakaan bintang lima, masyarakat umum, pengunjung, siswa akan terkesan dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan di perpustakaan bintang lima, dan pengunjung akan merasa ingin pergi ke perpustakaan lagi dan lagi.
Perpustakaan bintang lima ini dapat diciptakan atau diaplikasikan di perpustakaan sekolah manapun. Dengan ruangan yang nyaman dan pelayanan dengan kualitas yang baik akan menumbuhkan budaya membaca pada siswa, karena siswa akan sering mengunjungi perpustakaan sekolah. Dengan demikian, maka generasi emas penerus bangsa akan terwujud karena perpustakaan sudah dijadikan sahabat oleh siswa dan siswa tidak merasa terbebani saat menimba ilmu karena dia sudah merasa nyaman berada dalam perpustakaan bintang lima tersebut.

Daftar Pustaka  
Hariyanto, S.Pd. 2010. Pengertian Belajar Menurut Ahli. http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/. Diakses tanggal 20 April 2016.
Dhaniswara. 2009. Tahukah Agan Pengertian dari Hotel Berbintang (mulai dari 1 s.d 5) ?. http://www.kaskus.co.id/thread/5109f7f3eb74b4764c00000c/tahukah-agan-pengertian-dari-hotel-berbintang-mulai-dari-1-sd-5/. Diakses tanggal 19 April 2016.