Wednesday, June 28, 2017

Ke Bali, Aku Kan Kembali: Tour De Bali Part 2

Pantai Pandawa 







arifsae.com-Bali. Pagi itu, udara pagi di Bali menyapa begitu mesra. Mengajak untuk dinikmati, memilih untuk dijamahi. Dalam hati ku memantapkan jiwa, "hari ini harus lebih berkesan dari hari kemarin". Aku lihat jam, jarumnya sudah menunjukan pukul 05.00 pagi, hari Selasa tertanggal 11 April 2017. Hari ini, Tour de Bali akan berlanjut lagi. Siap-siap sholat dan mandi harus segera ditindaklanjuti. Perjalanan hari pertama sudah terlewati, kisahnya bisa dibaca DISINI.

Untuk mengawali hari ini, saya mengisi tenaga dengan sarapan pagi. Menu yang berfariasi tersaji untuk segera dinikmati. Setelah selesai menyantap sarapan, saya siap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Tujuan pertama yang akan didatangi kali ini adalah Bali Culture Center (BBC), sebuah taman mininya Bali.
BALI MINI DI BBC 
Bersama The Legend, Bu Lely dan Pak Narto
Bagi kalian yang pernah singgah ke Bali menggunakan biro jasa, pasti akan diajak ke sini. Ini karena BBC merupakan miniaturnya Bali. BBC dibangun diatas tanah seluas 5 hektar, dan terletak di Banjar Nyuhkuning, Kabupaten Gianyar. Kesenian dan budaya yang khas masih ada disini. Tari-tarian juga lengkap, seperti Pendet, tari Topeng, Tari Barong, Joged Bumbung dan lain-lainnya.

Ketika kita masuk ke BBC, tepat di pintu gerbang pasti akan disambut dengan sebuah tarian selamat datang. Para penari menunjukan aksinya dan memperlihatkan kepiawannya memadukan gerakan dengan iring-iringan musik.

Tarian selamat datang ini selain menyambut kami, juga mengantarkan kami ke Museum Panca Yadya. Sambil anak-anak disuruh untuk duduk dan diberikan pengarahan, saya foto-foto dulu dengan ogoh-ogoh ini.
Ogoh-Ogoh yang dipajang di BBC
Setelah sampai di Museum Panca Yadya, kami disajikan pameran hasil panen dan kerajinan yang dihasilakan oleh masyarakat Bali. Rombongan kami lebih dari 80 orang, jadi apabila rombongan kurang dari 80, maka akan langsung di arahkan ke Pager Ayu dan Pager Bagus.
Di Meseum Panca Yadnya
Hanya sebentar kami disambut di Museum Panca Yadya, setelah itu kami diajak untuk melihat aktraksi tarian-tarian, pemandangan yang masih sangat asri ini dipercantik dengan segala pernak-perniknya. Disekeliling masih sangat jelas terpampang pohon-pohon besar yang rindang. Hingga kami diarahkan kesuatu tempat untuk melihat tari pergaulan. 
Ditempat Pertunjukan 
Disini akan ditampilkan tarian pergaulan. Dan perlu diketahui, bahwa upacara adat yang ada di BBC juga menjelaskan miniatur upacara Ngaben (Pitra Yadnya), Manusia Yadnya (Mapendes), figur Dewa Yadnya dan Patung Men Branyut lengkah dengan kisah-kisahnya.

Inilah intinya, Tari Pergaulan. Dalam penampilan Tari Pergaulan, penonton akan diajak untuk menari bersama dengan sang penari. Inilah yang menjadi "musibah" saya, disaat sang penari mencari sang pasangan untuk menari, dari kalangan guru akan ada 3 orang. 2 orang sudah maju kedepan, dan tinggal menunggu 1 orang guru untuk ikut menari. Dan, tidak ada niatan untuk ikut menari, saya termasuk orang yang tidak suka tampil diatas panggung, apalagi untuk menari. Amit-amit jabang jambrong....

Tapi dasarnya anak-anak, ketika menunggu 1 orang, seisi tribun meneriaki saya untuk mengisi kekosongan 1 orang untuk menari. Bingung juga, "apa maju", "atau tida ya?". Ahhh, dengan langkah terpaksa akhirnya saya maju kedepan juga. Ini terpaksa ya...
Ter (di) paksa Menari
Setelah selesai, acara di BBC diakhiri dengan sesi foto-foto bersama dengan penari. Saya sendiri sempat ngos-ngosan juga setelah menari, memang karena saya tidak pernah menari sebelumnya. Akhirnya pukul 10.00 kami harus menuju kelokasi berikutnya, sebuah pantai, Tanjung Benoa namanya.
TANJUNG BENOA
Perjalalanan disandarkan dengan pemandangan yang sangat indah, ada jalan tol diatas laut yang satu-satunya di Bali. Tapi ditengah-tengah pemandangan yang memanjakan mata, dikanan dan kiri ternyata ada spanduk penolakan reklamasi. Ternyata bukan di Jakarta saja yang ramai menolak reklamasi.

Setelah menikmati perjalanan, akhirnya kami sampai juga di Tanjung Benoa. Tanjung Benoa merupakan wisata pantai, bisa menjadi alternatif wisata selain Pantai Kuta dan Pantai Sanur. Sebelum kami menikmati keindahan pantai, dengan suasana yang panas, kami terlebih dulu menikmati makan siang dengan menu khas pantai.
Keindahan Tanjung Benoa

Keindahan Tanjung benoa dari atas memang menakjubkan, disekeliling pantai ada wahana banana boat, scuba diving, rolling donut, dan masih banyak wahana air lainnya. Kedatangan kami yang sedang panas-panasnya membuat saya lebih memilih duduk diatas ditemani semilirnya angin.
Anak-anak Siap ke Pulau Penyu
Sebenarnya disini ada juga penyewaan untuk melihat Pulau Penyu, sebuah tempat penangkaran kura-kura, ular, jalak dan hewan lainnya. Saya dan beberapa guru tidak ikut ke pulau tersebut, lebih memilih menikmati pemandangan dari atas.

Puas menikmati Tanjung Benoa, kami kumpul untuk melanjutkan perjalanan kelokasi berikutnya. Namun, banyak anak-anak yang masih tertinggal, ada yang jalan kaki, ada juga yang terkendala pasang air laut. Akhirnya, saya ikut menunggu anak-anak untuk kumpul semua. Lokasi berikutnya menuju sebuah Patung (calon) yang akan mengalahkan patung Liberty di Amerika Serikat, Garuda Wisnu Kencana.
GARUDA WISNU KENCANA  
Menuju ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) sedikit lama, karena harus menunggu anak-anak kumpul semua. GWK terletak di Bukit Unggasan, Jimbaran, Bali. Perjalanan menuju kesana, kami melewati Universitas Udayana, yang akan menjadi tempat lokasi kami yang terakhir esok hari.

Untuk mencapai ke GWK, kita harus bersedia jalan kaki yang lumayan menanjak. Namun tenang saja, karena kondisi dibukit, jadi pemandangan indah akan menemani perjalanan. 
Ini Mila dan Indah yang Mau Minta Foto
Setelah sampai, sore-sore, banyak lantunan musik yang menyambut kedatangan kami, namun karena sudah sore, kami harus mengarungi ratusan tangga yang lumayan tinggi untuk sampai ke puncak GWK. Wajar saja, luas wilayah GWK saja kalau ditotal 60-240 Hektar, luar biasa luas bukan?
GWK
Karena lokasi yang berada dibukit, pemandangan yang indah akan memanjakan mata kita. Belum jadi saja, patungnya sudah sangat besar apalagi nanti kalau sudah 100%. Kabarnya, jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar didunia, mengalahkan Patung Liberty di AS.

Patung ini dibuat oleh pematung terkenal dari Bali, I Nyoman Nuarta, yang mewujudkan Dewa Wisnu yang sedang mengendarai burung Garuda. Bahkan kalau sudah 100%, jarak pandangnya sampai 20 km sehingga bisa melihat Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Sebuah mahakarya dari tangan-tangan manusia seniman yang berkelas dunia. Tidak bisa dibayangkan megahnya patung ini apabila suadh 100%.
Ini Garudanya
Jam sudah menunjukan pukul 17.00 lebih, sudah sore. Jadi kami harus turun, disini saya tidak tau akan diajak menonton Tari Kecak, karena asik-asiknya foto-foto bersama anak-anak. Akhrinya sedikit tertinggal dan ternyata tidak hanya rombongan kami yang ada disini, tapi dari berbagai penjuru Indonesia. 
Menuju Pintu Keluar GWK
Gelap sudah menyapa. Antrian untuk melihat aktraski tarian khas Bali sudah dimuali. Luar biasa desak-desakanya, kaya nganti sembako. Karena berdesakan dengan anak-anak dari sekolah lain, saya lebih mengalah untuk menunggu diluar aja. Merelakan suguhan indah tarian Kecak ini berlangsung tanpa bisa menikmatinya.

Kondisi yang sangat berdesak-desakan membuat bau badan yang tak mandi seharian ini sudah sangat menyiksa. Ingin rasanya mandi, dan rebahan. Setelah selesai, saya sempatkan untuk masuk kepagelaran, dan ternyata memang tinggal sisa-sisanya. Tarian ini memang tidak setiap waktu ada, hanya jam-jam tertentu ada pementasan ini.
Tari Kecak yang sudah Selesai
Selesai sudah petualangan hari ini, belum cukup sampai disini. Ketika keluar, kita akan disuguhi berbagai galeri, restauran, dan toko cendramata, cocok untuk oleh-oleh keluarga. Jadi memang lengkap disini, ada patung, kesenian dan oleh-oleh tentunya.

Sebelum menuju ke hotel. Kami makan malam terlebih dulu di Kuta. Makan malam menjadi santapan terakhir kami. Malam kedua di Bali ini meninggalkan kesan tersendiri. Besok menjadi hari terakhir. Dan, agenda malam ini adalah istirahat. Bobo Ganas dan Bringasss.....
Makan Malam di Kuta
Sampai bertemu lagi. Cerita ini hanya bersifat pribadi, apabila ada kesalahan, saya mohon maaf. BERSAMBUNG.....