Sunday, June 18, 2017

Ke Bali, Aku Kan Kembali: Tour De Bali Part 1

arifsae.com-Bali. Pulau bali? Siapa yang tak tahu dengan nama itu? Bahkan dimata dunia, pulau ini lebih istimewa dibandingkan dengan nama Indonesia sendiri. Balinesia biasanya wisatawan asing menyebutnya. Pulau yang menawarkan sejuta pesona wisata ini diberikan predikat sebagai Pulau Dewata. Tak heran rasanya, karena disini banyak dijumpai para dewa-dewa yang dianggap sebagai tuhan oleh para penganutnya.
Pemandangan di Pura Tanah Lot
Pulau Dewata ini yang akan saya ulas disini. Sebuah pengalaman ke-2 menginjakan kaki ditanah para penganut Hindu ini. Kalau dulu, saya ke Bali berposisi sebagai mahasiswa bersama teman-teman kuliah yang terfokus kepada peninggalan situs-situs sejarah Hindhu. Kali ini, saya berangkat sebagai guru yang harus mendampingi anak-anak SMA Negeri 2 Purbalingga.

Selain perbedaan diatas, kalau dulu saya harus bayar, sekarang saya dibayar dan gratis pula. Siapa yang tak terpesona? Haha..  Kami masih bersama Lensa Wisata Tour yang setia menemani perjalanan kami. Perjalanan wisata ke Dieng bersama Lensa Wisata Tour juga bisa dilihat DISINI

Keberangkatan akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Purbalingga, jadi kita semua kumpul disini. Berangkat sekitar pukul 23.00, namun sebelumnya kami dikumpulkan dulu untuk berdoa bersama-sama di Aula. Akan ada 4 bus yang menemani perjalanan ini, guru yang ikut sekitar 12 orang, yang terbagi kedalam 4 bus, saya sendiri berada di Bus 3, bersama Pak Samidin dan Bu Mita. Kebetulan bersama anak-anak IPS 2 dan 3, yang super rameee...
Bersama Anak-Anak di Bus 3
Setelah berdoa selesai. Kami siap-siap menempati posisi bus masing-masing. Pak Samidin dan Bu Mita berada didepan, saya di taruh dipaling belakang, cocok untuk berrame-rame dengan anak-anak. Tour de Bali ini akan memakan waktu 5 hari dari tanggal 9 April hingga 14 April 2017.

Awal perjalanan yang dilalui juga sangat menyenangkan, karena bersama anak-anak, maka semua terasa berwarna, banyak canda dan tawa. Setelah terasa lelah bercerita ngalor ngidul, akhirnya kami tertidur juga. Tak terasa dalam perjalanan ini, kami sudah sampai di sebuah pesantren, sampai dipesantren ini pukul 05.00, jadi kita sholat Shubuh dan bersih-bersih terlebih dulu.
Sampai di Pesantren untuk Shoat Shubuh
Awal perjalanan yang dilalui juga sangat menyenangkan, karena bersama anak-anak. Setelah sholat Shubuh, kami melanjutkan perjalanan untuk sarapan pagi. Sarapan pagi yang akan kami nikmati tempatnya tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 20 menit, saya sudah sampai direstoran. Sekitar jam 07.00, kami semua sudah selesai menikmati sarapan pagi. Perjalanan masih panjang, karena baru sampai di Yogyakarta.
Setelah Sarapan, Menikmati Kopi
Perjalanan dilanjutkan, kami harus siap-siap menghabiskan waktu diperjalanan. Bayangkan saja, 2 malam dihabiskan dalam bus, yang kami lakukan hanya duduk, tidur, bangun, tidur lagi, makan, tidur lagi. Seperti itu hingga kami sampai di Bondowoso, tandanya tidak lama lagi akan sampai. Kami melewati pembangkit listrik terbesar disini. 
Pembangkit Listrik 
Perjalanan dilanjutkan hingga menuju restoran. Sudah sangat dekat dengan pelabuhan Ketapang, Namun sebelumnya kami makan malam terlebih dahulu. Rasanya memang lelah, kami sampai disini saja sekitar pukul 22.00. Siap-siap untuk menuju Pelabuhan Ketapang. 

Disini, kami makan terlebih dulu. Sempat saya keluar jendela, melihat sekeliling. Saya pikir awalnya hamparan daratan luas, dan ternyata itu lautan. Gelap gulita, dan pastinya sangat indah menikmati makan malam dipinggir pantai malam-malam pula.
Makan Malam Sebelum Menyeberang
Tidak lama perjalanan dari tempat makan kami menuju pelabuhan untuk menyeberang. Kami menghabiskan waktu untuk menunggu, setelah sampai pelabuhan, tidak langsung menuju kapal, namun harus menunggu antrian terlebih dulu.

Saya sampai dikapal sekitar pukul 00.00, pelabuhan ini tetap ramai, tidak pernah sepi. Sepertinya memang lalu lalang perjalanan akan semakin ramai, karena kebetulan hari yang dipilih untuk ke Bali memang bertepatan dengan Ujian Nasional. Jadi tidak heran pelabuhan Ketapang sangat ramai orang yang akan menuju ke Bali atau dari Bali. Kami siap-siap untuk naik kapal.
     Proses menuju ke kapal untuk menyeberang ke Pelabuhan Gili Manuk, Bali
Perjalanan yang ditempuh dalam kapal tidak terlalu lama, hanya membutuhkan waktu 45 menit. Sambil menunggu Perjalanan kami menikmati indahnya malam dikapal. Banyak yang mengabiskan waktu untuk berfoto, saya ngobrol-ngobrol dengan anak-anak, tapi ada juga yang entah sedang apa, mungkin sedang Titanic-Titanic-an seperti dibawah ini,
Vinda dan Akhyar kelas XI IPS 6
Setelah sampai di Pelabuhan Gili Manuk, perjalanan wisata pertama kini menuju Pura Tanah Lot. Namun sebelum ke Pura Tanah Lot, kami terlebih dulu mandi pagi, sesuatu yang tidak saya lakukan selama perjalanan. Karena berbagai alasan, akhirnya saya memilih mandi setelah sampai disini.

Untuk mandipun tidak semudah itu, karena kami datangnya berbarengan, tentu kamar mandi yang disediakan akan penuh dengan pengunjung. Akhirnya, saya mencari ke ujung, dan ternyata ada kamar mandi yang kosong juga.
Mandi Pagi dulu
Setelah mandi dan bersih-bersih selesai, kemudian kami menuju ke rumah makan, namun strategi yang bagus. Di Bali, banyak jalanan yang tidak bisa dilalui dengan seenaknya, karena ada adat yang harus dijaga. Burung-burung disini juga sangat bebas, saya sendiri melihat berbagai burung terbang bebas tanpa ada seorang yang menangkapnya.

Menuju ketempat sarapan, kami harus melewati pusat perbelanjaan. Banyak hal yang ditawarkan, banyak pilihan oleh-oleh disini. Tapi saya sendiri tidak beli dulu, karena perjalanan masih panjang. Tujuan utama kami tentunya untuk sarapan pagi, dan menuju ke Pura Tanah Lot.
Pusat Perbelanjaan menuju Tempat Sarapan
Setelah selesai sarapan pagi, kami menuju ke Pura Tanah Lot, seperti biasa kami melewati jalan yang menawarkan berbagai oleh-lehan tadi. Ditengah perjalanan keluar, ternyata ada upacara adat yang sedang berlangsung. Kamipun sempat mengabadikan prosesi upacara itu.
Upacara Adat Menuju Pura Tanah Lot
Pura Tanah Lot merupakan objek wisata pura laut tempat untuk memuja dewa-dewa penjaga laut. Pura ini terletak di Beraban, Kediri, Tabanan. Sekitar 13 KM disebelah selatan Kota Tabanan. Tidak heran wisatawan saat itu sangat ramai, karena bertepatan dengan upacara. Pura Tanah Lot merupakan bagian dari Pura Dang Kahyangan.
Berlatar Pura Tanah Lot
Pura Tanah Lot berasal dari dua suku kata, yaitu "Tanah" dan "Lot". Tanah berarti tanah, dan Lot berarti laut. Penamaan ini dikarenakan pura ini seperti mengambang ketika air laut pasang. Keunikan dari Tanah Lot terletak didalam pura nya sendiri, disini ada ular suci yang dipercaya sebagai penjaga dan penyelamat dari Pura Tanah Lot ini.

Namun sayang, ketika saya sampai disana, keadaan laut sedang pasang, dan tidak memungkinkan untuk melihat ular itu. Kabarnya ular itu berwarna putih dan ada warna hitam melingkar disekitar tubuhnya, dan kita bisa menyentuh ularnya tanpa takut untuk digigit, tentunya dengan pemandu yang sudah tahu karakter ular tersebut.
Tanah Lot dari Atas
Kami selesai di Pura Tanah Lot sekitra pukul 08.00. Puas dengan keindahan Tanah Lot, perjalanan berikutnya menuju ke sebuah tempat belanja kelas atas, yaitu Joger. Produk-produk dari Joger sudah sangat familiar ditelinga, seperti kaos, sandal dan pernak pernik lainnya.
Bersama Ozi dan Rizky di Joger
Perjalanan dari Pura Tanah Lot menuju ke Joger sekitar 1-2 jam, tergantung kelancaran jalan. Disini terkenal dengan pabrik kata-kata yang kadang menggelitik mata. Namun, apakah kita tahu sejarah dari arti kata Joger? Nama yang sudah familiar tapi tak tahu maknanya.

Menurut cerita, kata Joger ini berasal dari nama pemiliknya, yaitu Joseph Theodorus Wulianadi. Beliau ketika membangun Joger mencari nama yang pas, dan tidak mau nama-nama yang sudah umum digunakan. Maka beliau mencari nama yang aneh dan jarang didengar. Ketika proses pencarian nama ini, beliau terpikir oleh nama teman sekolahnya dulu, Mr. Gerhard yang telah menyumbangkan uang besar dipernikahannya.

Dari proses perenungan ini, maka timbulah penggabungan nama nya dengan nama temannya. Nama awal dari "Joseph" dan nama temannya dari "Gerhard". Sehingga menjadi JO+GER. Begitulah. Cerita singkatnya. Bagi ibu-ibu, disini seperti turnamen untuk mengamuk, tapi bagi saya cukup beli kaos dan sandal untuk anak tercinta. Setelah selesai disini, kami melanjutkan ke sebuah danau, Danau Bedugul namanya.
Menuju Pintu Mask Danau Bedugul
Untuk menuju ke Danau Bedugul, kami melawai jalanan yang berkelok kelok, dan mennjak. Meskipun ada pemandangan indah yang menemani mata disekelilingnya. Ditengah perjalnana, kami juga diberitahu sebuah hotel milik Keluarga Cendana, Tomy Suharto yang sangat megah namun tak berpenghuni.
Pinggiran Danau
Setelah sampai, kami tidak kemana-mana, sebenarnya ada fasilitas untuk mengelilingi danau. Namun karena rasa cape dan lapar, akhirnya kami hanya makan siang. Karena sejak tadi malam sampai ke Bali, kami belum sempat menginjakan kaki ke Hotel. 

Danau Bedugul merupakan salah satu danau yang paling banyak pengunjungnnya. Pemandangannnya yang cantik membuat danau ini diabadikan menjadi gambar untuk mata uang 50.000 beserta Pura Ulundanu Beratan. Selanjutnya, kami menuju ke pusat oleh-oleh di Cening Ayu. 
Cening Ayu Bali
Sekitar 2 jam perjalanan, kami akhirnya sampai ke tempat oleh-oleh lainnya, yaitu Cening Ayu. Tempat ini sebenarnya sama dengan pusat oleh-oleh yang lainnya. Pilihan baju, kaos, sepatu dan perlengkapan lainnya lengkap disini. Tapi yang membedakan dengan tempat lainnya adalah kaor lukis Bali Ceing Ayu dan produksi kue Pie Susu Cening Ayu yang membuat tempat ini berbeda dengan yang lainnya.
Salah Satu Sudut di Cening Ayu
Setelah membeli beberapa Pie Susu disini, dan beberapa baju. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke pusat oleh-oleh lagi. Spertinya hari pertema ini dihabiskan untuk oleh-oleh terus. Belum sempat badan ini istirahat, kantong terus dihajar untuk membabat beberapa oleh-oleh ini.
Pintu Depan ke Krisna
Lokasi terakhir sebelum ke Hotel adalah pusat oleh-oleh lagi yaitu Krisna. Krisna merupakan pusat oleh-oleh yang menyediakan berbagai pilihan. Tempat ini didirikan oleh Gusti Ngurah Anom. Pusing juga rasanya, ingn sekali merebahkan diri dan mandi. Tapi disini hingga pukul 19.00. Belum lagi perjalnanan menuju hotel.
Pusat Oleh-Oleh Krisna
Krisna merupakan lokasi terakhir, karena setelah ini saya akan menuju ke Hotel. Tapi saya lupa apa nama hotel itu. Setelah sampai dihotel, kami harus menunggu terlebih dulu untuk mendapatkan kunci kamar. Karena lama menungggu, akhirnya kami makan malam terlebih dulu. Keadaan yang super cape dan super kucel. 
Suasana Makan Malam di Hotel
Saya mendapatkan kamar dengan pak Albar, akhirnya hari yang melelahkan ini selesai juga. Namun akan membekas karena ada berbagai pengalaman baru yang didapat dari perjalanan satu hari ini.
Keadaan Kamar
Rasanya tulisan ini terlalu panjang untuk dilanjutkan, seperti lelahnya badan ini. perlu untuk istirahat, dan melanjutkan perjalanan esok hari lagi. 
Sampai bertemu dengan cerita lanjutan pengalaman Tour de Bali di Hari kedua. Bersambung...Part 2 bisa dilihat DISINI