arifsae.com - Kegiatan utama pagi ini siap-siap untuk ke Sekar Imej. Bagi saya, ini merupakan pengalaman pertama. Sekar Imej juga ladang yang dimiliki oleh Wilmar. Kalau masalah bangunan, Katanya tidak ada masalah. Memang, untuk fasilitas di kawasan Wilmar sangat di perhatikan.
Setelah selesai, kami siap meluncur. Mengisi Petrol dan bawa baju seperlunya, jam 8 kami jalan. Ini akan menjadi pengalaman yang menegangkan, karena saya akan melewati Bukit Ular. Nama yang terkenal ini menjadi sisi penasaran tersendiri.
Benar saja, perjalanan menantang dan mengasikan tersaji disetiap jalanan. Badan sudah mulai pegel-pegel, karena tidak sampai-sampai. Dan ternyata benar, ketika melewati Bukit Ular, pemandangan dan adreanalin terpacu. Mungkin nama Bukit Ular diberikan karena faktor jalanan yang sangat banyak tikungan.
Di puncaknya, ada sebuah Gardu pandang. Mungkin ini dibangun untuk orang-orang yang akan istirahat karena kelelahan dalam perjalanan. Kami menikmati pemandangan, terutama bagi saya, mungkin bagi mereka ini hal biasa, dan perjalanan ternyata masih jauh, meski sudah 1 jam lebih perjalanan dilalui.
Disini juga ada orang orang yang sedang istirahat, ternyata mereka merupakan pajabat hutan. Orang-orang yang mengurusi kelestarian hutan. Mereka bertanya banyak hal, dan kami lewati obrolan ini sebelum mereka pergi. Kurang lebih 1 jam kami beristirahat. Kami melanjutkan perjalanan yang masih panjang.
Jam 12 lebih kami akhirnya sampai. Luar biasa. Perjalanan 3 jam. Badan terasa pegal-pegal, tidak karuan. Setelah menempuh 150 km akhirnya sampai juga di rumah Pak Radin. Memasuki ladang Sekar Imej sangat mempesona, terutama ada Tasik atau danau yang memang dibangun untuk memperindah pemandangan.
Rumah Pak Radin Bergabung dengan rumah Staf. Disisi kiri juga ada kantor ofic, jadi sangat dekat. Kekurangannya bunyi generator di depan rumah sangat terasa terdengar. Sedikit mengganggu, tapi mungkin Pak Radin sudah terbiasa. Generator ini berfungsi untuk mengaliri listrik ke rumah-rumah lainnya.
Sore harinya kami masak bersama. Masak kali ini adalah masak Ceker. Menu yang menjadi andalan disini, terutama menjadi santapan di Sekar Imej. Kami habiskan untuk bercerita, mengenal Sekar Imej lebih dalam. Malam harinya, ada Pak Bima datang, dia mau mengambil kunci rumah. Entah dia dari mana, tapi memang hobinya berjelahah. Dia langsung pulang ke Jebawang, dan kami melanjutkan obrolan hingga larut malam. []
Persiapan Ke Sekar Imej |
Benar saja, perjalanan menantang dan mengasikan tersaji disetiap jalanan. Badan sudah mulai pegel-pegel, karena tidak sampai-sampai. Dan ternyata benar, ketika melewati Bukit Ular, pemandangan dan adreanalin terpacu. Mungkin nama Bukit Ular diberikan karena faktor jalanan yang sangat banyak tikungan.
Gardu Bukit Ular |
Disini juga ada orang orang yang sedang istirahat, ternyata mereka merupakan pajabat hutan. Orang-orang yang mengurusi kelestarian hutan. Mereka bertanya banyak hal, dan kami lewati obrolan ini sebelum mereka pergi. Kurang lebih 1 jam kami beristirahat. Kami melanjutkan perjalanan yang masih panjang.
Pintu Masuk ke Sekar Imej |
Rumah Pak Radin Bergabung dengan rumah Staf. Disisi kiri juga ada kantor ofic, jadi sangat dekat. Kekurangannya bunyi generator di depan rumah sangat terasa terdengar. Sedikit mengganggu, tapi mungkin Pak Radin sudah terbiasa. Generator ini berfungsi untuk mengaliri listrik ke rumah-rumah lainnya.
Makan Bersama |
Lanjut Hari Ke-198 DISINI.