Wednesday, February 21, 2018

Sehari Saja di Jebawang || Hari Ke-198

arifsae.com - Udara pagi di Sekar begitu berbeda. Pagi-pagi suara pekerja sudah ramai didepan rumah. Saya mengintipnya, ternyata tepat di depan rumah Pak Radin digunakan untuk Poling, semacam absen untuk para pekerja sebelum memulai aktifitas kerjanya. 

Suara Genset juga sangat jelas. Menambah suasana berbeda di Sekar Imej. Rencananya hari ini saya mau ikut ke Jebawang, lokasi yang paling ditakuti oleh guru-guru karena terlalu jauhnya. Katanya, ini merupakan TKB yang terjauh se-Sabah. TKB Jebawang ini merupakan bagian dari CLC Pamol.
Rumah Pak Radin
Benar saja, jarak dari CLC ke TKB sekitar 120 km. Saya dan Pak Rahmat siap-siap ke Jebawang. Jebawang ini juga bagian dari Wilmar, sama seperti Terusan dan Sekar Imej. Pak Rahmat juga ditempatkan satu rumah dengan Pak Bima di Jebawang. Kalau Pak Bima ber permit Humana, Pak Rahmat berpermit CLC. Mereka berdua terlihat sangat kompak. 

Perjalanan dimulai. Kami berpamitan untuk pulang. Pak Radin tidak ikut, dia memilih dirumah saja. Saya hanya ingin melihat secara langsung Jebawang. Tanggung juga sudah disini, katanya untuk kesana masih membutuhkan waktu 30 menit. Seperti biasa, perjalanan melewati sawit. Banyak estate-estate yang baru saya lihat.
Rumah Jebawang
Untuk masuk kedalam juga lumayan jauh, jalannya sedikit susah. Jalanan estate yang bergelombang batu. Sesampainya dirumah, saya lihat rumahnya masih rumah kayu. Tapi kompleks rumah staf yang hanya berjejer beberapa rumah saja. Disini juga tidak ada sinyal, sama seperti di Sekar Imej. Mereka mengandalkan WiFi.

Setelah sampai, kemudian memeriksa kunci rumah, ternyata tidak ada. Mungkin dibawa Pak Bima ke Humana. Kami pun menuju ke Humana. Disini juga ada tempat pemeliharaan Payau atau Rusa. Rusa disini memang masih banyak, bahkan tak jarang diburu dan diambil dagingnya. Dagingnya juga tidak terlalu mahal.
Humana Jebawang
Memang benar, kunci rumah ada di Pak Bima. Kami bertemu dan kembali ke rumah setelah menyerahkan kunci rumah. Dia melanjutkan belajaranya. Saya diajak ke Kedai untuk membeli makanan. Pak Rahmat ingin memasakan, kami memasak bersama. Menunya Ikan Asin. 

Jam 12 siang Pak Bima pulang. Dia ingin pergi lagi, tidak tau juga mau kemana. Pak Rahmat juga akan ngeround ke IC 2. Salah satu tempat yang memang belum ada gurunya. Tempat ini juga merupakan TKB Pamol. Saya daripada ditinggal sendiran tidak ada kegiatan, akhirnya saya dipinjamkan laptop dan menonton film sendirian. Untuk mengisi kekosongan waktu.

Sore harinya, setelah Pak Bima selesai, saya diajak keluar. Pergi ke Kedai yang lumayan jauh. Disana kami makan Ayam Penyet. Lumayan enak. Kami menikmati makan disini sambil mengobrol banyak hal. Setelah puas makan, kami pulang. Tapi tidak menuju ke rumah, melainkan ke Masjid. 
Mengaji di Masjid
Anehnya klakson motor rusak. Entah apa yang terjadi. Tiba-tiba saja bunyi terus. Bahkan ketika dibawa pulang, motor itu berhenti ditengah sawit, dan berbunyi terus. Ngeri juga suasananya. Katanya disini sering kejadian seperti itu.

Entahlah. Semoga tidak ada apa-apa, hawa mistisnya begitu terasa. Kami menghabiskan waktu di masjid. Sebelum akhirnya pulang kerumah malam harinya. Untuk istirahat dan sesekali membuka laptop. Besok harus siap-siap pulang. Sudah tidak betah disini.[]


Lanjut Hari Ke-199 DISINI.