Thursday, February 8, 2018

Terusan 1 Bubar? || Hari Ke-185

arifsae.com - Pagi ini mengemas proposal ketrampilan. Melengkapi segala persyaratan yang dibutuhkan. Semoga saja diterima, untuk kegiatan ketrampilan anak-anak Terusan 2. Saya juga ijin ke Bu Aji untuk tidak mengajar dulu di Andamy untuk mengirim berkas ini ke Simpang Sapi.

Makannya saya langsung menuju ke Andamy untuk ijin dan sekalian minta tanda tangan melengkapi proposal. Saya menuju ke Simpang Sapi untuk menunggu bas. Kalau harus ke Telupid terlalu jauh, jadi saya menggunakan bus untuk mengantarkan berkas ini. Nanti akan diambil oleh pihak SIKK ke Terminal Inanam.
Proposal Siap Meluncur
Saya duduk di Simpang. Lama. Tidak ada bus yang lewat-lewat setelah 1 jam menunggu. Akhirnya saya putuskan untuk menuju ke arah Gate Sapi 2. Siapa tahu bisa ketemu lebih cepat. Ternyata benar, baru beberapa menit menunggu Bas Salam Bumimas lewat. Saya langsung menyerahkan berkas itu dan membayar RM 10. Nama Bus ini aneh, saya malah baru pertama melihatnya.

Saya khawatir kalau berkas ini tidak sampai ke SIKK. Karena penasaran, saya lihat-lihat Google dan mencari tahu bus ini. Ternyata bus ini jurusan Tawau-KK. Pantas saja, jarang lihat, karena saya biasanya menggunakan bus jurusan Sandakan. Okelah, saya hubungi Pak Dadan untuk memastikan berkas saya sudah terkirim, supaya nanti pihak SIKK menjemput ke terminal. Sebelum pulang saya makan dulu di kedai Kopi Adil, Paksitastan.
Makan Sop Tulang
Jam 10 siang saatnya menuju ke Adamy karena sudah beres semua. Disana sudah selesai pelajaran. Tapi hari ini memang jadwalnya ke Terusan 1. Di Andamy saya diajak anak-anak untuk melihat berbagai burung peliharaannya. Katanya ada yang bisa bicara, saya pikir itu Burung Beo. Jadi saya mau diajak untuk melihatnya.
Melihat Burung
Ternyata bukan burung Beo, itu hanya burung Jalak Kebo yang sangat banyak dilihat dipinggir jalan. Ternyata dibelakang rumah mereka dibangun berbagai pondok-pondok untuk memelihata hewan ternak, seperti burung dan ayam. Puas melihat burung, jam 12 kami menuju ke Terusan 2 untuk beristirahat sejenak. Karena jam 1 siang kami berencana untuk ke Terusan 1.

Jam 1 siang kami meluncur ke Terusan 1 setelah istirahat sejenak. Kami melewati jalan biasa untuk menuju ke sana yang membutuhkan waktu 1 jam perjalanan. Ada yang beda ketika sampai di Terusan 1. Tidak ada anak-anak. Tidak ada keramaian yang biasanya menyambut kami. Saya heran, tidak ada anak-anak, ppadahal hari ini tidak ada kegiatan cuti. Tapi mengapa meraka tidak ada?

Saya hubungi Arisna. Dia datang membawa kabar kalau sekolah mau dibubarkan. Kenapa? setelah saya tanya ke anak-anak yang datang setelah Arisna, mereka menceritakan kalau anak-anak Terusan 1 merusak jendela sekolah untuk mengambil bola dan memainkannya. 
Ke Rumah Tuan Khairul
Kecewa memang mendengar kejadian ini. Gara-gara perbuatan mereka, Tuan Khaerul bicara kalau akan dibubarkan sekolah ppetang di Terusan 1. Sontak saja Bu Aji panik, seperti biasa. Anak-anak semakin banyak yang berdatangan, mereka menceritakan hal yang sama. 

Saya berusaha mencari solusi. Jalan yang saya ambil adalah menemu Tuan Khaerul. Menanyakan kebenaran berita itu. Kami diantar Arisna menuju ke rumah Tuan Khaerul setelah menyuruh anak-anak pulang ke rumah dan besok tetap sekolah. Ternyata sesampainya dirumah tidak ada orangnya, katanya di Ofis Terusan 2 sebagai ofis besarnya.

Karena tidak ada orang di rumah Tuan Khaerul, kami menuju ke Cikgu Stella yang merupakan guru Humana Terusan 1. Niatnya sama, menanyakan kejelasan kabar itu. Tapi dia juga tidak ada, katanya sedang ke KK. Karena sudah sore dan tidak ada orang-orang yang bisa di temui, kami putuskan untuk pulang ke Terusan 2. Menyusun strategi dan mencari solusi. Semoga baik-baik saja.[]
Lanjut Hari Ke-186 DISINI.