Sunday, April 8, 2018

Menjemput Ijazah di Andum || Hari Ke-244

arifsae.com - Memulai hari ini dengan lari pagi, menikmati udara segar. Tidak tau, akhir-akhir ini sedang semangat lari pagi. Ada Nani yang ke rumah siang hari, saya memang menyuruh nya untuk ke rumah. Berfoto, karena foto nya akan di kirimkan ke Pak Saha untuk menjadi syarat kelengkapan ujiannya di Monsok.

Kakak nya juga kasian, baru mau ikut ujian Paket A. Tapi tidak apa-apa, itulah gunanya ada sekolah disini. Memfasilitasi mereka yang sudah berumur tapi belum dapat ijazah apapun. Siang ini juga dikabari, kalau Pak Majid yang dari Tawau sudah kembali.
Ijazah Kawan-Kawan
Ijazah ini merupakan "sandera" bagi kami, Tahap 8, sebelum kami di berangkatkan ke Malaysia. Kali ini Ijazah yang menjadi jaminan akan dikembalikan ke yang bersangkutan. Untuk kegiatan pendistribusan, diserahkan kepada Pak Majid yang kemarin mengikuti Pembekalan Guru di Tawau. 

Sebenarnya, kami merasa aneh saja. Kenapa harus di tahan ijazah segala, tapi apa daya. Kami hanya pelaksana kebijakan saja. Meski begitu, kami menerima. Dan hari ini, saya akan menjemput ijazah ke Andum. Agak ragu-ragu, apakah akan kesana atau tidak, karena cuaca seperti mau hujan.

Hari ini juga Pak Panca juga mau mengabari ke rumah, tapi akhirnya saya tinggal saja kuncinya. Setelah melihat awan yang tidak terlalu mendung, saya meluncur ke Andaum. Meski ditengah jalan hujan kecil, tapi saya teruskan perjalanan, dan ternyata benar, disana tidak hujan sama sekali, malah panas.
Makan di Batu 32
Sesampai di Andum, saya di lihatkan ijazah yang hampir satu tahun tidak bertemu. Akhirnya ijazah kami kembali dengan selamat, disamping itu, kartu konsulat juga sudah selesai. Dan semuanya lengkap. Sore hari, Pak Majid mengajak untuk makan di luar, tepatnya ke Chek Point atau Batu 32.

Kami meluncur kesana habis maghrib. Disana kami memesan Ayam Penyet yang besar dan lumayan enak. Belum lagi ditambah ceritanya Pak Majid tentang pertemuannya dengan Bu Niki di pelatihan di Tawau kemarin. Nampaknya harapanya semakin menguat, tapi juga berselimut misteri. Semakin tebal.

Obrolan sampai jam 9 malam. Kami pulang, karena sudah larut malam. Di rumah, mati lampu menjadi hal biasa. Rasa horor begitu kental, mau menyalakan lilin tapi tidak ada. Mari menikmati kegelapan ini berdua.[]
Lanjut Hari Ke-245 DISINI.