Monday, April 9, 2018

Lepas Andum, ke Simpang Sapi || Hari Ke-245

arifsae.com - Pagi di Andum begitu dingin, mungkin karena letak nya agak tinggi. Jadi udara dingin begitu terasa dingin. Pak Majid pagi-pagi sudah siap-siap untuk mengajar di Humana. Tidak seperti saya, mengajar ketika sore hari, dia pagi-pagi sudah harus berangkat sekolah. Sama seperti guru biasa.

Memang itu yang bagus. Saya tidak bisa seperti itu, dan pagi ini hanya menyaksikan dia sibuk untuk siap-siap mengajar Humana. Saya memilih untuk di rumah saja, membuka blog dan mengetik. Fokus sendiri dan berhadapan dengan laptop. Itu malah bagus, suasana yang mendukung malah membuat suasana jadi produktif.
Bermaitan Pulang
Sampai jam 12 siang saya sendiri, fokus mengetik. Kegiatan itu berhenti setelah jam 12 siang. Saya sempat bincang-bincang sebentar sebelum saya pamit. Karena sudah janjian dengan Bu Aji, yang pulang dari Kota Kinabalu. Untuk menyamakan jadwal, saya menunggu kabar dari Bu Aji untuk menjemputnya di Simpang Sapi.

Siang ini saya menuju ke Sapi. Karena jam 1 kira-kira sudah sampai di Simpang Sapi. Siang-siang ketika panas terik matahari mengalami puncaknya, saya pulang. Di jalan tidak ada kendala, hanya jarak yang lumayan jauh. Perjalanan sekitar 45 menit untuk menuju ke Simpang Sapi.
Melewati Humana
Dan, ternyata kesalahannya adalah saya tidak bawa helm untuk Bu Aji. Bisa dipastikan, dia pasti panik. Pakai banget. Ketika sampai di Simpang Sapi, ternyata Bu Aji sudah menunggu lama. Saya terlambat. Belum lagi harus menjelaskan kalau saya tidak pakai helm. Dan benar saja, dia mengeluarkan jurus kepanikan khas nya.

Saya bawa saja dia, agak cepat motornya. Karena tidak pakai helm, saya bawa Bu Aji terlebih dulu ke Al Kafi. Sekalian makan siang, sekalian menunggu sore. Tujuannya jelas, menghindari pertemuan dengan Polis. Kami makan, dan melihat keadaan. Menanyakan hasil dari KK, dan semuanya lancar. Tidak ada kendala yang berarti.

Jam 4 sore lebih, saya pulang. Karena saya rasa jam segitu Polis tidak ada. Bukan kesengajaan, tapi memang tidak di rencanakan. Di jalan juga sama, Bu Aji selalu istigfar dan penyakit paniknya kumat. Hampir setiap mobil yang lewat dia anggap seperti mobil polis. Untung saja semuanya berjalan lancar. Tidak ada kendala. Saya antarkan Bu Aji ke rumah, dan saya melnjutkan untuk ke Terusan. Istirahat menjadi hal yang patut dipenuhi.[]
Lanjut Hari Ke-246 DISINI.