Friday, June 1, 2018

Mengantar ke dr. Syed || Hari Ke-298

arifsae.com - Pagi ini Pak Radin merasa sudah tidak kuat. Sakitnya semakin menjadi-jadi, katanya si. Secara fisik terlihat biasa saja, tapi katanya rasanya lemas dan tidak karu-karuan. Saya menawarkan untuk periksa ke dr. Syed, yang dulu pernah dijadikan langganan oleh Pak Yaniri. 

Saya mencari akal, bagaimana caranya, akhirnya saya menghubungi Bang Amir. Untungya dia sedang tidak ke bandar, dan menyanggupi kalau bisa mengantarkan kami ke dr Syed. Lokasinya di Batu 32 Chek Point, sekitar 1,5 jam perjalanan. Kami siap-siap, jam 07.30 pag, Bang Amir datang menjemput.
Loket Pendaftaran
Selain Pak Radin yang sakit, ada juga Pak Majid yang sakit. Jadi kali ini saya mengantarkan mereka berdua untuk periksa ke dr. Syed. Perjalanan sampai ke Chek Point jam 09.00. Ternyata kliniknya baru buka, akhirnya Bang Amir pergi untuk membeli keperluannya. Pak Radin mendaftarkan dirinya, awalnya Pak Majid tidak mau mendaftarakan tapi dia berubah pikiran.

Mereka menunggu giliran. Saya berajalan ke kedai, membeli kredit untuk mengisi pulsa, dan disitu saya melihat amplop ringgit. Cocok untuk hadiah lebaran besok. Saya membeli beberapa lembaran untuk saudara di Indonesia. Bang Amir sendiri ternyata membeli petrol, dia membeli banyak. Saya dan Bang Amir menunggu sambil berbincang-bincang.
Menantri Giliran
Setelah selesai, kami pulang sambil belanja sayur-sayuran untuk persiapan berbuka puasa. Di jalan sempat bertanya-tanya dengan Bang Amir tentang beli petrol yang banyak. Dia juga merasa ini tidak benar, tapi banyak dari petugas Polis juga yang tidak benar. Mereka mau menerima uang "damai", sama seperti di Indonesia.

Dan ternyata benar. Tidak disangka-sangka, ada operasi Polis yang dilakukan ditengah perajalanan kami. Kami kaget. Bang Amir juga pasrah. Benar juga, kami diberhentikan dan disuruh meminggirkan mobil. Bang Amir terlihat bernegosisi, kami hanya melihat dan sesekali bertanya ke Polis.
Negosiasi Polis
Mereka terlihat bernegosiasi. Benar juga, akhirnya negosiasi itu berhasil. Ini tidak benar, sebenarnya tidak benar. Tapi saya harus pandai-pandai memaklumi pemandangan itu. Ingin rasanya bertanya, tapi mencari aman, kami memilih untuk diam. Katanya Bang Amir menyetor RM 50 sebagai uang damai.

Biarlah. Saya hanya melihat adegan itu saja. Kami melanjutkan perjalanan pulang ke Terusan 2. Kami akhirnya memberikan uang lebih untuk Bang Amir, karena merasa bersalah juga. Karena ini Jum'atan, kami langsung bersiap-siap untuk sholat Jum'at di Terusan 2.

Selesai Jum'atan Bu Aji datang, kami mengerjakan raport. Terutama Bu Aji, dia menyelesaikan urusannya sebelum nanti pulang ke Indonesia. Hujan datang, tidak disangka selang tangki rusak. Saya harus memperbaikinya, karena tidak bisa dibiarkan. Kalau menunggu ofic akan lama. Meski hujan-hujanan, saya menikmati. Untuk berbuka puasa, kami memasak bahan makanan yang kami beli tadi. Berbuka puasa bersama, seadanya.[]
Lanjut Hari Ke-299 DISINI.