Wednesday, July 11, 2018

Start, Menuju Citayem || Hari Ke-306

arifsae.com - Hari ini datang juga. Hari dimana liburan telah usai, dan beban kerja menunggu. Tentu saja saya harus merelakan kebersamaan yang sudah mesra terjalin beberapa minggu kemarin. Pagi ini suasana sudah beda, raut muka nampaknya begitu malas untuk senyum, tentu karena saya akan pergi lagi menunaikan tugas ke Sabah, Malaysia.
Sampai di Stasiun Purwokerto
Jam 07.00 barang-barang sudah siap untuk dibawa. Semua perlengkapan sudah dirapikan. Tas siap dijunjung, kali ini koper besar akan saya bawa. Kebetulan barang-barang yang akan saya bawa juga lumayan banyak.

Rencana saya dan Mama Naya ingin berangkat dengan motor saja. Namun, keluarga nampaknya tetap kekeh untuk mengantarkan ke Stasiun Purwokerto. Akhirnya pasrah saja. Kami berangkat menuju ke Stasiun Purwokerto jam 11.00, supaya lebih santai.
Naya dan Aan
Karena mengguakan mobil, jadi lebih aman berangkat lebih awal. Takut macet. Jadi Bapak Okta ingin mengantar santai dijalan. Di jalan juga sudah terasa, raut-raut muka murum. Naya juga sudah lebih paham, kalau dia akan ditinggalkan untuk sementara waktu ke Sabah.

Saya sudah janjian dengan Pak Juang dari Gamore. Dia asli Purbalingga, tepatnya di Karangmoncol. Kami akan bertemu dan janjian dengan Pak Juang di Stasiun Purwokerto. Kami sampai jam 13.00 di Stasiun.
Kereta Menuju Citayem
Hilir mudik orang-orang sudah terlihat. Kami menunggu. Mencetak kartu dan hanya duduk-duduk. Sesekali berbincang-bincang dengan keluarga. Mereka ikut semua. Terutama keluarga dari Istri. Mereka dengan setia menunggu. 

Jam sudah menunjukan waktu 14.00, waktu cek in masuk Stasiun Purwokerto sudah dimulai. Saya chat ke Pak Juang, dia baru katanya sudah dijalan. Biarlah. Nanti saya tunggu saja didalam. Karena waktu sudah memaksa harus masuk.
Sampai di Stasiun Jatinegara
Saya terlebih dulu berpamitan dengan keluarga. Dengan istri, anak, mertua dan saudara-saudara yang mengatar. Mau tidak mau, suka tidak suka, liburan ini harus diakhiri. Tugas di Sabah sudah menunggu. Kami berpamitan, "Kamu dan Naya, jaga diri baik-baik ya, Ma?" Itulah kata-kata yang mengakhri pertemuan kali ini.

Saya memasuki Kreta. Memilih tempat duduk. Tempat duduk saya bersebelahan dengan tempat duduk Pak Juang. Saya menunggu dia. Lama. Saya kirim pesan WA. Ternyata, motor yang dipakainya rusak. Dia bersama adiknya, Arfan, yang juga murid saya di SMA Negeri 2 Purbalingga dulu.

Waktu sudah semakin genting. Dia harus berangkat, "Aku pakai Grab motor." Artinya, dia masih berusaha untuk mengejar kreta ini, tapi saya sudah tidak percaya dia akan bisa mengejarnya. Waktu sudah menungjukan jam 14.20. Artinya 10 menit lagi kereta akan berangkat. 
KRL menuju Citayem
Waktu terus bertambah. Tidak ada kabar dari Pak Juang. Saya sudah pasrah, waktu tinggal 2 menit lagi. Kereta sudah siap untuk berangkat, dan saya menganggap dia tidak bisa mengejar. Saya juga bingung. Nanti saya harus bagaimana, karena rencananya kali ini akan turun di Citayem, tempat kediamannya.

Disaat kereta sudah mau berangkat. Tiba-tiba dari belakang, "Asem, Grab e lambat." Sambil terlihat terengah-engah nafasnya, dia bercerita kalau tadi tidak ikut cek in dari pintu depan, tapi dari pintu belakang. Dia hanya lewat pintu belakang, melewati Saptam, dan menunjukan e-tiket nya. Sedikit memaksa, katanya.
Makan Nasi Goreng
Ah, sudahlah. Untung sudah sampai. Kami melaju dengan kecepatan penuh, menikmati pemandangan dan sesekali tertidur. Perjalanan kali ini akan diakhiri di Stasiun Jatinegara. Dari stasiun ini, kami akan menaiki KRL ke Citayem. Pengalaman ini juga pengalaman baru. 

Barang-barang yang saya bawa harus dibawa kemana-mana. Berat, pastinya. Kami turun di Stasiun Jatinegera untuk melanjutkan naik KRL. Kami menuju ke Citayem sehari ini, besok baru akan terbang menuju Sabah. Sesampainya di Citayem, kami dijemput oleh adik-adiknya Pak Juang dengan motor.

Kami menuju rumahnya. Tidak terlalu lama, hanya 20 menit. Perbedaan yang mencolok tentu macetnya. Rasa semrawut ini sungguh membuat tidak nyaman. Untung menggunakan motor, jadi lebih lincah. Sesampainya di rumah, kami duduk. Menikmati nasi goreng yang sudah dibelikan adiknya tadi. Kami berbincang-bincang sebentar, terutama tentang kehidupan Pak Juang di Citayem semasa kecilnya. Malam ini istirahat terlebih dulu untuk mengumpulkan tenaga. Besok baru terbang.[]
Lanjut Hari Ke-307 DISINI.