Sunday, March 23, 2014

Makalah Perpustakaan Memupuk Budaya Kutu Buku Bagi Benih Bangsa



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan bertujuan membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta mampu mengembangkan kualitas, kecerdasan tinggi dan budi pekerti luhur. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya kualitas dan hasil pendidikan melalui perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar di sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen yang turut menentukan tujuan yang telah ditetapkan.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap peserta didik. Penyelenggaraanya memerlukan ruang khusus beserta saranannya. Semakin lengkap perlengkapannya, semakin baik pula penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Ruang dan sarana yang tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik. Sehingga benar-benar menunjang penyelenggaraan sekolah secara efektif dan efisien (Bafadal, 2004: 14). Sebagai sumber belajar, perpustakaan sekolah mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan peserta didik. Melalui perpustakaan sekolah para peserta didik bisa belajar mandiri di waktu istirahat jam pelajaran maupun meminjamnya dan dibawa pulang untuk dibaca di rumah.
Perpustakaan sekolah wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada sistem pendidikan dalam jumlah mencukupi untuk melayani semua peserta didik. Seperti yang tertuang dalam UU No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 23 ayat satu, bahwa setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan. Akan tetapi, dalam kenyataan dilapangan menurut Harian Kompas online bahwa dari 50 % SD, yakni 55.545 sekolah belum memiliki perpustakaan. Di SMP, 12.029 sekolah tidak memiliki perpustakaan. Adapun jenjang SMA yang belum memiliki perpustakaan sebanyak 8.904 sekolah tidak memiliki perpustakaan. Padahal keberhasilan pembelajaran sebagai pendukung terlaksanaanya proses pembelajaran di sekolah.
Budaya orang Indonesia sering tidak memperlihatkan budaya membaca, begitu juga budaya yang diperlihatkan oleh para peserta didik yang minim membaca. Oleh karena itu, banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Peran perpustakaan sebagai “jantungnnya” pendidikan akan menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan budaya kutu buku, karena dalam sebuah perpustakaan yang koleksinnya lengkap akan semakin banyak para pengunjung yang akan membaca koleksi perpustakaan tersebut.
Perpustakaan sekolah khususnya di SMA Negeri 2 Purbalingga sudah mempunyai fasilitas dan koleksi yang cukup banyak dan beragam. Keberadaan layanan perpustakaan sekolah telah berperan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik, dengan adannya peran dari perpustakaan tersebut, dimungkinkan prestasi belajar dan budaya kutu buku dari peserta didik mengalami peningkatan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah tentang “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Budaya Kutu Buku dan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 2 Purbalingga”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah yang diulas dalam karya tulis ini adalah:
1.      Bagaimana peran perpustakaan SMA Negeri 2 Purbalingga dalam meningkatkan budaya kutu buku dan prestasi peserta didik?
2.      Faktor apa saja yang menjadi kendala dan upaya mengatasi kendala dalam meningkatkan budaya kutu buku dan prestasi belajar peserta didik SMA Negeri 2 Purbalingga?

C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas, maka tujuan karya tulis ini adalah:
1.      Mendeskripsikan peran perpustakaan SMA Negeri 2 Purbalingga dalam meningkatkan budaya kutu buku dan prestasi peserta didik.
3.      Memaparkan faktor yang menjadi kendala dan upaya mengatasi kendala dalam meningkatkan budaya kutu buku dan prestasi belajar peserta didik SMA Negeri 2 Purbalingga.

D.    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat peneulisan karya ilmiah yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pengetahuan di bidang perpustakaan khususnya tentang budaya kutu buku dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk mencapai prestasi belajar peserta didik.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Sekolah
Untuk menjadi masukan dan pertimbangan dalam peningkatan kualitas pelayanan dan pemanfaatan perpustakaan secara maksimal.
b.      Bagi Peserta Didik
Utuk memberikan sumbangan informasi yang bermanfaat tentang perpustakaan khususnya peran perpustakaan dalam meningkatkan  budaya kutu buku dan prestasi belajar. 

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Peran perpustakaan SMA Negeri 2 Purbalingga dalam meningkatkan budaya kutu buku dan prestasi peserta didik
Pada setiap proses pembelajaran pasti akan menemui peserta didik yang malas berpartisipasi dan aktif berpartisipasi mengikuti jalannya proses pembelajaran. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktivitas belajar seseorang. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai minat karena minat merupakan alat motivasi utama yang dapat membangkitkan semangat belajar dalam waktu rentan tertentu yang imbasnnya akan meningkatkan prestasi siswa.
Supriyanto dan Muhsin (2008) mengatakan bahwa tujuan perpustakaan adalah membantu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap dan nilai hidup peserta didik dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Bahkan perpustakaan sekolah juga sering disebut sebagai paru-parunya sekolah, karena tanpa perpustakaan tersebut maka proses pelaksanaan pembelajaran mungkin menjadi kurang optimal.
Berdasarkan pendapat yang ada tersebut maka jelas bahwa minat belajar dan pemanfaan perpustakaan sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar peserta didik yang berdampak pada prestasi belajarnya.

B.     Faktor pendukung dan penghambat layanan perpustakaan dalam meningkatkan budaya kutu buku dan prestasi belajar peserta didik SMA Negeri 2 Purbalingga.
1.      Faktor kendala
Banyak faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pengelolaan Perpustakaan Sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta. Kendala-kendala tersebut adalah:
a.       Kurangnya Personalia Perpustakaan Sekolah yang tersedia
Sumber daya manusia atau personalia di perpustakaan adalah semua tenaga kerja atau perangkat perpustakaan yang mengelola perpustakaan sekolah. Sumber daya yang ada merupakan satu perangkat yang merupakan tim kerja (team work) yang harus dapat bekerja sama untuk keberhasilan perpustakaan. SDM yang ada di perpustakaan sekolah SMA Negeri 2 Purbalingga masih terbatas. Informan I selaku Koordinator Perpustakaan pada wawancara tanggal 15 November 2013 menyatakan sebagai berikut:
“Tidak ada pustakawan, yang ada pustakawati cuma satu orang, kemampuannya juga terbatas. Sedangkan tenaga yang lainnya tidak mengetahui bagaimana seluk beluk perpustakaan dan hanya cuma membantu. Padahal jumlah siswa disini mencapai 1200-an, belum termasuk guru dan karyawannya ”.

Sedangkan yang diungkapkan oleh informan III selaku Pustakawan pada wawancara tanggal 15 November 2013 adalah sebagai berikut:
“Tenaga disini 5 orang, tapi tidak semuanya aktif dan kurang dalam penggunaan komputer, juga berlatar belakang pendidikan non perpustakaan. Jadi mau tidak mau saya yang mengatasi. Selain itu karena jumlah tenaga yang terbatas, terkadang saat rame pengunjung, pengen cepet-cepet duluan dilayani. Itu membuat tenaga perpustakaan kesulitan”.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia di perpustakaan SMA Negeri 2 Purbalingga yang terbatas, karena hanya ada satu pustakawan dan tenaga yang lain tidak memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan dan kurang dalam penggunaan komputer.
b.      Pengunjung yang tidak tertib
Pengunjung di perpustakaan ini adalah para siswa, guru dan karyawan di SMA Negeri 2 Purbalingga. Dalam memanfaatkan perpustakaan, tidak semua pengunjung yang tertib. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan III selaku Pustakawan (Wawancara tanggal 15 November 2013) sebagai berikut :
“Suasana dalam perpustakaan yang seharusnya tenang, malah justru jadi ramai, karena kadang para siswa bercanda di dalam perpustakaan.Ada juga guru dan karyawan yang kadang malah duduk-duduk bercengkrama di dalam perpustakaan. Pengunjung juga sebagian besar tidak mengisi daftar pengunjung, jadi petugas merasa kesulitan saat akan membuat grafik pengunjung”.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa ruangan perpustakaan yang seharusnya tenang malah terkadang menjadi ramai karena pengunjung yang bercanda atau bercengkrama, dan ada pengunjung yang tidak mau mengisi daftar pengunjung. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti juga terjadi peristiwa seperti itu.
Selain itu terkadang ada beberapa pengunjung yang kurang tertib dalam pengembalian buku, sehingga melebihi batas waktu peminjaman. Informan I selaku Koordinator Perpustakaan pada wawancara tanggal 15 November 2013 menyatakan sebagai berikut :
“Terkadang pengembalian buku terlambat dari batas waktu yang telah ditentukan, ada juga buku yang hilang atau sobek halamannya. Itu mungkin karena keteledoran petugas perpustakaan yang jumlahnya sedikit dan pekerjaan yang banyak. Ada juga siswa yang mencuri buku. Kemarin itu ada yang mencuri majalah info komputer, terus saya panggil, karena saya tahu saat dia mencuri majalah itu. Sampai sekarang tidak ada tanggung jawabnya”.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pengunjung ada yang kurang tertib dalam pengembalian buku, sehingga melebihi batas waktu pengembalian. Pengunjung juga menyobek halaman buku atau bahkan menghilangkan buku, ada pula yang mencuri buku.
c.       Sistem yang dipergunakan masih manual
Sistem yang masih manual tentunya akan menjadi kendala dalam pelayanan di perpustakaan sekolah SMA Negeri 2 Purbalingga. Informan I selaku Koordinator Perpustakaan pada wawancara tanggal 15 November 2013 menyatakan sebagai berikut: “Disini sistemnya masih manual, jadi belum otomasi dengan komputer. Ini berpengaruh pada pelayanan terhadap pengunjung yang kurang cepat”.
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pelayanan di perpustakaan SMA Negeri 2 Purbalingga masih manual dan belum terotomasi, sehingga berpengaruh pada pelayanan terhadap pengunjung yang kurang cepat.
2.      Usaha mengatasi kendala
a.       Personalia Perpustakaan Sekolah yang tersedia
Untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya manusia, kepala sekolah akan merekrut tenaga kerja baru yang nantinya akan ditempatkan di perpustakaan. Informan III selaku Pustakawan pada wawancara tanggal 15 November 2013 menyatakan sebagai berikut: “Tahun ajaran baru besok kepala sekolah akan merekrut tenaga baru khusus untuk di tempatkan di perpustakaan, yang bisa tentang IT”.
b.      Pengunjung yang tidak tertib
Untuk mengatasi pengunjung yang tidak tertib maka petugas harus memberikan teguran agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, untuk masalah keamanan bahan pustaka dengan melakukan kontrol terhadap pengunjung yang datang. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan III selaku Pustakawan (Wawancara tanggal 15 November 2013) sebagai berikut:
“Kita sebagai petugas disini pasti mengingatkan bila ada yang ramai di dalam perpustakaan, tapi lepas dari itu semua, menjaga ketenangan di dalam perpustakaan merupakan kesadaran masing-masing individu”.

Sedangkan informan II selaku Sekretaris Perpustakaan pada wawancara tanggal 15 November 2013 mengungkapkan sebagai berikut:
“Pengawasan lebih diperketat lagi, karena ulah para pengunjung yang aneh-aneh. Ada yang sengaja mencuri buku, menyobek buku, makan di dalam perpustakaan, tas dibawa masuk juga. Pertama ya ditegur dengan halus, kemudian kita sebagai petugas juga meningkatkan kewaspadaan. Kalau ditegur tidak mempan, ya kita beri surat panggilan. Tapi kebanyakan siswa sini sudah menyadari dengan sendirinya”.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa untuk mengatasi pengunjung yang tidak tertib, petugas lebih memperketat pengawasan, diperingatkan juga secara lesan, setelah itu bila tidak ada respon maka akan diberikan surat panggilan.
c.       Sistem yang dipergunakan masih manual
Untuk mengatasi kendala dalam hal penggunaan sistem pelayanan yang masih manual, maka untuk tahun ini akan dirintis dengan sistem otomasi dengan menggunakan komputer, sehingga pelayanan dapat terlaksana dengan lancar dan baik.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, dapat diambil simpulan dan saran sebagai berikut:
A.    Simpulan
1.      Keberadaan sebuah perpustakaan di sekolah merupakan suatu keharusan. Hal ini mengingat pentingnya perpustakaan yang diibaratkan sebagai “jantung pendidikan” dan mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar mengajar. 
2.      Perpustakaan merupakan gudang dari segala ilmu. Namun keberadaan perpustakaan harus diimbangi dengan tingginya minat baca dari para pelajar, supaya terjadi sinkronisasi antara keduanya. Dengan adanya sinkronisasi keduanya maka akan terciptalah budaya kutu buku dan prestasi belajar yang memuaskan.
3.      Untuk merekatkan hubungan antara perpustakaan dan prestasi belajar, maka diperlukan suatu tindakan (action) untuk membuat siswa menjadi tertarik dan simpatik terhadap perpustakaan.

B.     Saran
1.      Saran untuk Sekolah
Kepala sekolah sebagai wakil dari pihak sekolah hendaknya mempunyai perhatian yang serius terhadap perpustakaan terutama berkaitan dengan pengadaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Perpustakaan sekolah dapat menjalankan fungsinya dengan baik jika ditunjang dengan fasilitas yang lengkap.
2.      Saran untuk Peserta Didik
Mengingat pentingnya peran perpustakaan, hendaknya siswa dapat membuat jadwal kunjungannya ke perpustakaan. Para siswa hendaknya juga dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik dengan membaca dan meminjam bahan-bahan pustaka yang disediakan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1998. Didaktik Metodik. Cet. II. Semarang: CV. Toha Putra.
Bafadal, Ibrahim. 2001. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.
Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Basuki, Sulistiyo. 1993. Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.
Buchori, M. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gie, The Liang. 1998. Lintasan Sejarah Ilmu. Yogyakarta: Pusat Belajar lmu Berguna.
Loekmana, lobby. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: Gunung Mulia.
Nasution, Sabirin. 1986. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Medan: Panitia Penataran Perpustakaan Pemda Tk I dan Pemda Tk II.
Soegeng, St. Kostka. 1985. Pelayanan dan Referensi Perpustakaan Umum. Jakarta :
http://gunsasongkorahmanu.blogspot.com/2011/01/tugas-akhir-peranan-perpustakaan.html diakses tanggal 05 November 2013
http://www.pemustaka.com/search/kti-tentang-pengaruh-perpustakaan-terhadap-prestasi-siswa/page/2diakses tanggal 05 November 2013