Wednesday, November 11, 2015

Asal Nama Dusun Sayangan Purbalingga

Patung Kenalpot di Dusun Sayangan, Purbalingga Lor
Dusun Sayangan adalah sebuah dusun yang berada di kelurahan Purbalingga Lor. Dusun Sayangan sebenarnya terletak pada RW 03 kelurahan Purbalingga Lor dan terletak pada Jalan Kiswadi,perbatasan langsung dengan dusun Gang panca dan Brubahan di sebelah Baratnya,serta di sebelah Utara langsung berbatasan dengan dusun Sida Mulya dan di sebelah Timur berbatasan dengan dusun Blumbang dan dusun Kecepit,dan sebelah Selatan berbatasan dengan dusun Gang Panca serta dusun Mbengang. Oleh karna itu, dusun Sayangan bisa dikatakan sebagai dusun di tengah tengah kota atau central kota Purbalingga dengan ciri khasnya patung kenalpot.
Nama Sayangan adalah berasal dari kata Sayang dan an,Sayang bukanlah arti yang sesungguhnya, kata Sayang berarti tukang pengrajin dandang atau pengrajin peralatan rumah tangga. Pendiri Sayangan adalah Bapak Haji Abu Bakar,beliau adalah orang yang memberikan nama Sayangan, karena beliau adalah juragan pengrajin dandang,oleh karena itu kata Sayangan di cetuskan oleh beliau. Bapak Haji Abu Bakar memiliki anak 2,yaitu bapak Khasan Muhadi dan Bapak Sodri,dan kebetulan Bapak Khasan Muhadi adalah kakek kandung saya sendiri, karena ayah saya adalah salah satu anak dari Bapak Khasan Muhadi atau lebih tepatnya anak ke-15 dari Bapak Khasan Muhadi. Bapak Khasan Muhadi memiliki anak 20 dari 2 istrinya dan anak pertamanya juga menjadi salah satu pencetus usaha kerajinan kenalpot di dusun Sayangan. Sedangkan Bapak Sodri mempunyai anak 8, dan anak pertamanya juga menjadi pencetus usaha pengrajin Kenalpot di dusun Sayangan. Sehingga penemu dusun Sayangan dengan pencetus usaha pengrajin Knalpot di dusun Sayangan adalah satu keluarga,karena pencetus usaha pengrajin Knalpot di Sayangan adalah cucu dari Bapak Haji Abu Bakar atau bisa di sebut sebagai pencetus dusun Sayangan.
Banyak orang yang menganggap bahwa dusun Sayangan adalah dusun pengrajin Knalpot,tetapi pada awalnya dusun Sayangan adalah dusun pengrajin dandang atau peralatan rumah tangga yang berbahan kuningan,tepatnya di lakukan oleh Bapak Hasan Yusuf serta Bapak Sultoni. Tetapi,semakin berjalannya waktu,mereka mengalami kerugian yang besar sehingga mereka mempunyai pemikiran untuk merubah pekerjaannya itu,akhirnya mereka memutuskan untuk membuat kerajinan Knalpot untuk kendaraan pada zaman itu,dan mengirimnya keJakarta pada tahun 1970. Dengan berkembangnya zaman,kerajinan Knalpot di Sayangan semakin berkembang,bahkan sekarang telah terkenal hingga seluruh plosok Indonesia. Bapak Hasan Yusuf berkembang pesat di Jakarta,hingga dia membuka toko Knalpot di Jakarta Pusat, sedangkan Bapak Sultoni berkembang pesat di daerahnya sendiri atau kota Purbalingga dan sekitarnya. Karena mereka berdua pada masa itu usahanya sangat berkembang pesat,sehingga orang-orang Sayangan yang masih bertahan menjadi pengrajin Dandang semuanya beralih menjadi pengrajin Knalpot dengan bekerja kepada Bapak Hasan Muhadi dan Bapak Sultoni. Dari situlah usaha kerajinan Knalpot berkembang di dusun Sayangan dan hingga sekarang dusun Sayangan di kenal dengan "desa kenalpot".
Pemerintah Kabupaten Purbalingga sangat mengapresiasi keberhasilan dusun Sayangan tersebut dengan mendirikan Patung Knalpot di dekat dusun Sayangan. Oleh karna itu, patung Knalpot telah di kenal sebagai maskot dusu Sayangan dan bahkan telah menjadi maskot kota Purbalingga selain patung Jendral Soedirman dan patung-patung lainnya yang ada di Purbalingga.

Sumber Referensi :
Wawancara dengan ayah sendiri yang bernama Bapak Umron pada tanggal 16 November 2016
Muhammad Firman Asysyidda, XI IPS 2 16/17