Tuesday, December 6, 2016

Makam Giri Cendana dan Giri Burna di Desa Kajongan

Gapura Pintu Masuk ke Makam

Desa Kajongan terletak di kurang lebih 4 km dari kota Purbalingga yang berada di Kecamatan Bojongsari. Desa Kajongan dapat ditempuh kurang lebih selama 15 menit dari pusat kota. Desa yang berdekatan dengan Desa Kajongan yaitu Desa Gembong, Desa Karang Bolong, Desa Brubahan, Desa Brobot, dan juga dekat Owabong. 

Di desa ini juga terdapat beberapa Tuk atau sumber mata air yang muncul dari dalam tanah, airnya pun sangat melimpah dan bersih. Tuk tersebut oleh warga di manfaatkan untuk minum, mencuci baju, mandi, dan keperluan lainya dan juga dibuat penampungan oleh PDAM dan disalurkan ke kota-kota sekitarnya yang berupa sumber mata air. Di Desa Kajongan juga terdapat Gombangan yaitu merupakan tempat pemandian dan ramai dikunjungi oleh warga luar desa Kajongan dan Warga desa Kajongan pada malam hari terutama pada malam Jum’at Kliwon.

Menurut kepercayaan masyarakat, mata air tersebut dapat memberikan tuan bagi yang mandi di tempat ini dan konon dapat meningkatkan awet muda, dapat mendapatkan jodoh dan naik derajat. Warga Desa Kajongan masih ada yang mempercayai mitos tersebut. Desa Kajongan makmur kaya akan tanaman, seperti tanam seperti padi, kangkung dan lainnya. 

Selain menjadi petani padi dan kangkung, para warga di Desa Kajongan ini mempunyai pekerjaaan sampingan yakni terkenal dengan Kerajinan membuat sapu dari tepes atau serabut kelapa, pengki dari belahan bambu, membuat alas kaki dari sisa kain bekas, dan kerajinan alat rumah tangga lainnya yang dapat digunakan.

Di desa Kajongan ini terdapat makam Giri Cendana, Giri cendana merupakan peninggalan Sejarah. Giri Cendana ini adalah makam leluhur Bupati Purbalingga yang bergelar Adipati Dipokusumo, Adipati Dipokusumo ini memegang tapuk pimpinan pemerintahan Kabupaten Purbalingga, yaitu Dipokusumo II (Raden Mas Tarunokusumo), Dipokusumo III (Ngabehi Tarunokusumo), Dipokusumo IV, Dipokusumo V (Kanjeng Candiwulan), dan Dipokusumo  IV (Raden Darmokusumo). 

Setiap tahun Giri Cendana ramai didatangi oleh Bupati Purbalingga untuk berziarah. Adipati yang pertama adalah Raden Tumenggung Dipayuda III, yang mulai memerintah pada saat ditetapkannya Kabupaten Purbalingga pada tanggal 18 Desember 1830.

Di desa Kajongan juga  terdapat 17 pejuang yang gugur dalam perjuangan tahun 1948. Sebanyak 13 pejuang dimakamkan di kompleks makan pahlawan Kajongan, Dua pahlawan dimakamkan di makam desa, dan satu pejuang dimakamkan di kompleks makam Giri Cendana dan satu pejuang dimakamkan di Desa Bumisari. 

Kaur Kesra Desa Kajongan Makmur menjelaskan, ketika itu selepas Subuh, terjadilah pengepungan oleh tentara Belanda dan antek anteknya (Pengikutnya). ”Menurut saksi sejarah, Yang bernama Tarbu yang kini berusia 93 tahun, tentara Belanda ketika itu memprediksi Desa Kajongan banyak terdapat pejuang yang berani melawan Belanda dari generasi ke generasi sebelum kemerdekaan,” katanya.

Ketika melawan Belanda maka tidak heran jika Desa Kajongan menjadi salah satu sasaran yang telah diperhitungkan tentara Belanda. Dari sini terjadi kontak senjata antara pejuang Desa Kajongan dengan tentara Belanda. Para pejuang Desa Kajongan melawan Belanda masih menggunakan alat yang sederhana seperti bambu runcing, sedangkan Belanda menggunakan senjata yang sudah canggih seperti tembakan. “Dalam menghadapi Pejuang itu, Belanda menggunakan taktik biadab dengan istilah Jawa adalah taktik gropokyan yang digerakan oleh tentara Belanda dan entek enteknya,” katanya. 

Taktik Gropokan adalah taktik perang yang dilakukan secara besar besaran. Diawali dengan penyisiran dari arah Utara Desa Kajongan, tepatnya di Desa Bojongsari. Dengan berjalan kaki, Belanda dengan pasukan bersenjata yang lengkap itu mulai mengepung Desa Kajongan.”Dari arah selatan tepatnya di Desa Brobot, pasukan Belanda dan entek enteknya meneror dengan banyaknya berondongan tembakan sebagai kode dimulainya serangan terhadap para pejuang.”

Sumber Referensi: 
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/17-pejuang-gugur-di-desa-kajongan/., diakses tanggal 6 November 2016.