arifsae.com - Kegiatan rutin setiap pagi adalah memasak. Karena curhatan tadi malam yang selesai sampai larut malam membuat tidur kali ini begitu nyaman. Ditambah kegiatan hari ini yang sudah selesai dan hanya akan dilakukan penutupan. Dilapangan sana, penutupan dilakukan sekitar jam 8 pagi. Kami disini sedang menikmati kopi dan masak mie. Menikmati pagi yang santai diatas danau, luar biasa nikmat.
Sampai jam 9 tak ada orang yang datang ke danau, biasanya, setiap pagi sebelum kegiatan pasti ada orang yang datang, entang itu mau membangunkan atau mau mengajak kerja. Tapi kali ini benar-benar free.
Tidak lama kemudian, ada Pa Bima datang. Tak seperti biasanya, menggunakan motor, kali ini dia menggunakan mobil. Dari atas danau terlihat dia menggunakan mobil begitu kencang. Memang kebiasaannya, dari jauh banyak yang mengira akan slip ban. Ternyata benar juga, keadaan tanah yang dalam ditambah ban yang sudah gundul membuat mobil itu tak bisa keluar.
Kami yang sedang duduk-duduk terpaksa menghampiri. Menggangu agenda resmi hari ini yang seharusnya membuka tali dan menurunkan bendera. Dengan candaan, kami membantu mengeluarkan mobil. Berbagai cara dilakukan, dari menaruh Batu, kayu sampai doron sekuat tenaga sudah dicoba, tapi hasilnya nol. Kegiatan ini membutuhkan waktu sampai 3 jam tanpa hasil.
Jam 1 siang sudah berlalu. Dan kami sudah tak mampu. Akhirnya pa Bima mencari bantuan mobil untuk digunakan mendorong dengan cara diikat. Ternyata benar, hanya sekali tarikan mobil sudah bisa diangkat. Pekerjaan 3 jam yang sia-sia.
Agenda berikutnya yaitu menurunkan tali-tali dan bendera. Berkat kesigapan pa didib dan pa tria pekerjaan itu terselesaikan juga. Awalnya tali-tali itu akan dibeli oleh pihak kehutanan taliwas, namun karena negosiasi tidak berjalan baik akhirnya tidak menemukan kata sepakat. Terpaksa harus diturunkan.
Sampai sore hari kegiatan ini baru terselesaikan. Dengan kerjasama, akhirnya semua kegiatan berjalan dengan lancar. Selebihnya kami kembali ketenda diatas danau. Teman-teman yang lain berdatangan. Menambah keceriaan dan keakraban. Ada yang bercanda ada yang serius, semuanya bercampur disini.
Keceriaan itu terhenti ketika magrib tiba. Ada kejadian aneh. Ceritanya ketika Pa Jabar yang menjadi bahan bercanda kami. Kejadian aneh pertama ketika salah satu teman kami sedang buang air kecil, ternyata yang menjadi bahan cuci bersih itu adalah air petrol. Sontak saja dia berteriak kepanasan, kerena temapi vitalnya tercuci dengan air petrol.
Kami sempat tertawa karena kejadian itu. Itu kejadian aneh pertama, kejadian aneh berikutnya adalah ketika selesai solat magrib. Disaat solat magrib, ada bau Wangi yang sangat menyengat. Wangi sekali. Kami semua menciumnya, anehnya memang keadaan disekelilih tidak ada bunga, paling bunga teratai yang tak punya wangi-wangian yang menyengat. Tapi ini beda, sangat wangi.
Banyak dari kami merinding. Oleh karena itu cepat-cepat barang dibereskan, karena rencana nya memang mau pulang. Namun ditengah proses beres-beres, Pa Tria yang akan mencuci barang kotor tiba-tiba jatuh kedanau, dia berpegangan kepada tangga kecil. Saya yang tepat disampingnya terasa kaget. Kami semua yang awalnya tertawa tiba-tiba terdiam seketika.
Saya melihat ke pa tria, ternyata dia bukan hanya jatuh biasa, tangannya terlihat berdarah. Ia kesakita, terlihat sobek. Sontak saja suasana menjadi hening dan langsung membawa pa tria untuk diberikan penanganan pertolongan pertama. Kami yang membereskan danau lama, tiba-tiba dalam hitungan menit semua selesai.
Kami langsung menuju kelapangan panitia dengan angkutan mobil. Disana kami mencari Pa Tria, dia sudah diberikan pertolongan, darahnya yang banyak keluar sudah aman. Sudah diperban meski kadang terasa kesakitan. Kami berempat yang rencananya akan menambah sehari bermalam, akhirnya harus pulang lebih awal.
Pa tria yang terluka diutamakan. Saya ikut yang membawanya dengan beberapa teman. Teman-teman yang lain diturunkan di bascame dan kami melanjutkan ke rumah sakit untuk menolong Pa Tria. Lama kami menunggu dan ternyata sudah aman. Semuanya sudah teratasi. Kami putuskan untuk menuju bandar lahadatu dan mencari hotel.
Kami mengakhiri hari ini dengan menemukan hotel bersama sahabat-sahabat yang dipertemukan di outbond. Saya, Pa Wawan, Pa Tria dan Pa Didib sudah disatukan dioutbond JAIM 4 ini. Biarkan Pa Tria istirahat, dan saya pun mengikutinya untuk memejamkan mata, mengakhiri cerita JAIM 4 ini. []
Pagi Ceria |
Sampai jam 9 tak ada orang yang datang ke danau, biasanya, setiap pagi sebelum kegiatan pasti ada orang yang datang, entang itu mau membangunkan atau mau mengajak kerja. Tapi kali ini benar-benar free.
Tidak lama kemudian, ada Pa Bima datang. Tak seperti biasanya, menggunakan motor, kali ini dia menggunakan mobil. Dari atas danau terlihat dia menggunakan mobil begitu kencang. Memang kebiasaannya, dari jauh banyak yang mengira akan slip ban. Ternyata benar juga, keadaan tanah yang dalam ditambah ban yang sudah gundul membuat mobil itu tak bisa keluar.
Kami yang sedang duduk-duduk terpaksa menghampiri. Menggangu agenda resmi hari ini yang seharusnya membuka tali dan menurunkan bendera. Dengan candaan, kami membantu mengeluarkan mobil. Berbagai cara dilakukan, dari menaruh Batu, kayu sampai doron sekuat tenaga sudah dicoba, tapi hasilnya nol. Kegiatan ini membutuhkan waktu sampai 3 jam tanpa hasil.
Beberes di Hutan |
Jam 1 siang sudah berlalu. Dan kami sudah tak mampu. Akhirnya pa Bima mencari bantuan mobil untuk digunakan mendorong dengan cara diikat. Ternyata benar, hanya sekali tarikan mobil sudah bisa diangkat. Pekerjaan 3 jam yang sia-sia.
Agenda berikutnya yaitu menurunkan tali-tali dan bendera. Berkat kesigapan pa didib dan pa tria pekerjaan itu terselesaikan juga. Awalnya tali-tali itu akan dibeli oleh pihak kehutanan taliwas, namun karena negosiasi tidak berjalan baik akhirnya tidak menemukan kata sepakat. Terpaksa harus diturunkan.
Penurunan Bendera |
Keceriaan itu terhenti ketika magrib tiba. Ada kejadian aneh. Ceritanya ketika Pa Jabar yang menjadi bahan bercanda kami. Kejadian aneh pertama ketika salah satu teman kami sedang buang air kecil, ternyata yang menjadi bahan cuci bersih itu adalah air petrol. Sontak saja dia berteriak kepanasan, kerena temapi vitalnya tercuci dengan air petrol.
Kami sempat tertawa karena kejadian itu. Itu kejadian aneh pertama, kejadian aneh berikutnya adalah ketika selesai solat magrib. Disaat solat magrib, ada bau Wangi yang sangat menyengat. Wangi sekali. Kami semua menciumnya, anehnya memang keadaan disekelilih tidak ada bunga, paling bunga teratai yang tak punya wangi-wangian yang menyengat. Tapi ini beda, sangat wangi.
Banyak dari kami merinding. Oleh karena itu cepat-cepat barang dibereskan, karena rencana nya memang mau pulang. Namun ditengah proses beres-beres, Pa Tria yang akan mencuci barang kotor tiba-tiba jatuh kedanau, dia berpegangan kepada tangga kecil. Saya yang tepat disampingnya terasa kaget. Kami semua yang awalnya tertawa tiba-tiba terdiam seketika.
Bersih-bersih |
Saya melihat ke pa tria, ternyata dia bukan hanya jatuh biasa, tangannya terlihat berdarah. Ia kesakita, terlihat sobek. Sontak saja suasana menjadi hening dan langsung membawa pa tria untuk diberikan penanganan pertolongan pertama. Kami yang membereskan danau lama, tiba-tiba dalam hitungan menit semua selesai.
Kami langsung menuju kelapangan panitia dengan angkutan mobil. Disana kami mencari Pa Tria, dia sudah diberikan pertolongan, darahnya yang banyak keluar sudah aman. Sudah diperban meski kadang terasa kesakitan. Kami berempat yang rencananya akan menambah sehari bermalam, akhirnya harus pulang lebih awal.
Pa Tria dengan Lukanya |
Pa tria yang terluka diutamakan. Saya ikut yang membawanya dengan beberapa teman. Teman-teman yang lain diturunkan di bascame dan kami melanjutkan ke rumah sakit untuk menolong Pa Tria. Lama kami menunggu dan ternyata sudah aman. Semuanya sudah teratasi. Kami putuskan untuk menuju bandar lahadatu dan mencari hotel.
Pintu Keluar dari Taliwas |
Kami mengakhiri hari ini dengan menemukan hotel bersama sahabat-sahabat yang dipertemukan di outbond. Saya, Pa Wawan, Pa Tria dan Pa Didib sudah disatukan dioutbond JAIM 4 ini. Biarkan Pa Tria istirahat, dan saya pun mengikutinya untuk memejamkan mata, mengakhiri cerita JAIM 4 ini. []
Lanjut Hari Ke-57 DISINI.