Di Bar 999 |
arifsae.com - Hari ini sesuai rencana, saya akan menyusul Pa Wawan dan Pa Bintang ke KK. Niatnya mau pakai bus, tapi kebetulan Nana, guru pamong Terusan 2 akan ke Keningau dan mengurus pembuatan ATM. Pembuatan ATM ini diwajibkan karena dia mau mengajukan dana insentif dari KJRI KK. Dia dan temanya menyewa pairet.
Saya akhirnya ikut bernagkat menggunakan mobil ini. Lumayan lah, jadi tidak bingung ke Simpang Sapi nya. Disamping itu, Pa Bintang juga akan menjemput ke Keningau karena dia juga akan berpamitan dengan CLC pertama tempat bertugas pertamanya.
Kami berangkat jam 6 pagi, karena harus sampai kesana sebelum tutup. Perjalanan panjang, kata sopir mobilnya, perjalanan ke Keningau ini jarang dilaukukan dan jarang juga peiret yang mengetahuinya. Ini dikarenakan untuk menuju ke Keningau, hanya tertulis daerah Ranau. Dan jalan untuk menuju kesanapun menakutkan, naik turun, belok kanan, kiri. Pokoknya seru, untungnya Pakci Supir sudah ahli.
Sawah Menuju Keningau |
Diperjalanan saya melihat Sawah. Sawah begitu mewah terlihat dimata ini. Sudah sejak tiba disini, mata ini terbiasa melihat pohon sawit, sama sekali belum pernah melihat sawah yang ditanami Padi. Dan ini pertama kalinya saya melihat tanaman Padi di Sabah. Sungguh terlihat mewah.
Setelah menempuh perjalanan yang 6 jam itu, akhirnya saya untuk pertama kalinya ke Keningau. Sekitar jam 12 siang, kami bergegas untuk menuju ke RIA, semacam Bank yang bekerja sama dengan bank Indonesia, jadi disinilah kami akan membuat Bank BNI. Disana, ternyata tidak sendirian, sudah ada temen-temen yang lain yang juga akan membuat rekening.
Saya bertemu Pa Bintang, dan rencananya akan ke KK nanti bersama. Sambil Nana membuat rekening, saya berbincang-bincang dengan Pa Bintang, dan setelah selesai kami berfoto bersama. Juga bertemu dengan Pa Basuki, dia merupakan guru Pamong tapi mungkin yang pertama kali membuka CLC Keningau. Dia sedang menyelesaikan kuliahnya di Universitas Terbuka.
Selamat Datang di Keningau |
Pa Bintang berpamitan untuk mendatangi beberapa CLC, yang dulu pernah jadi tempat bertugasnya. Katanya untuk pamitan. Saya dan romobongan sambil menunggu pairet yang sedang istirahat, jalan-jalan terlebih dulu mengitari Bandar Keningau untuk membeli kipas angin. Tidak besar memang, tapi disini juga cukup lengkap untuk berbelanja keperluan sekolah bagi CLC-CLC terdekat.
Selesai berbelanja, kipasnya saya kasihkan ke Nana untuk dibawa pulang. Karena saya akan langsung menuju ke KK. Sambil menunggu Pa Bintang yang sedang berpamitan, saya dan Pa Basuki ngobrol-ngobrol di mushola sambil solat. Dan Pa Bintang datang sekitar jam 3 sore, kemudian saya berpamitan dengan Pa Basuki untuk menju ke KK.
Di Keningau memang banyak orang non-muslim, sehingga sepanjang jalan dikeningau banyak sekali babi-babi yang berkeliaran. Sama seperti memelihara ayam di Indonesia. Mereka dibiarkan berkeliaran di luar rumah. Perjalana membutuhkan 3 jam. Kami sampai ke KK sekitar jam 7 malam, awalnya kami menju ke Hotel Rubi tapi ternyata sudah pindah ke hotel Criystal KK.
Makan Malam |
Sesampainya dihotel, ternyata Pa Wawan dengan teman-temannya yang lain. Ada Pa Mahendra, Pa Ade dari CLC Sapi 2. Saya langsung diajak jalan-jalan makan malam. Tempat makan malam kali ini adalah makanan seafood. Mantap. Rencananya saya akan disini sampai mereka pulang ke Indonesia.[]
Lanjut Hari Ke-79 DISINI.