Sunday, November 12, 2017

7 Kali Cap, Go To Brunei || Hari Ke-97

Bus ke Brunei
arifsae.com - Bus datang pagi, jam 6 sudah bersiap. Saya bangun lebih awal, perhitunganya pasti antri kalau mepet. Jam 4 sudah saya siapkan. Perjalanan panjang akan saya lakukan. Dan tentunya pengalaman pertama keluar dari Brunei setelah sekian bulan hanya berkutat di Sabah.

Perjalanan panjang dimulai jam 7 pagi setelah semuanya memastikan siap dan naik bus semua. Kami memulai cerita ke Brunei saat ini dengan ditemani hujan disepanjang jalan. Jalur yang kami lalui melewati Sipitang. Dan karena di Malaysia termasuk negara bagian, maka ketika masuk ke ngara bagian lainnya harus di cap passportnya. 

Dan Cap pertama dimulai ketika memasuki Sarawak. Negara bagian Malaysia yang berbatasan langsung dengan Sabah dan Brunei. Hampir sama dengan Sabah, negara bagian Sarawak ini juga sebagian besar merupakan perkebunan sawit. Bahkan katanya, lebih baik dari Sabah secara ekonomi.
Tugu Masuk Sarawak
Perbedaan yang paling terasa adalah dari benderanya. Kalau bendera Sabah didominasi warna biur dan putih, negari bagian Sarawak didominasi kuning, merah dan hitam.

Setelah masuk Sarawak dikenakan cap, begitu juga dengan keluar Sarawak juga dikenakan cap. Kami jadi seperti berbebut denga teman-teman yang lain seperti berlomba-lomba untuk turun dan naik bus. 
Datang di Sarawak

Setelah keluar Sarawak, akhirnya masuk ke Brunei. Tapi Brunei yang kecil karena tempat yang akan kami tuju berada di ibu kota Brunei, Bandar Sri Begawan. Masuk Brunei dan tidak lama kemudian keluar lagi. Masuk sarawak, dan Keluar Sarawak. Hingga akhirnya masuk ke Brunei yang kami tuju. Inilah keseruan teman-teman ketika masuk dan keluar cap.






Momen Antrian Cap
Jadi kalau ditotal, kami melakukan 7 kali cap passport untuk sampai di Brunei. Pemandangan pertama ketika memasuki Brunei adalah keindahan kotanya. Brune merupakan negara kaya di kawasan Asia Tenggara. Jadi ketika memasuki Brunei, sangat jarang ditemui motor karena hampir semua memiliki mobil.

Disini juga tidak ada angkutan online seperti Grab dan Uber. Tidak ada kendaraan umum, kalau kita mau kemana-mana harus menggunakan mobil sewa dan harganya bisa dipastikan mahal. Kami sampai di Brunei sore hari, sekitar jam 5 sore, sambil menunggu bus jemputan, kami lakukan foto-foto terlebih dulu dipinggir pantai.
Kamar Pilihan 
Sayang, panitia memilihkan hotel yang jauh dari pusat kota. Lebih dikatakan sebagai motel, karna memang sederhana. Disini tidak seperti di Malaysia, sebagian besar memang orang melayu yang bahasanya hampir mirip denga orang Indonesia. Banyak juga orang Indonesia yang merantau kesini.

Kamar pilihan saya dengan Pa Radin dan Pa Rahmat yang akan menemani kamar dalam beberapa hari kedepan. Kami hanya berbincang-bincang dihotel, karena tidak bisa kelaur kemana-mana. Lumayan uuntuk istirahat. Besok akan langsung ke lokasi untuk mengurus visa kami.[]


Lanjut Hari Ke-98 DISINI.