Tuesday, November 14, 2017

Setelah Visa Selesai, Lanjut Wisata Brunei || Hari Ke-99

Masjid Omar Ali Saiduddien
arifsae.com - Yes. Agenda hari ini memang jelajah. Apalagi kawan-kawan hampir semua setuju. Meski tidak semua kawan setuju, karena ada beberapa teman yang memang memilih untuk tetap tinggal di hotel saja. Ya kami yang ikut juga tidak bisa memaksa.

Jam 6 pagi sudah siap-siap. Dan kordinator kawan-kawan untuk wisata saat ini adalah Pa Reri. Dan sebelum memulai jelajah hari ini, kami memesan sarapan terlebih dulu. Mahal memang. Untuk satu kotak saja 5 Dolar, terlihat murah, tapi kalau dirupiahkan 50 Ribu. 

Ya namanya bonus, mumpung urusan visa sudah selesai, harga mahal tak jadi soal, yang penting hati senang. Setelah sarapan selesai, jam 9 bus yang sudah dipesan datang, dan siap untuk jelajah. Kami semua memulai hari ini tanpa beban mengurus visa lagi, karena sudah diselesaikan semua kemarin.
Memulai Jelajah
Lokasi tujuan kita memang menuju ke lokasi-lokasi yang menjadi ikon di Brunei. Pertama kami menuju ke Masjid Jame' 'Asr Hassanil Bolkiah. Lokasinya masih di Bandar Seri Begawan. Masjid ini merupakan masjid nasional bersama masjid Omar Ali Saifuddien yang setelah ini kami datangi.

Menurut sejarah, masjid ini merupakan wakaf dari Sultan Brunei saat ini (2017), Sultan Hassanal Bolkiah, yaitu sultan ke-29 Brunei. Masjdi ini dibangun mulai tahun 1988 dan selesai pada tanggal 14 Juli 1994 yang diresmikan oleh Sultan sendiri.
Di Gerbang Masjid
Pertama kali melihat masjid ini kesan pertama adalah kemegahan yang luar biasa. Katanya, bangunan ini dapat menampung jamaah 5.000 jamaah sekaligus dan menjadi masjid terbesar negara ini. Istimewannya lagi, masjid ini memiliki 29 emas kubah dan empat menara dengan ketinggian 58 meter. Luar biasa kan?

Tidak heran, Brunei memang negara kaya yang punya bangunan-bangunan mewah. Salah satunya adalah masjid ini. Kami puas melihat-lihat bangunan masjid, dari kanan, samping kanan dan kiri. Pokoknya puas dengan selfi dan foto-foto. 
Di Depan Masjid Hassanil Bolkiah
Setelah puas di Masjid Jame' 'Asr Hassanil Bolkiah, kami melanjutkan masjid nasional lainnya yang menjadi salah satu icon di Brunei, Masjid Omar Ali Saifuddien. Kami melanjutkan perjalanan kesana sekitar jam 11 siang, lokasinya juga tidak terlalu jauh, masih di Bandar Seri Begawan.

Perjalanan kami lewati, tak lelah menikmati jalan-jalan yang Brunei yang tertata rapi. Hingga sampai disana pas adzan Dhuhur berkumandang. Kesannya lebih luar biasa lagi, katanya, masjid ini merupakan masjid yang terunik Asia Pasifik yang menjadi penarik pelancong dan menjadi mercu atau icon Brunei.
Didepan OAS
Kalau masjid pertama diperuntukan untuk sultan saat ini, sedangkan masjid Omar Ali Saifuddien III yang merupakan sultan Brunei ke-28. Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 1958 dan menjadi salah satu contoh seni modern Islam.

Menjadi istimewa lagi, masjid ini dibangun ditepi Sungai Brunei, yang memiliki menara yang terbuat dari marmer dan kubah utama yang berlapis emas. Disekeliling ada taman, pohon-pohon dan pancuran air yang sangat indah. Ada kapal yang berarsitektur Tionhoa yang penuh dengan ukiran. Disini ada jembatan yang menghubungkan dengan Kampong Ayer.

Selesai di masjid OAS, kami berjalan sedikit untuk ke Mall yang tidak jauh dari masjid ini. Disini harganya mahal-mahal, dan saya tidak beli apa-apa. Saya memilih bergabung dengan Pak Devi Rahman dan kawan-kawan untuk memisahkan diri dan berkeliling di Kamong Ayer.

Namanya sama dengan Kampung Air di Kota Kinabalu, tapi berbeda denga di KK, kalau disini benar-benar kampungnya ada di atas ari, sama dengan kampung yang ada di Kalimantan.

Kami menyewa perahu. Biayanya 20 Dolar. Dan kami diajak berkeliling Kampong Ayer. Luar biasa, bangunan yang tertata ini rapi. Hampir tidak ada sampah diekitar sini. Kalaupun ada pasti sedikit.
Pak Devi Rahman
Menjadi istimewa disini, kami diajak melaju kencang oleh abang yang mengendarai motor. Ini memacu adrenalin, luar biasa. Selain menikmati keindahan Kampong Ayer, juga mengasah rasa adrenalin. Sempat berhenti di hutan mangrov, ada buaya yang berkeliaran disana. 

Luar biasa. Pengalaman yang mengasikan di Kampong Ayer. Kami turun, kembali ke bus yang sudah ditunggu jam 2 siang. Lokasi kami berikutnya adalah ke Pantai Muara.
Pantai Muara
Di Pantai Muara kami sampai jam 5 sore. Dan Solat disana. Sebenarnya pantainya tidak jauh beda dengan di Indonesia. Bahkan lebih banyak tempat pantai yang jauh lebih indah. Kami hanya habiskan untuk berfoto ria di pantai Brunei. Bersama kawan-kawan angkatan 8 yang lain.

Agenda hari ini selesai, kami berniat pulang. Tapi terlebih dulu makan malam, supaya dihotel tidak makan lagi. Disini tempatnya khusus makanan. Dan banyak sekali orang Indonesia disekitar sini. Bayak juga yang berbahasa Jawa, jadi benar-benar terasa di Indonesia.
Makan Malam
Makanannya juga enak, mirip makanan Indonesia, beda dengan masakan Malaysia yang khas dengan kari nya. Makan malam tidak terlalu lama, karena kami sudah lelah jelajah satu hari di Brunei. 

Kami tutup dengan jalan-jalan di Mall. Tidak tahu juga nama Mallnya. Tapi memang mahal. Jadi tetap tidak beli apa-apa. Alhamdullilah untuk hari ini. Lelah tapi juga banyak hikmah.[]


Lanjut Hari Ke-100 DISINI.