Penulis
arifsae.com - Hari ini ujian akhir semester 1, seluruh CLC di Sabah benar-benar sibuk. Termasuk CLC Terusan 2. Saya pagi-pagi harus ke Andamy untuk mengantarkan soal. Disana mereka sudah siap menunggu.
Anak-anak yang jarang berangkat juga harus berangkat, kalau mau mendapatkan nilai. Mereka antusias untuk mmengerjakan, meskipun jarang masuk sekolah, karena ada yang sudah bekerja, ada yang membantu orang tua dan ada juga yang mengasuh adeknya.
Selesai jam 11 siang, saya dan Bu Aji menuju ke Terusan 1. Menemui guru pamong CLC Terusan 2, untuk menyerahkan soal-soalnya kepadanya. Biarlah dia yang mengurus di TKB Terusan 1, saya yang mengurus di Terusan 2.
Kami meneruskan ke Sapi untuk belanja keperlan yang memang sudah habis, sayuran, dan saya menemukan buah dukuh. Buah langka yang memang jarang ditemukan disini. Harganya juga mahal, tapi untuk mengobati kangen makan dukuh, saya beli saja.
Setelah itu saya pulang. Di rumah ternyata sudah ada anak-anak. Ramai sekali kelihatanya, ternyata mereka sedang mempersiapkan jebakan untuk Nana. Dia katanya ulang tahun, ya sudah saya tawarkan saja mereka untuk bekerjasama.
Jam 7 malam, Nana datang kerumah, anak-anak sudah bersembunyi didalam kamar. Saya kerjain habis dia. Saya pura-pura marah, Fikar saja sampai mengira saya marah betul. Sedang dipuncak marah, dan rasanya sudah berhasil membuat Nana menangis, anak-anak keluar membawa kue ulang tahun.
Dan Nana menangis lagi. Sukses untuk membuat kejuatan ulang tahun Nana. Dia guru pamong yang luar biasa, membantu sekolah dengan rasa ikhlas. Itulah kesan saya kepada dia.[]
Anak-anak yang jarang berangkat juga harus berangkat, kalau mau mendapatkan nilai. Mereka antusias untuk mmengerjakan, meskipun jarang masuk sekolah, karena ada yang sudah bekerja, ada yang membantu orang tua dan ada juga yang mengasuh adeknya.
 |
| Suasana Ujian |
Selesai jam 11 siang, saya dan Bu Aji menuju ke Terusan 1. Menemui guru pamong CLC Terusan 2, untuk menyerahkan soal-soalnya kepadanya. Biarlah dia yang mengurus di TKB Terusan 1, saya yang mengurus di Terusan 2.
Kami meneruskan ke Sapi untuk belanja keperlan yang memang sudah habis, sayuran, dan saya menemukan buah dukuh. Buah langka yang memang jarang ditemukan disini. Harganya juga mahal, tapi untuk mengobati kangen makan dukuh, saya beli saja.
Setelah itu saya pulang. Di rumah ternyata sudah ada anak-anak. Ramai sekali kelihatanya, ternyata mereka sedang mempersiapkan jebakan untuk Nana. Dia katanya ulang tahun, ya sudah saya tawarkan saja mereka untuk bekerjasama.
Jam 7 malam, Nana datang kerumah, anak-anak sudah bersembunyi didalam kamar. Saya kerjain habis dia. Saya pura-pura marah, Fikar saja sampai mengira saya marah betul. Sedang dipuncak marah, dan rasanya sudah berhasil membuat Nana menangis, anak-anak keluar membawa kue ulang tahun.
Dan Nana menangis lagi. Sukses untuk membuat kejuatan ulang tahun Nana. Dia guru pamong yang luar biasa, membantu sekolah dengan rasa ikhlas. Itulah kesan saya kepada dia.[]
Lanjut Hari Ke-120 DISINI.
