Saturday, December 26, 2020

Asal Usul Nama Desa Selakambang

Desa Selakambang (dokpri)

arifsae.com - Pada zaman dahulu, di Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah tepatnya di Kecamatan Kaligondang terdapat 2 desa yang berbatasan langsung yaitu Desa Pagerandong dan Desa Selamanik. Kedua desa tersebut hanya dibatasi oleh sebuah sungai yang bernama sungai Lebak,  kedua desa tersebut masing-masing dipimpin oleh seorang tokoh masyarakat setempat yang sering mereka sebut dengan “sesepuh”. 


Desa Pagerandong dipimpin oleh sesepuh yang bernama Eyang Adi Menggala sedangkan Desa Selamanik dipimpin oleh sesepuh yang bernama Eyang Purwasuci. Pada zaman tersebut sesepuh dianggap memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga ia sangat disegani oleh masyarakat dan dipercaya oleh masyarakat untuk menjaga keamanan desa dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dulunya Eyang Adi Menggala dan Eyang Purwasuci berasal dari satu perguruan yang sama. Menurut masyarakat sekarang masyarakat pada zaman dahulu banyak yang mempunyai kekuatan-kekuatan magis yang jarang dimiliki oleh orang zaman sekarang.


Seiring berjalannya waktu, terjadi sebuah konflik antara Desa Pegerandong dan Desa Selamanik, yaitu masyarakat dan sesepuh Desa Pagerandong menginginkan adanya perluasan wilayah ke daerah Desa Selamanik, akan tetapi tentunya masyarakat dan sesepuh Desa Selamanik tidak memperbolehkan, oleh karena itu terjadilah perang besar antara kedua desa tersebut, perang kedua desa tersebut bukan hanya tentang perang fisik melainkan juga saling mengadu kesaktian masing-masing.


Dengan kekuatan yang dimiliki oleh Eyang Adi Menggala, Eyang Adi Menggala menyebatkan sapu tangan yang dimilikinya kemudian terjadilah hujan batu di Desa Selamanik mulai dari batu yang berukuran kecil sampai batu yang berukuran sangat besar dengan jumlah yang tidak sedikit. Melihat desanya tidak aman, Eyang Purwasuci pun tidak tinggal diam, ia berusaha untuk menghalau batu-batu tersebut menggunakan kesaktian dari keris yang ia miliki, pada awalnya Eyang Purwasuci dapat mengembalikan hujan batu yang dikirim oleh Eyang Adi Menggala, akan tetapi, karena jumlah batu yang berjatuhan sangat banyak, Eyang Purwasuci tidak bisa mengembalikan semua batu-batu tersebut ke Desa Pagerandong sehingga masih banyak batu yang berada di Desa Selamanik sampai saat ini.


Diantara batu-batu yang tertinggal tersebut ada sebuah batu yang sangat besar yang tertinggal di Sungai Lebak, namun ada keanehan pada batu tersebut yaitu batu tersebut mengapung di atas Sungai Lebak. Menurut masyarakat, batu tersebut mengapung karena kekuatan suci yang dimiliki oleh Eyang Purwasuci, melihat kesaktian yang dimiliki Eyang Purwasuci sangat besar, akhirnya niat Eyang Adi Menggala untuk memperluas Desa Pagerandong pun dibatalkan.


Semenjak ada batu sangat besar yang mengapung di Sungai Lebak, nama Desa Selamanik di ganti menjadi desa Selakambang, yang pada dasarnya kata “Selakambang” berasal dari dua kata, yaitu Sela yang punya arti batu, dan Kambang yang punya arti terapung, sehingga jika digabungkan memiliki arti “Batu yang Mengapung” sampai saat ini pun batu besar tersebut masih berada di Sungai Lebak, ukuran batu tersebut memanglah sangat besar sekitar 4 kali lebih besar dari ukuran rumah pada zaman dahulu, hanya saja keadaan batu tersebut sekarang sudah tidak mengapung seperti cerita masyarakat dahulu, batu tersebut berada pada tengah-tengah dan diputari oleh Sungai Lebak.


Akibat konflik Desa Pagerandong dan Desa Selamanik tersebut, menimbulkan larangan terhadap para keturunan untuk saling menikahkan antara warga Desa Pagerandong dan Desa Selamanik. Menurut masyarakat dahulu, jika hal tersebut dilanggar maka kedua keluarga tersebut akan mendapat musibah dan penyakit tertentu.


Kepercayaan masyarakat akan kekuatan gaib yang dimiliki batu besar tersebut masih tersisa sampai saat ini dengan adanya bukti masyarakat yang masih melakukan ritual-ritual khusus pada malam hari terutama pada malam Jumat Kliwon dengan tujuan-tujuan tertentu.


Sumber Referensi : 

Wawancara dengan Mbah Robiati dan http://catkil.blogspot.co.id/2012/03/asal-mula-nama-desa-selakambang.html pada tanggal 12 November 2016.

Penulis Irma Rachmawati

UNTUK MEMBELI BUKU ASAL USUL 80 NAMA DESA PURBALINGGA DISINI