Saturday, April 28, 2018

Dari Pantarlih LN ke Bandar Sandakan || Hari Ke-264

Atribut Pantarlih
arifsae.com - Jam 9 sudah ribut, kawan-kawan sudah mulai berdatangan ke Al Kafi. Kabarnya orang-orang Konsul sudah mulai berdatangan. Saya dan Pak Bima yang santai akhirnya segera meluncur ke Al Kafi. Ternyata benar, mereka sudah datang, juga kawan-kawan yang lain.

Saya baru bertemu dengan orang-orang konsul, bahkan dengan orang yang sering berhubungan dengan saya, Pak Zul. Kami bersalaman dan berbincang-bincang dengan kawan-kawan, seperti dari guru-guru dari Sapi 2, Pamol, Monsok, dan beberapa kawan dari guru lokal dan mandor.
Makan Bersama
Kami memesan makanan sesuai selera, dan berbincang-bincang. Setelah kumpul semua, Pak Riyan memulai rapat pantarlih ini. Intinya adalah, kami diamanahkan sebagai petugas Pantarlih untuk mencari data terbaru bagi para pekerja Indonesia yang ada di Ofic-Ofic. Kendala-kendala yang ditemui menjadi hal yang disampaikan juga, seperti orang-orang Indonesia yang tidak memiliki Passport atau pendatang ilegal.

Saya juga sudah melaporakan hasil kerja saya. Ternyata, kawan-kawan yang lain belum sama sekali kerja. Hanya saya saja yang sudah mencari data, kata Pak Zul, Terusan 2 dijadikan semple. Memang dibandingkan dengan estete-estete lain, Terusan 2 dianggap paling lengkap. Kami juga diberikan berbagai atribut Pantarlih, identitas dan surat tugas. Identitas dan surat tugas ini tentunya diperlukan ketika ke ladang-ladang yang belum kita kenal, sehingga bisa dipercaya pihak ladang.
Diskusi Data
Di sela-sela makan, Pak Riyan bertemu dengan seseorang. Dia bertemu dengan petinggi Kilang Minyak Sapi. Mereka berbicara sebentar, dan akhirnya mengajak kami semua untuk mengadakan rapat di Kilang Sapi. Pengalaman baru tentunya. Saya sering lewat tempat ini, tapi sama sekali belum masuk kedalam. Mungkin kawan-kawan yang lain juga sama.

Kami diarahkan masuk ke ruangan ber-AC, luas dan nyaman. Berbeda dengan di Al Kafi tadi yang tentunya udaranya panas. Kami rapat disini. Menyelesaikan segala sesuatu, terutama tentang tanda tangan yang harus kami isi. Disamping itu, ada kaos dan uang untuk transportasi. Lumayan buat menyambung hidup ditengah krisis keuangan.
Meluncur Ke Bandar
Selesai rapat, mereka berpamitan. Kami berfoto bersama dan berjanji akan bertemu beberapa minggu kemudian. Saya dan Pak Bima sebelum pulang ke Terusan 2, akan menuju ke Sapi 2 untuk mengambil soal Paket yang sudah diserahkan tempo hari. Setelah itu baru saya pulang ke Terusan 2. Dasarnya Pak Bima, baru beberapa menit istirahat, saya diajak untuk ke Bandar Sandakan. Agak ragu, tapi Pak Bima menawarkan sensai beda, menaiki motor ke Bandar Sandakan.

Saya tertarik. Sekali mencuci baju, saya sanggupi permintaan Pak Bima untuk ke Bandar. Pengalaman pertama yang akan mengesenkan, atau malah melelahkan? Biarlah. Kami meluncur ke Bandar, jaraknya sekiar 150 km. 2,5 jam perjalanan, akan sangat menguras tenaga. Kami berangkat jam 16.30, dan 2 kali istirahat.
Rehat di Hotel
Istirahat pertama di Chek Point, kami makan dulu untuk mengisi tenaga. Saya memesan Coto Makkasar. Pak Bima sempat bertemu dengan kenalannya di Pamol. Sampai di Bandar jam 20.00 malam. Sampai Bandar, kami langsung mencari hotel City Star untuk menyimpan barang-barang. Karena setelah ini, kami akan melanjutkan mencuci baju.

Sambil menunggu selesai, kami minum-minum di kedai pinggir pantai. Menikmati suasana malam. Meski badan terasa remuk, karena ini pengalaman pertama. Benar-benar melelahkan. Setelah selesai semua, kami menuju ke hotel. Saya tidak sabar ingin istirahat. Entahlah kalau Pak Bima, dia nampaknya akan begadang. Memang tidak ada rasa capai nya. Hari ini benar-benar menguras tenaga. Mari istirahat di kasur empuk hotel.[]
Lanjut Hari Ke-265 DISINI.