Wednesday, January 6, 2021

Bagian Bangunan Kraton Surakarta Part 3 #Habis

arifsae.com - Artikel kali ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya PART 2 DISINI. Semoga bermanfaat.

***


Kompleks Kamandungan Ler

Kompleks ini merupakan area terdepan kraton dari sebelah selatan. Area ini menurut banyak orang sebagai Icon Kraton Surakarta. Hal ini dilihat dari ornament yang unik sehingga menjadikannya sangat menarik. Ada perpaduan bangunan Panggung Sangga Buana yang menjulang tinggi dengan ukiran-ukiran menawan. Untuk masuk kedalam Kompleks Kamandungan Ler, harus melewati pintu utama kraton berupa Kori Branjanala atau Kori Gapit.


Kori Brajanala merupakan gapura masuk utama yang dikelilingi dinding Benteng Baluwarti. Pintu gerbang ini dibangun oleh PB III tahun 1744 dengan bahan kayu Jati kualitas super. Bangunan atapnya berbentuk Joglo Semar Tinandhu. Pada era PB III, Kori Bajanala selalu dijaga oleh 8 orang Abdi Dalem di pos penjagaan. 

Kemandungan Ler
Sumber kesolo.com

Dari Kori Brajanala, terlihat jelas bangunan megah berornamen khas ukiran Surakarta yang diberi nama Bangsal Kamandungan. Disini ada pelataran luas yang diberi nama Bale Rata. Bangsal Kamandungan merupakan tempat prajurit Kraton Surakarta bertugas untuk mengecek para tamu kerajaan yang akan masuk kedalam kraton. Petugas ini dinamakan Jajar Mendung. 


Disini juga ada bangunan Gita Swandana, yaitu tempat untuk menyimpan tunggangan raja seperti mobil atau kuda. Bangunan ini berada di sebelah Kori Kamandungan. Kori Kamandungan merupakan pintu utama yang menghubungkan Kompleks Kamandungan menuju ke kompleks kraton lainnya, Sri Manganti.

Kompleks Sri Manganti

Setelah membahas tentang Kompleks Kamandhanagan Lor, maka setelah melewati Kori Kamandhungan akan ada area Sri Manganti. Sri Menganti sendiri mempunyai arti mengajak atau menggandeng. Ada juga yang mengartikan sebagai menanti, atau tempat menunggu. 


Area ini terdiri dari dua bagian bangunan, bangunan pertama dinamakan Bangsal Smarakatha yang letaknya sebelah barat, dan sebelah timur ada Bangsal Marcukundha. Bangsal Smarakatha dulu digunakan untuk tempat menunggu pegawai menengah keatas yang akan menghadap raja. Sekarang tempat ini dijadikan tempat untuk berlatih kesenian dan pedalangan.

Bangsal Smarakhata
(sumber: merbabu.com)

Sedangkan sebalah timur ada Bangsal Marcukundha, yaitu tempat berbentuk limasan yang terletak diseblah timur kompleks Sri Manganti. Dulu bangsal ini duguanakn untuk pelantikan pegawai dan pejabat baru. Sekarang tempat ini digunakan untuk menyimpan Krobongan Madirenggo yaitu tempat untuk melakukan Sunat bagi putera Susuhan. 


Disini juga ada panggung Sangga Buana yaitu bangunan bertingkat 5 lantai yang dulunya digunakan untuk meditasi raja. Secara folosofi, panggung Sangga Buana dianggap sebagai Lingga dan Kori Sri Menganti dianggap sebagai Yoni. Menurut kepercayaan Jawa, Lingga-Yoni merupakan lambang kesuburan umat manusia. 

Sri Mengantai
(sumber: kesolo.com)

Kompleks Sri Menganti ini merupakan salah satu jalan untuk memasuki tempat utama kraton, Kompleks Kedathon. Pintu yang harus dilewati adalah Semar Tinandu, atau sering dikenal dengan Kori Sri Manganti. Kori Sri Menganti ini terdapat hiasan berupa Sri Makuta Raja yang menjadi logo bagi Kasultanan Surakarta. Disamping kanan dan kiri Kori Sri Menganti terdapat relief berupa lambang pria dan wanita.


Dari semua bangunan yang ada di kompleks ini, Bangsal Sri Menganti menjadi bagian paling penting, karena bagian ini merupaka bagian ruang tunggu raja yang menungggu raja lain yang akan berkunjung ke kraton. Diatas pintu sebelah kanan bangsal Sri Menganti ada lambang kerajaan yang merupakan Candra Sangkala Memet yang berbunyi, “senjata kasalira rasaning narendra” yang berarti seorang raja memiliki kewajiban mendamaikan pertikaian dan menciptakan perdamaian. 

Kmpleks Kedathon

Kompleks Kedhaton merupakan inti dari bengunan kraton. Untuk memasuki kompleks ini, bisa melalui Kori Sri Manganti. Karena termasuk inti kraton, maka tidak semua orang bisa dengan mudah memasukinya. Untuk wisatawan hanya diperbolehkan dihalaman depan saja. Dihalaman depan ini banyak terdapat Pohon Sawo Kecik, yang mempunyi makna serba baik.

Depan Kedhaton
(Sumber: kesolo.com)

Bangunan tertinggi disini bernama Panggung Sangga Buwana yang berbentuk menara segi delapan, terdiri dari lima lantai setinggi 35 meter. Pada zaman dulu, tempat ini digunakan untuk melakukan meditasi raja, serta untuk mengawasi benteng Vastenburg VOC Belanda yang berada didepan Gladak Kraton. Pada puncak bangunan, terdapat arah mata angin yang dikendarai manusia sambil memanah. 


Dikompleks ini terdapat Sasana Sewaka yang digunakan untuk upacara adat, seperti Tingalan Jumeneng atau Grebeg. Bangunan ini merupakan peniggalan Kraton Kartasura sebelum pindah ibu kota. Didepan Sasana Sewaka terdapat berbagai bangsal yang berjejer dari utara ke selatan, Bangsal Bujana berfungsi menjamu pengikut tamu kerajaan, Bangsal Pradangga untuk menabuh gamelan dan Bangsal Musik untuk pertunjukan seni musik. 

Arsitekturnya dirancang menghadap ke timur, sebagai perlambangan kekuasaan raja. Bangunan yang terdapat di Sasana Sewaka seperti Maligi, Paningrat, Paningrat Bedhayan. Disebelah selatan ada Sasana Handrawira, digunakan untuk perjamuan raja dengan tamu agungnya. Tempat ini juga digunakan untuk acara-acara umum seperti seminar, talk show dan lainnya.


Sebelah selatan Sasana Handrawina terdapat Sasana Pustaka, yaitu perpustakaan kerajaan dan juga tempat untuk menyimpan barang-barang hadian yang diberikan kepada raja. Tidak semua orag bisa mengakses bangunan yang terdiri dari dua lantai ini, butuh ijin khusus untuk memasukinya. Disebelah barat, ada bangunan yang menjadi inti dari Kedhaton. Bangunan inti ini menjadi tempat penyimpanan berbagai pusaka kerajaan dan tahta raja yang menjadi simbol kebesaran kerajaan, nama tempat ini adalah Ndalem Ageng Prabasuyasa.

Sasana Sewaka
(sumber: kesolo.com)

Disini juga terdapat Masjid Pudyasana, yaitu masjid yang digunakan oleh para keluarga kraton. Disinilah tempat pensucian jenazah raja-raja yang mangkat. Masih dikompleks ini, ada bangunan yang digunakan oleh para putra putrei garwo ampeyan atau selir raja. Mereka diperbolehkan tinggal disini sampai dewasa, kalau sudah dewasa mereka harus pindah ke tempat yang lain. 

Kompleks Magangan

Magangan atau Kamagangan berakar dari kata Magang. Tempat ini sesuai dengan akar katanya digunakan untuk para calon Abdi Dalem atau pegawai kerajaan untuk berlatih, ujian penerimaan dan apel kesetiaan. Proses ini dilalui para calon sebelum diterima sebagai pegawai tetap kerajaan. 

Kemagangan
(Sumber: kesolo.com)

Ditengah-tengah Pandapa Kemagangan, terdapat bangsal yang dipakai untuk melakuka Pisowanan Abdi Dalem perempuan. Sekarang, kompleks ini sering digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara kebudayaan. 

Kompleks Kamandungan Kidul

Kori Gadungmlathi digunakan untuk keluar dari area Kemagangan. Ada bangunan Kamandungan Kidul ketika keluar dari Kamagangan. Kompleks ini digunakan untuk melakukan ritual upacara pemakaman raja ataupun permaisurinya. 

Kori Brojolo Kidul

Seperti halnya kompleks Kamandungan Lor, di kompleks ini terdapat kori sebagai pintu gerbang untuk keluar dari komplkes. Gerbang itu dinamakan Kori Brojonolo. Kori ini diapit oleh bangsal kecil, Bangsal Nyutra dan Bangsal Mangundara. Gerbang ini juga menghubungkan dengan jalan Supit Urang yang menjadi penghubung antara Kemandhungan Kidul dengan Siti Hinggil Kidul.

Kompleks Siti Hinggil Kidul

Didalam kompleks ini terdapat bangunan terbuka yang dikelilingi oleh pagar besi pendek. Bangunan-bangunan disini lebih sederhana dibandingkan denga bangunan kraton lainnya. Filosofinya, melambangkan perjalanan spiritual, yaitu bersatunya manusia dengan Tuhan sehingga harus meninggalkan kemewahan dan keinginan duniawi. 

Siati Hinggil Kidul
(kesolo.com)

Disekitar Siti Hinggil Kidul, terdapat Alun-Alun Kidul yang dulu sering digunakan untuk sarana hiburan bagi keluarga raja atau latihan keprajuritan. Di sini juga terdapat sepasang pohon beringin yang berada ditengah-tengah alun-alun. Sebagai wilayah privat kerajaan, alun-alun ini dikelilingi oleh tembok tinggi dan disekitar lokasi terdapat rumah para bangsawan kerajaan.

Alun-alun

Dilingkungan ini juga terdapat sebuah bangunan kecil yang digunakan sebagai tempat untuk memelihara hewan pusaka Kebo Bule yang diberi nama Kyai Slamet. Pintu gerbang untuk keluar dari kawasan kraton ini dinamakan Gapura Gading. []

HABIS TAMAT