Saturday, June 30, 2018

Memasarkan Pasar Tradisional Pada Anak Sejak Dini

Pasar Tradisional (dokpri)
arifsae.com - Biasanya, hari minggu merupakan agenda rutin untuk berbelanja ke pasar. Ya, biasanya agenda mengajak anak ke Pasar Tradisional menjadi wajib setiap liburan tiba. Kalau tidak ke Pasar Kutawis ya ke Pasar Kejobong, Purbalingga-Jawa Tengah.

Tentu saja tujuan utamanya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, terutama sayur dan bumbu dapur. Dulu, ketika kecil saya juga sering diajak orang tua ke pasar. Dan saya ingin melakukan hal yang sama. 

Mungkin dulu lebih susah, karena untuk menunju ke pasar harus mencari akses kendaraan yang lumayan jarang. Beda dengan sekarang, yang hampir setiap rumah sudah memiliki motor.

Namun, sekarang keberadaan Pasar Tradisional sedikit terancam, dan tentunya eksistensi pasar ini merupakan sesuatu yang harus dipertahankan. Tidak mudah memang, karena kondisi hodup masyarataat saat ini lebih condong kepada kehidupan pragmatis dan konsumtif. Maunya serba instan dan tidak mau repot.

Banyak juga yang tak mau kotor-kotor dan bau-bau, apalagi harus ke pasar. Kondisi ini tentu tidak lain dan tidak bukan dipengaruhi dengan keberadaan mini market-mini market yang menyebar subur hampir diseluruh pelosok kecamatan.
KUD di Pasar Kutawis (dokpri)
Inilah kesempatan kita, sebagai orang tua, untuk memperkenalkan Pasar Tradisional kepada anak kita sejak dini. Karena keberadaan pasar tradisional ini jauh ada sebelum Indonesia merdeka. Bahkan sejak manusia purba mengenal jual beli.😀

Harus di ingat, kalau kita belanja di Pasar Tradisional, maka disamping menghidupkan roda ekonomi masyarakat kecil, juga sebagai penyambung kehidupan masyarakat banyak. Berbeda ceritanya ketika belanja di mini market, jelas hanya membuat kaya segelintir orang pemilik modal.
Penjual Tahu dan Naya (dokpri)
Itulah salah satu alasan dari sisi ekonomi, mengapa harus belanja ke pasar tradisional. Bukan berarti tidak boleh belanja ke minimarket, tapi jangan lupakan juga pasar nenek monyang kita. Hitung-hitung menjaga tradisi dan melestarikan budaya jual beli tradisional ini.

Percayalah, banyak manfaat untuk anak-anak. Selain mengajarkan proses jual beli, juga mengenalkan aneka bahan-bahan masakan. Apalagi kalau dia perempuan, akan sangat membantu untuk mengajarkannya cara memilih bahan masakkan.

Disamping itu, harganya juga sangat..sangat murah. Tentunya semuanya jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan harga di mini market atau mall yang harganya lebih mahal, padahal tidak jauh kalah kualitasnya. Hanya beda tempat saja.
Kangkung, Sayur Faforit Keluarga (dokpri)
Selain itu, dengan membawa anak ke pasar, kita bisa melatih cara bersosialisasi dengan orang banyak. Mengajarkan sosialisasi kepada anak akan melatih dia kuat dengan lingkungan baru dan tidak gagap dengan situasi baru yang keramaian.

Dengan sosialisasi ini, secara tidak langsung menumbuhkan rasa percaya dirinya. Biasanya malah anak akan mengeksplor isi pasar, seperti wilayah permainannya saja. 

Terkadang saya menyuruh anak untuk membayarkan barang-barang yang sudah dibeli. Meski hanya menyerahkan uang, tapi ini akan mengasah percaya dirinya sejak dini.
Mengakhiri di Pasar (dokpru)
Masih banyak sebenarnya manfaat mengajak anak ke pasar tradisional. Jadi jangan ragu. Ajaklah anak ke Pasar Tradisional, sempatkan itu, meski hanya seminggu sekali.

Tapi pastikan, kondisi anak juga harus benar-benar fit ya. Tidak bisa dipungkiri, kalau kondisi pasar kadang kotor, tapi kata emak, "Berani Kotor Itu Baik."😍

Bagaimana? Sepakat kan? []