Desa Lamuk adalah salah
satu desa yang terletak di Kecamatan Kejobong, Kabupaen Purbalingga. Di Desa
Lamuk terdapat 2 SD dan 2 Madrasah yaitu SD N 1 Lamuk dan SD N 2 Lamuk,
sedangkan madrasahnya ada MI Muhamadiyyah Lamuk dan Mi Ma’arif Lamuk. Di Desa
Lamuk masih terdapat banyak sawah dan masih sangat asri dan udaranya sangat
sejuk. Di desa ini terdapat 6 Grumbul antara lain yaitu Grumbul Alasmalang,
Grumbul Lamuk, Grumbul Rawakeong, Grumbul Siduda, Grumbul Maribaya, Grumbul
Kanjut. Di Desa Lamuk terdapat 7 sumur, yang antara lain adalah Sumur Beji,
Sumur Kembang, Sumur Waru, Sumur Siwaru, Sumur Kerikil, Sumur Sirah, Sumur
Balung.
Nama
Lamuk sendiri berarti putih,besih,bersinar dan bercahaya. Menurut cerita
rakyat, pada zaman dahulu ada seseorang bernama Karta yang berasal dari
Yogyakarta, orang tersebut berkelana dengan tujuan untuk menuntut ilmu matahari
atau indra keenam kepada Aulia Allah Kanjeng Syaih Maulana Magribi, untuk
menuntut ilmu tersebut dibutuhkan waktu 30 hari dengan mengikuti perjalanan
matahari mulai dari terbit sampai terbenam matahari, namun berkat rido Allah
SWT Karta sudah mendapatkan ilmu matahari atau ilmu indra (penglihatan) keenam
pada hari ke 29 di sebuah desa yang terdapat tempat tinggi atau gunung kecil,
Karta mendapatkan ilmu matahari atau indra keenam dengan ditandai keluarnya
darah dari matanya.
Setelah Karta
mendapatkan ilmu matahari atau indra keenam tersebut, Aulia Syaih Maulana
Magribi memberi gelar Karta menjadi Wangsa Karta. Ilmu matahari atau ilmu indra
yang diperoleh Wangsa Karta agar digunakan menjadi Killa yang berarti
dekat, dekat dengan Sang Maha Pencipta. Artinya kalau orang di daerah tersebut
ingin selamat dunia akhirat maka harus berakhlakul karimah dan dekat dengan
Allah SWT. Sehingga menjadi nama Indrakilla, sehingga Wangsa Karta
memberi nama daerah tersebut Lamuk agar orang yang tinggal di daerah tersebut
selalu suci dan bersih. Lalu, Wangsa Karta juga memberikan nama tempat tinggi
atau gunung kecil tersebut Gunung Indrakilla. Wangsa Karta memberikan nama
Lamuk tersebut pada hari Selasa, 9 September 1525 Masehi dan memberikan nama
Gunung Indrakilla pada 09 Desember 1530 Masehi.
Pada tahun 1947 sudah
mulai ada pemilihan Kepala Desa. Kepala Desa yang pertama adalah Bapak
Martawiredja yang menjabat menjadi Kepala Desa sejak tahun 1947 sampai 1986,
beliau menjabat sebagai Kepala Desa selama 39 tahun. Kepala Desa yang kedua
adalah Bapak Mikun Hadijono yang menjabat menjadi Kepala Desa sejak tahun 1986
sampai 1994, beliau menjabat selama 8 tahun. Kepala Desa yang ketiga adalah
Bapak R. Miftachudin yang menjabat sebagai Kepala Desa sejak tahun 1994 samapai
2002, beliau menjabat selama 8 tahun. Kepala Desa yang keempat adalah Bapak
Bachrudin S.Pd. yang menjabat menjadi Kepala Desa sejak tahun 2002 sampai 2012,
beliau menjabat selama 10 tahun. Dan yang kelima atau yang masih menjabat
sampai sekarang adalah Bapak Drs. Gana,beliau menjabat sejak tahunn 2012 dan masa jabatannya akan berakhir dalam
waktu 6 tahun atau tahun 2018. Pada Sabtu 29 Oktober Desa Lamuk berusia 491
tahun, untuk merayakan hari jadi Desa Lamuk diadakan pagelaran Wayang yang
dihadiri Bupati Purbalingga.
Sumber Referensi:
Wawancara oleh Bapak Gana selaku Lurah
Desa Lamuk pada tanggal 20 Oktober 2016.