Saturday, December 19, 2020

Metode Iqro Mendunia Part 6 #SeriBiografiKHAs'adHumam

Cover belakang Iqro

arifsae.comTulisan ini adalah rangkaian buku "Mengenal Tokoh Penggagas Buku Iro". Bagian ini adalah lanjutan dari bagian Part 5 DISINI. Tulisan ini adalah lanjutan bab berikutnya. Semoga bermanfaat...

***

Setelah diresmikannya Team Tadarus AMM sebagai Balitbang LPTQ Nasional, maka semakin cepat pula perkembangan TKA-TPA Al Quran dengan menggunakan metode Iqro. Hal ini didukung oleh organisasi-organisasi Islam yang ada di Indonesia seperti Badan Koordinasi Pemuda dan  Remaja  Masjid Indonesia  (BKPRMI)  yang  menjadikan pengembangan TKA-TPA sebagai salah satu program utamanya.


Dari situlah TKA-TPA tumbuh subur diseluruh provinsi di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Data yang direkap pada tahun 1995 menunjukan bahwa tercatat ada 30.000 unit TKA-TPA dengan santri tidak kurang dari 6 juta. Disatu sisi, dengan bayaknya TKA-TPA diseluruh Indonesia, maka didirikan Kursus Tartil Quran untuk melatih para calon ustadz dan ustadzah sebagai pengajar para santri.


Perkembangan pesat dari metode Iqro ini terdengan kenegara tetangga. Karena setahun sesudah diresmikan sebagai Balitbang LPTQ Nasional, tepatnya pada bula Juli hingga Agustus 1992, rombongan Kementrian Pendidikan Malaysia yang terkesima melihat keberhasilan  metode Iqro di TKA-TPA AMM dari dekat, meminta Team Tadarus AMM untuk mengirimkan anggotanya guna  memberikan penataran  metode  Iqro.  Penataran  itu sendiri ditujukan kepada 550 guru agama Sekolah Rendah yang datang dari 9 negara bagian di Malaysia. Akhirnya H Jazir dan HM Budiyanto dipercaya oleh KH As’ad Humam untuk memenuhi permintaan tersebut.


Dari penataran tersebut kemudian metode Iqro diujicobakan secara klasiklal dibeberapa Sekolah Rendah di Malaysia. Setelah 2 tahun berlalu, dan terbukti keberhasilan penggunaan metode Iqro, maka mulai tahun ajaran 1994/ 1995 metode Iqro secara resmi digunakan sebagai muatan kurikulum kelas satu Sekolah Rendah diseluruh Malaysia.


Bahkan Pemerintah Malaysia juga meminta Team Tadarus AMM mengirimkan ustadz dan ustadzahnya untuk mengajar Iqro disana, sekaligus bertindak sebagai supervisor. Untuk memenuhi permintaan tersebut pada tanggal 12 Januari tahun 1995 dikirimkan 7 orang ustadz yang bertindak sebagai duta bangsa  atas  biaya dari  pemerintah  Malaysia  selama  2  tahun.  Disana mereka mendapatkan fasilitas perumahan, asuransi kesehatan, dan gaji dengan nominal 700 Ringgit Malaysia kurs saat itu, setiap bulannya.


Bersamaan dengan itu pula, metode Iqro juga berkembang di Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Philipina. Di Singapura diperkenalkan pada bulan Agustus 1992 oleh H Jazir dan HM Budiyanto dalam  perjalanan  pulang  mereka dari  Malaysia. Sedangkan di Brunei Darussalam dikenalkan oleh H Jazir pada tahun 1993, dan di Thailand serta Philipina dikenalkan oleh H Ali Soenhaji  pada tahun  itu pula. Bisa dikatakan metode ini telah menjadi metode yang paling banyak dipakai di negera-negara Asia Tenggara.

Bersambung...Part 7 DISINI.