Friday, December 11, 2020

Team Tadarus AMM Part 3 #SeriBiografiKHAs'adHumam

ccover buku Iqro

arifsae.com - Tulisan ini adalah rangkaian buku "Mengenal Tokoh Penggagas Buku Iro". Bagian ini adalah lanjutan dari bagian Part 2 DISINI. Tulisan ini adalah lanjutan bab berikutnya. Semoga bermanfaat..

***

Kondisi sakit yang dideritanya KH As’ad Humam, praktis tidak bisa mengadakan kegiatan besar lagi di Yogyakarta. Sementara itu kondisi kesehatan KH As’ad Humam juga tak lagi memungkinkan untuk bisa  beraktifitas seperti sebelum beliau sakit, kondisi  pengajian  anak-anak  juga  tak  lagi  semarak. Sehingga pada tahun 1983, KH Asad Humam memunculkan ide untuk menghimpun anak-anak muda  yang  mempunyai  keterpanggilan hati untuk menghidupkan pengajian anak-anak di wilayah Selokraman dan sekitarnya.


Anak-anak muda itu kemudian pada tahun 1983 dihimpun oleh KH Asad Humam dalam satu wadah yang diberi nama olehnya Team Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Musholla atau yang lebih dikenal dengan nama Team Tadarus AMM Yogyakarta. Nama itu masih digunakan hingga saat ini.


Nama Team Tadarus AMM tercetus untuk pertama kalinya saat berlangsung acara tadarus yang diselenggarakan oleh pengasuh pengajian anak-anak An-Nur Karang Prenggan Kotagede. Pada saat itu KH As’ad Humam hadir bersama 5 orang aktivis dan 30 orang pengasuh pengajian setempat yang ikut hadir. Hal itu dilatari oleh fakta bahwa ternyata para pengasuh tersebut belum mampu membaca Al Quran dengan baik.


Sejak saat itulah nama Team Tadarus AMM dipakai untuk menyebut nama kelompok aktivis ini. Dari Team Tadarus AMM inilah, ide-ide pembaharuan metode belajar membaca Al Quran yang dilontarkan oleh KH Asad Humam menjadi semakin matang karena banyaknya mendapatkan kritik dan masukan dari anak-anak muda ini.


KH Asad Humam dalam hal ini memerankan dirinya sebagai seorang kiai transformasional yang bersifat memotivasi, mengubah, menggerakkan dan mengarahkan pengikutnya ke tingkat intelektual dan spiritual yang lebih tinggi. Jadi, kapasitas KH As’ad Humam selain menggagas, juga ikut mengajar, serta menyebarkan apa yang digagasnya.


Fokus  kegiatan  Team  Tadarus  AMM  ini  adalah  menggerakkan agar setiap masjid dan musholla terselenggara unit-unit jamaah tadarus dengan pola kegiatan yang sama, minimal seminggu sekali dengan sistem tadarus keliling antar rumah jamaah. Dengan menggunakan kendaraan yang ada, anggota Team Tadarus AMM ini menyebar dan memantau gerak masing-masing jamaah yang ada pada malam dimana diadakan aktifitas tadarus keliling.


Saat itu, KH Asad Humam memiliki empat buah motor dan dua mobil yang telah lengkap dengan sopir dan uang bensinnya untuk keliling menyebarkan ilmu ke pelosok-pelosok Kotagede.


Setiap malam Kamis, Team Tadarus AMM berkumpul di sekretariat yang juga rumah KH As’ad Humam untuk memberikan laporan dan evaluasi. Team inilah yang terus mengembangkan wilayah geraknya tak hanya di wilayah Kotagede, namun merambah ke hampir seluruh Yogyakarta, bahkan merembes ke Jawa Tengah. Awalnya setelah dibuat buku Iqro, kemudian disebarkan oleh AMM melalui Darling, teman dagang, dan lainnya yang sifatnya getok tular.


Perjalanan dan usaha KH As’ad Humam beserta Team Tadarus AMM dalam pemberantasan buta huruf Al Quran melalui program TKA dan TPA serta penggunaan metode Iqro, menjadikan banya tokoh masyarakat, organisasi sosial, maupun lembaga pendidikan dari daerah lain yang menginginkan pengembangan  dan  penggunaan  sistem  dan metode tersebut, sehingga tak mengherankan jika sejak tahun 1990, Team Tadarus AMM terus menerus kebanjiran tamu dari berbagai daerah baik perorangan  maupun  kelompok. Mereka  datang  ingin  melihat  langsung program pelaksanaan TKA dan TPA oleh Team Tadarus AMM.


Dalam melakukan sosialisasi dengan lingkungannya,  terutama dalam  menyebarkan  metode  Iqro  yang disusunnya, KH As’ad Humam telah sukses memerankan posisinya secara struktur sosial sebagai seorang elite agama yaitu dengan kemampuannya mentransformasikan ajaran agama dan atribut yang dipunyainya, sehingga memudahkan diri dan kelompoknya diterima oleh kelompok dibawahnya. Disamping itu, diterimanya elite agama oleh masyarakat juga karena pandainya ia mensosialisasikan dirinya kedalam lingkungan masyarakat.


Demikian juga dengan permintaan untuk  mengadakan pelatihan dan penataran-penataran pengelolaan TKA dan TPA beserta metode Iqro yang berdatangan  dari lembaga-lembaga  TKA  dan  TPA  di  seluruh  penjuru tanah air yang ingin menggunakan sistem seperti TKA-TPA AMM. Hal ini dimungkinkan karena melihat keberhasilan Team Tadarus AMM dalam mengembangkan TKA-TPA dengan metode Iqro.


Akhirnya dengan didorong oleh keinginan untuk menjadikan TKA-TPA sebagai gerakan nasional yang memiliki dasar hukum yang kuat, maka LPTQ Nasional tertarik untuk menetapkan Team Tadarus AMM sebagai Balai Penelitian dan Pengembangan Baca Tulis Al Quran LPTQ Tingkat Nasional di Yogyakarta. Ketetapan ini diambil lewat musyawarah nasional LPTQ yang ke  VI  di  Yogyakarta,  dan  keputusan itu dikukuhkan  lewat  SK  LPTQ Tingkat Nasional Nomor 1 tahun 1991, tertanggal 7 Februari tahun 1991.


Peresmian Team tadarus AMM menjadi Balai Litbang Pengajaran Baca Tulis Al Quran LPTQ Nasional ini dilakukan sendiri oleh Mentri Agama H. Munawir Sadzali pada tanggal 10 Februari 1991 di  Sekretariat  TKA-TPA  AMM. Peresmian itu sendiri dihadiri oleh utusan-utusan peserta Musyawarah Nasional LPTQ dari seluruh Provinsi di Indonesia.


Sejak saat itu metode Iqro benar-benar merambah keseluruh penjuru tanah air. Kerjasama dengan pemerintaha sebenarnya tidak pernah KH As’ad Humam memintanya. Termasuk ketika beliau akan dianugerahi penghargaan oleh pemerintah, beliaupun menolaknya dengan alasan bahwa tidak hanya dia yang berjasa dalam mengembangan pembelajaran Al Quran, namun banyak orang-orang yang dinilainya pantas untuk mendapatkannya.  


Menjaga  jarak  dengan  penguasa  sepertinya  difahami betul oleh KH As’ad Humam, mengingat beliau paham betul akan konsekwensinya. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa metode Iqro yang disusunnya didalam penyebarannya juga ada andil besar dari pemerintah, namun semua itu bukanlah karena beliau meminta kepada pemerintah untuk melakukan hal itu. Lebih karena ketertarikan pemerintah untuk memakai metode Iqro dalam rangka mensukseskan program-programnya.[]


Bersambung...Part 4 DISINI.